Senin, 31 Oktober 2011

Nyongkolan Tradisi Pernikahan Ala Pulau Lombok


Setiap daerah mempunyai tradisi unik dalam merayakan pernikahan sepasang pengantin, seperti nyongkolan yang merupakan tradisi yang berasal dari Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berikut catatan singkat Saya mengenai nyongkolan jika ada kekurangannya tolong kritik dan sarannya .

Nyongkolan adalah salah satu kegiatan kebudayaan yang berasal dari Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Nyongkolan merupakan kegiatan mengiring pengantin dari suatu tempat ke rumah istri/suami. Nyongkolan umumnya hanya dilakukan oleh pihak keluarga si Pria. Atau bisa juga pihak keluarga wanita yang menjemput pengantin pria namun biasanya hal ini jarang dilakukan, kecuali jika dana mencukupi atau dengan alasan lain yang menyebabkan pengantin harus diiring dua kali.

Nyongkolan di Mataram Lombok NTB

Nyongkolan diramaikan oleh pengiring yang sebagian besar sebagai anak muda. Mereka ikut untuk meramaikan kegiatan nyonkolan dengan menari-nari mengikuti musik yang dibawakan oleh artis-artis nyongkolan. Untuk pengiring wanita biasanya berada di bagian depan rombongan, sedangkan pengiring pria berada di barisan belakang. Mereka mengenakan pakaian adat khas Lombok, baju berwarna hitam menggunakan sarung yang pemakaiannya dari perut sampai sekitar lutut yang memiliki warna hitam. Sedangkan aksesoris di kepala menggunakan sapu tangan warna hitam yang disusun dan di pasang menyerupai blangkon.
 Sedangkan untuk pengiring laki-laki dan yang masih muda posisinya berada didepan pengiring musik dan mereka siap berjoget-joget. Kadang dalam pelaksanaan nyongkolan, pengiring meminum tuak yang dapat mengakibatkan mabuk. Sehingga dapat dilihat ketika berada di jalan mereka seolah sedang berada di dalam diskotik namun  pada saat nyongkolan ini mereka harus mengkondisikan keadaan diskotik dengan diskotik jalanan yang penuh dengan kotoran kuda cidomo (kendaraan tradisional di lombok kalau di Jawa mirip dengan dokar/ andong). Para pengiring ini harus rela berjalan antara 2 sampai tiga kilometer, itu merupakan jarak yang umum ditempuh oleh orang yang mengikuti acara nyongkolan. Saya sebagai orang luar tidak habis pikir kenapa mereka sanggup untuk berjoget dengan menempuh jarak yang jauh seperti itu. Nyongkolan sangat sehat untuk anak muda yang ingin melatih fisik mereka. Karena para pengiring nyongkolan dilakukan dengan kerja fisik  yaitu dengan berjalan jauh ditambah lagi dengan berjoget sepanjang jalan. Para pengiring merupakan sanak saudara maupun para tetangga desa. Untuk sekali acara nyonkolan umumnya semua pemuda dari suatu kampung terlibat. Tak jarang jika kita bertemu  rombongan nyongkolan di jalan dan lantas jalan menjadi macet dan kendaraan yang berpapasan yang masuk kedalam rombongan nyongkolan sulit untuk lewat. Bisa saya perkirakan untuk jumlah orang setiap kali ada acara nyongkolan ratusan orang , untuk jumlah pastinya diperkirakan sekitar duaratusan orang.
Untuk acara pernikahan yang paling sederhana ala orang Lombok dengan tradisi nyonkolan memakan biaya sekitar lima juta rupiah. Biaya tersebut digunakan untuk menyewa grup musik kecimol, biaya makan peserta, dan biaya lainnya. Nyongkolan merupakan kegiatan yang tidak wajib untuk dirayakan. Tetapi sebagian besar orang Lombok melakukan acara tersebut agar acara pernikahan berlangsung meriah, karena kebiasaan tersebut sudah mengakar kuat dalam masyarakat Lombok jika tidak dilaksanakan maka akan terasa ada yang kurang acara pernikahannya. Tetapi mengingat kondisi social ekonomi masyarakat Lombok yang menurut Saya masih perlu untuk ditingkatkan, Saya merasa kasihan. Seandainya uang yang digunakan  acara pernikahan tersebut digunakan untuk membantu biaya ekonomi sang pengantin sentelah menikah mungkin akan membantu masa depan sang pengantin. Misalnya saja untuk modal kerja. Sehingga setelah sang pengantin memasuki dunia kemasyarakatan bisa tetap bertahan ditengah arus persaingan yang semakin berat. Komposisi untuk acara nyongkolan antara lain yaitu untuk biaya sewa kelompok penabuh maupun penyanyi yang memakan biaya sekitar tiga juta rupiah dan dan juga biaya lainnya, misalnya  untuk acara makan-makan para pengiring yang berpartisipasi dalam acara tersebut.

Nyongkolan tidak ada artinya jika tidak ada music. Music disini yang menghidupkan suasana nyongkolan. Ibaratnya sayur asam tanpa garam itulah peran music dalam kegiatan nyongkolan. Music dimainkan oleh sekelompok orang yang memang sudah menjadi pekerjaannya. Ibaratnya di Jawa ketika akan mengadakan organ tunggal harus menyewa dulu kepada orang yang pekerjaannya sebagai pengiring organ. Instrumen music yang dipakai terdiri dari perangkat music tradisional dan perangkat music modern. Untuk instrumen tradisional disebut dengan istilah gendang belek atau kecimol, yaitu seperangkat alat yang terdiri dari gendang, suling  maupun gong kecil yang ditabuh secara beriringan. Sedangkan instrument music modern terdiri dari keyboard maupun bagian dari drum seperti snardrum atau treble.  Kemudian alat tersebut diangkut menggunakan pickup/gerobak dorong yang diatasnya ditaruh speaker yang besar agar suara bergelegar. Diatas pick up/gerobak dorong seorang keyboardis memainkan lagu sedangkan drum, gendang, suling gong kecil dimana pemain yang memainkannya dengan  berjalan kaki. Gaya memainkan musiknya sebagian besar bergenre dangdut koplo. Jadi walaupun lagu asli yang dinyanyikan bergenre pop maupun rock tetapi diaransemen oleh para seniman menjadi gaya koplo. Untuk lagu yang dibawakan dalam acara nyongkolan meliputi nyanyian daerah setempat dan lagu-lagu popular nasional. Untuk lagu tradisional biasanya hanya terbatas lagu-lagu yang sering dinyannyikan di acara Lombok TV seperti lagu dari penyanyi Erni, saya sering mendengarnya namun tidak tahu namanya maupun makna dari lagu tersebut. Sedangkan lagu popular biasanya menggunakan lagu yang memiliki daya tarik bagi orang Lombok, seperti lagunya Wali yang berjudul “bukan bang toyib” yang merupakan lagu favorit bagi warga Lombok. Kalau di Lombok untuk mengenal apakah suatu lagu diterima baik atau tidak kita bisa melihatnya dari lagu-lagu yang dibawakan masyarakat saat ada acara nyongkolan. Semakin sering suatu lagu dibawakan dalam acara nyongkolan maka lagu tersebut memiliki rating yang tinggi atau menduduki chart teratas bagi warga Lombok.
Kegiatan nyongkolan di Mataram Lombok NTB
Walaupun acara tersebut sudah turun temurun  beberapa generasi, tetapi antusias warga untuk menyaksikan acara tersebut tergolong tinggi. Setiap kali ada acara nyongkolan, trotoar di pinggir jalan dipenuhi oleh warga setempat yang ingin menyaksikan sepasang pengantin di arak keliling kampung. Para penonton tersebut dengan usia yang bervariasi mulai dari usia balita sampai dengan usia jompo. Sedangkan jika dilihat dari jenis kelamin yang menyaksikan acara tersebut memang didominasi oleh kaum perempuan. Kaum laki-laki hanya terbatas pada usia muda atau orang yang memang secara kebetulan lewat jalan yang dilalui oleh iring-iringan peserta nyongkolan.

Walaupun terkesan sebagai kegiatan tradisional nyongkolan banyak mendapat kritik treutama dari para ulama maupun cendekiawan muslim daerah setempat. Mereka berpendapat bahwa kegiatan tradisional tersebut banyak disalahgunakan oleh anak-anak muda yang ikut nyongkolan untuk mencari kesempatan minum tuak. Tuak yaitu sejenis minuman yang memabukan. Tuak dibuat dari nira pohon aren yang diberi ragi untuk fermentasi. Banyak kalangan ulama yang menyayangkan sikap para generasi muda yang suka hura-hura termasuk kegemaran para generasi muda yang ikut acara nyongkolan dengan acara minum tuak lalu mabuk dan berjoget joget sepanjang jalan.

Walaupun kritikan datang tetapi antusias warga untuk mengadakan acara nyongkolan tidak pernah putus. Nyongkolan merupakan salah satu kegiatan adat yang hanya dimiliki oleh pulau Lombok. Kalau toh diluar Lombok ada kegiatan mengiring pengantin tapi namanya lain bukan nyongkolan. Seiring dengan berjalannya jaman dan masuknya pengaruh luar kedalam masyarakat Lombok kegiatan nyongkolan tetap berjalan namun dengan penyesuaian penyesuaian yang baru, misalnya digunakan instrument music modern maupun mengguakan pengeras suara atau menggunakan kendaraan untuk mendukung acara tersebut.

Nyongkolan merupakan sebagai sebuah indentitas budaya masyarakat Lombok. Apa jadinya jika suatu masyarakat tanpa adanya identitas, mungkin masyarakat yang tanpa identas tersebut berusaha untuk mencari referensi budaya lain, bisa baik ataupun bisa buruk. Tetapi masyarakat Lombok masih mempertahankan budayanya ditengah gerusan modernism, mereka berusaha untuk memunculkannya kedalam nilai masyarakat modern. Saat ini pulau Lombok didengungkan oleh pemerintah setempat untuk menjadi daerah wisata yang akan menjadi pesaing Bali dalam memperoleh kunjungan wisata. Dengan banyaknya wisatawan yang masuk perlu pemunculan identitas tradisional setempat untuk bisa mengimbangi pengaruh budaya asing yang semakin tahun diperkirakan akan semakin besar. Sehingga pengaruh negative dari budaya barat tidak akan membuat luntur nilai dan norma masyarakat setempat. Justru masyarakat setempat akan mengambil kebaikan dari kunjungan para wisatawan yang akan akan berkunjung ke Lombok.

Kamis, 20 Oktober 2011

Menikmati Malam di Kampung Solor Kupang NTT


Suasana malam hari di Kampung Solor Kupang

Menikmati suasana malam di Kota Kupang rasanya belum lengkap jika kita belum mengunjungi tempat-tempat penting di Kota itu. Berikut pandangan  pribadi Saya mengenai Kampung Salor di Kupang NTT yang Saya kunjungi ketika ke Kupang pada Bulan Agustus 20011.

 Dalam tulisan ini Saya tidak akan menguraikan mengenai kuliner apa yang Saya santap. Mungkin itu tugasnya blogger cewek yang lebih detail menceritakan mengenai jenis hidangan apa yang  dimankan bentuk makanannya seperti apa, rasanya bagaimana, bumbunya apa dsb. Kalau Saya kali ini akan menceritakan mengenai suasana kehidupan malam di Kampung Solor seperti  tempatnya, keadaannya, maupun orang-orang yang berada disini berdasar dari pengamatan mata, hidung, telinga dan mata.

Daerah kupang merupakan daerah yang didominasi oleh batuan karang. Karena saking banyaknya batu karang yang hampir ada disetiap sudut kota membuat udara dikota ini menjadi panas. Jangan harap Anda yang berasal dari luar  ketika datang ke kota ini bisa bertahan menggunakan pakaian yang tebal. Terutama siang hari, suhu udara begitu menyengat meskipun itu Anda berada didaerah teduh sekalipun. Ya itulah keunikan yang dimiliki salah satu kota di  bagian timur Indonesia. Setiap kota pasti memiliki keunikannya masing-masing yang membedakan dengan kota-kota lainnya.

Ikan yang dijual di Kampung Solor Kupang

Bukan cuma keunikan suhu udaranya yang tinggi, Kupang juga memiliki keunikan di bidang tempat mencari makan. Namanya adalah Kampung Solor, yang letaknya tepat di tepi pantai. Bisa dibayangkan sendiri menunya jika tempat itu di tepi pantai,  ya daging kambing, sapi, sate dlll ..eh salah ya.. maksudnya ada berbagai jenis hasil tangkapan laut, ada ikan, kerang, cumi dan lain sebagainya.
Untuk mengunjungi Kampung Solor tidak terlalu sulit, dari pusat kota sekitar seperempat jam, jalan yang dilaluinya pun tergolong baik, tidak macet seperti Jakarta. Kita bisa kesana menggunakana kendaraan pribadi, atau menggunakan angkutan taxi, maupun ojek. Saya tidak melihat tanda-tanda kalau kampung tersebut pada malah hari dilalui angkot.
Pasar malam di Kampung Solor buka setiap hari mulai dari pukul enam sore sampai larut malam, bukanya tergantung kepada pembeli. Jika ada pembeli walaupun itu sudah pada akan tetap dilayani, tetapi jika sudah pukuk dua malam tidak ada pembeli pedagang disini sudah mulai mengemas barang dagangannya. Masakan yang dihidangkan di Kampung Solor umumnya tidak jauh berbeda dengan tempat yang lain baik rasa maupun menunya, entah karena Saya sendiri yang tidak memperhatikan atau karena saking lahapnya karena pas waktu itu sedang puasa Bulan Ramadhan, sehingga tidak sempat untuk memperhatikan secara detail.
Tidak mungkin Saya jauh-jauh dari Jawa diajak oleh teman kesini ika bukan karena keunikannya. Menurut pengamatan Saya, ada beberapa keunikan yang dimiliki oleh Kampung Solor.

1. Letaknya di tepi laut. Kampung Solor berbatasan langsung dengan laut, kata temanku yang tinggal di Kupang, Kampung Solor dekat dengan Teluk Kupang, lanjut lagi jika Saya melompati toko yang ada di samping Saya pada waktu itu, Saya akan langsung tercebur ke laut. Untuk orang yang biasa hidup di Kota-Kota di Jawa sangat sulit untuk menemukan daerah makan ikan yang letaknya dekat dengan laut dan  tempat itu   menyediakan berbagai jenis makanan yang berasal dari laut   yang lengkap. Kalau di Jawa ikan hasil tangkapan nelayan dibawa ke warung-warung makan dengan jarak yang tidak pendek, kecualai jika suatu Kota memiliki tempat tertsendiri sebagai TPI, sepserti kota Surabaya, Cirebon, Semarang, Tegal, Cilacap, dan kota-kota lainnya di luar Jawa. Tetapi kalau itu kota Bogor, Bandung, Jogja, Solo, Malang dan kota-kota lain yang tidak memiliki wilayah pantai, ikan yang di sajikan sudah melalui proses trasportasi yang jauh, sehingga kesegaran ikan menjadi berkurang. Katanya sih ikan yang sudah tidak segar kandungan vitamin maupun protein nya sudah berkurang.
Pada waktu itu angin bertiup sepoi-sepoi lumayan untuk sekedar untuk menggoyangkan rambut Saya yang sudah mulai panjang, sampai  membuat tubuh Saya mejadi sejuk sejenak, memang suhu udara di tepi pantai lebih sejuk jika dibandingkan dengan daerah yang berada di pedalaman, hal ini karena angin didaerah pantai lebih kencang. Hal ini bisa mengobati penyakit sumuk/gerah yang Saya alami seharian itu. Kalau di Kuapang ingin menikmati suhu udara yang cocok dengan tubuh Kita ya saat malam hari itu. Janganlah berharap jika siang datang untuk mendapatkan ketenangan badan, karena yang ada badan selalu siap untuk mengeluarkan keringat.

2. Tempat penjual dan pembeli ada di tengah jalan.

Kalau di Jogja setiap hari minggu terutama di Jalan Soemantri H., yang letaknya disebelah timur masjid Kampus UGM  di tutup khusus untuk pasar pagi. Jalan itu ditutup dari pukul lima sampai dengan pukul sembilan pagi. Tahu-tahu ternyata di Kupang juga ada yang mirip dengan yang ada di Jogja tadi. Di Kupang ada satu jalan yang ditutup untuk masyarakat kupang menjual berbagai jenis makanan maupun masyarakat yang ingin mencari makan malam. Kalau gak salah Pasar Makan Malam di Kampung Solor itu letaknya di Jalan Garuda. Seluruh sisi jalan dari ujung sampai mentok jalan Garuda semua digunakan oleh para pedagang yang menjajakan makanannya. Lapak dagangan diangkut menggunakan gerobak kemudian ditata dipinggiran Jalan, menatanya pun membuat jalan tersebut menjadi sesak. Keseluruhan panjang jalan tersebut sekitar seratus meter. Disepanjang sudut jalan Garuda, malam hari itu tidak ada tempat yang kosong , dari penjual makanan, pembeli, tukang parkir, atau orang-rang yang hanya ingin sekedar jalan-jalan semua tumpah ruah di jalan tersebut. Sayang panjang jalan tersebut hanya sekitar seratus meter coba jika ditambah lagi jalan yang ada disekitarnya untuk ikut dijadikan pasar makan malam, pasti akan tambah ramai lagi dan pasti akan ada lebih banyak pedagang maupun pembeli yang ada di sini.

3. Menrurut Saya tempat ini merupakan angkringannya orang Kupang.

Jika di Jawa orang biasa mengenal angkringan untuk makan nasi kucing, tetapi orang Kupang pada ngangkring di sisni untuk menikmati suasana malam hari sembari makan makannan yang berbau laut. Orang-orang kupang ada yang membawa keluarganya, teman, atau rekan kerja, untuk saling mengakrabkan hubungan diantara mereka. Mereka saling mengobrol mengenai suatu hal sambil menyantap makanan yang disediakan disana. Mungkin ini yang di cari, mengapa orang-orang pada mau berbondong-bondong untuk datang kesini. Setelah mereka seharian sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, adakalanya mereka membutuhkan tempat yang enak untuk saling mengakrabkan dengan saudara dan handai taulan.
Suasana malam hari di Kampung Solor Kupang. Mereka menikmati santapan berupa hasil laut
4. Saya bisa melihat orang muslim disini.

Kupang atau NTT mayoritas penduduknya menganut agama Kristen, baik itu Kristen Protestan, maupun Kristen Katholik. JIka kita menyusuri jalanan di Kupang maka tempat ibadah yang mudah ditemui adalah gereja. Saya sangat jarang sekali melihat masjid atau pura, maaupun tempat ibadah yang lainnya.
Hal yang juga Saya heran yaitu pedagang sisini sebagian besar berasal dari luar Kupang, entah karena kesalahan pengamatan Saya sendiri atau memang Saya kurang bertanya-tanya lebih  kepada pedagang. Yang saya tahu pedagang yang melayani Saya dan teman-teman kemarin berasal dari Jawa Timur. Kalau di lihat dari mukanya memang mereka berasal dari luar wilayah Kupang. Kalau orang Kupang memiliki warna kulit yang lebih gelap dan berambut keriting. Berbeda dengan orang-orang yang berasal dari pulau Jawa yang pada umumnya memiliki warna kulit sawo matang dengan rambut yang lurus.
Pasar Kampung Solor menurut Saya merupakan tempat di Kupang yang menjadi ajang untuk bertemunya berbagai jenis etnis. Waktu Saya makan disana banyak melihat bule yang sliwar-sliwer lewat jalan Garuda . Katanya sih para bule yang berada di Kupang lagi trasit mau ke/dari dari Pulau Komodo. Di Kampung Solor tersebut Saya juga gampang sekali melihat orang yang memiliki ciri fisik berbeda dengan orang lokal sono. Jika sudah lama di Kupang dan orang yang dilihat hanya itu-itu saja maka Saya sarankan untuk mengunjungi Kampung Solor, terutama untuk orang pendatang dari Jawa yang ingin bertemu dengan para sesama perantau dari Jawa maka tetapkan pilihan Anda untuk mengunjungi Kampung Solor.

Gmbar dari Kiri : Jansen Batubara (baju biru), Aryo Ganesworo (berkacamata), Ida BAgus Alit Pawaka ( Gendut, tangannya menjulur ke dahi), Surabina Tarigan (belakang alit), Juju Juwariah (kerudung putih), Adi Syafaat (belakang juju), Edi Pranowo (berkaos putih), Budi Z Mooy (tangan sedekap), Zulherman (kaos hitam), Saya (pake jaket), Didik Prihandono (jaket coklat), Armella Praninditya ( Kerudung coklat), Hanum (kerudung putih), Diyanti Sarah A (jaket merah), Fransiska Sitompul (pegang gelas)
Tidak bisa dipungkiri bahwa sesempurna suatu tempat dimuka bumi ini tidak akan luput dari kekurangannya. Begitu juga dengan Kampung Solor, yang Saya rasakan sendiri yaitu:

1. Terlalu lama menunggu makanan. Mungkin karena si penjual kekurangan tenaga kerja jadi membuat makanannya harus dibuat oleh orang yang terbatas. Menunggunya minta ampun lamanya. Padahal perut sudah kosong dari siang. Alternatifnya yaitu Saya dan teman-teman memesan jus. Pada waktu itu Saya memesan jus sirsak. Sampai jus sirsaknya dingin, dan waktu demi waktu Saya menyedot jus tersebut yang berakibat yang sebelumnya gelas jus terisi penuh menjadi hanya tinggal separuhnya saja.

2. Lokasi disekitar makan untuk lebih diperhatiann kebersihannya. Pada waktu Saya makan di sana sesekali ada tamu yang bernama  lalat yang sesekali mencoba untuk mendekati makanan yang akan Saya santap. Walaupun dalam sejarahnya Saya sendiri sering memberikan ruang lebar bekembangnya lalat-lalat.


















Kampung

Senin, 17 Oktober 2011

Konsekuensi dan Kekecewaan dari Rasionalisasi

Menurut Webber  konsekuensi dan kekecewaan dari rationalisasi ada dua yakni (Gane, 2002)

1.    Dunia dalam perhitungan yang stabil. Dunia dikarakteristikkan dengan penyimpangan nilai-nilai oleh orang-orang penguasa
Mungkin ini diakibatkan oleh pendidikan sudah menyebar di seluruh dunia. Sudah banyak  orang  yang telah bergelar Doktor, Master atau bahkan sarjana yang jumlah tidak karuan banyak. Baiknya pendidikan akan juga diikuti oleh pemikiran masyarakat yang akan semakin maju. Karena orang dengan pendidikan yang baik sudah terbiasa dengan metode riset. Metode-metode semacam ini telah menjadi bagian dari kehidupan di dalam masyarakat modern saat ini. Setiap ada kejadian atau fenomena maka akan segera disikapi dengan pikiran dingin tidak langsung bisa disimpulkan sendiri, dibutuhkan suatu proses agar semuanya menjadi jelas. Sudah saatnya kini manusia menjadi dewasa dengan pendidikannya. Manusia seakan sudah mampu untuk memperkirakan mengenai apa yang akan terjadi. Walaupun kadang apa yang diperkirakannya belum tentu benar. tetapi meraka sudah memiliki perhitungan-perhitungan yang matang yang bisa diperkirakan dengan ilmu pengerahuan.
Pemimpin selalu membuat inovasi dalam hal bertindak untuk memerintah rakyatnya. Jaman tradisional mungkin tidak akan ditemui atau sulit sekali untuk mengetahui penyimpangan yang dilakukan oleh pimpinan. Mungkin karena jaman tradisional adalah jaman dimana masyarakat belum kritis. Dengan kata lain mereka menggantungkan hidupnya dari sikap para pemimpinnya. Jika pemimpin memerintahkan untuk melakukan sesuatu maka bisa jadi perintah tersebut akan dilakukan dengan sangat baik. Tetapi jaman sekarang ini dimana segalanya sudah trasparan, sangat sulit untuk seorang pemimpin mempermainkan keputusan yang telah dibuatnya kepada masyarakat. Pemimpin jaman sekarang adalah pemimpin yang bersifat hati-hati dengan apa yang dilakukaknnya. Kesalahan sedikit saja gampang untuk diketahui oleh masyarakat dan masyarakat akan segera untuk membetulkannya. Masyarakat akan bersikap diantaranya dengan melakukan aksi atau menyuarakannya melalui media tertentu. Jika dengan cara bersikap dengan aksi, masyarakat bisa menuangkannya dengan cara berorasi berdemonstrasi, jika dengan media tertentu masyarakat bisa menggunakan saluran informasi yang sudah ada seperti tulisan di  buku, surat kabar, blog, dan lain sebagainya
2.    Munculnya ketidakteraturan pada nilai-nilai dalam persaingan
Majunya suatu peradaban ditnadai dengan tingkat kritis warganya yang bertambah. Sesuatu yang kecil akan mudah menjadi perhatian. Mereka telah belajar untuk lebih bisa memperhatikan dirinya sendiri. Nilai individualitas menjadi lebih tinggi, penghargaan terhadap orang lain menjadi nomor yang kesekian. Segala informasi telah terbuka dan mudah didapatkan. Tidak ada yang mampu untuk membendung informasi yang berkembang semakin pesat. Walaupun informasi yang didapatkan belum tentu kebenarannya. Tetapi banyak orang yang menyakini bahwa apa yang telah didapatkanitu  benar. memang sangat sulit untuk membedakan mana informasi yang asli dan informasi yang asal-asalan.
Orang asal ingin mengambil untung dari orang lain, walaupun cara yang dilakukanya melanggar dari aturan-aturan norma yang telah ada. Norma hanya sebagai pajangan saja tidak diangagap sebagai seseuatu yang sacral. Segalanya berubah dengan cepat lawan bisa jadi kawan atau kawan bisa jadi lawan. Pemandangan seperti ini lah yang seringkita lihat sehari-hari disekitar kita. Apalagi jika kita menyaksikan televise, banyak sekali kepentingan-kepentingan yang seolah direproduksi untuk menghasilkan kekuasaan untuk orang-orang tertentu. Aturan bukan lagi sebagai sebuah aturan tetapi lebih sebagai sesuatu yang enak di lafalkan namun tidak untuk dipraktekan



sumber gambar : artrecord.com

Senin, 10 Oktober 2011

Revolusi Teknologi Komunikasi dan Informasi Di Sebuah Desa di Kebumen Jawa Tengah






Ketika masa sekolah dasar atau tepatnya 14 tahun yang lalu  saya selalu teringat dengan gambaran film dari luar negeri yang pada waktu itu orang-orang luar sudah sangat familier menggunakan komputer. Pada waktu itu saya sangat gumun  ketika melihat orang menggerakan jari-jemari mereka diatas tuts computer. Entah apa yang mereka lakukan dengan menggerakan jari dengan suara yang beriringan yang seolah seperti suara hujan yang mengenai atap seng. Dan ditambahlagi  biasanya dilakukan oleh orang-orang  yang menggunakan aksesoris kacamata berambut jabrix dengan gaya tidak karuan telah mencitrakan kepada Saya dan mungkin kepada orang luas bahwa  sosok orang yang memegang computer di film pada  waktu itu merupakan orang  jenius.

Masih juga membekas dalam ingatan Saya mengenai ‘pager”. Ada sebuah iklan dalam televisi dimana artis dalam iklan berperan sebagai kipper dalam permainan sepakbola yang tengah bersiap menjaga gawangnya dari tendangan pinalti. Pada saat sebelum tendangan pinalti dilakukan tiba-tiba saja pager sang penjaga gawang berbunyi dan  bertuliskan “ kiri” yang mengindikasikan bahwa sang penjaga gawang harus bergerak kearah kiri, dan pada saat penendang pinalti melakukan eksekusi bola terbanglah sang kiper  kearah kiri dan betul apa isi pesan dari pager tersebut yaitu  bolanya lari kearah kiri gawang dan akhirnya  penjaga gawang mampu untuk menangkap bola  tendangan pinalti, dan gawang selamat dari kebobolan gara-gara pager.







Pada waktu melihat iklan tersebut Saya berpikiran  pager ibaratnya sebuah alat yang mampu berbuat sebagai paranormal yang bisa membaca pikiran orang. Sampai suatu ketika saya bermimpi suatu saat nanti saya akan membeli pager yang akan saya gunakan untuk mengerjakan soal-soal ujian sekolah yang sulit untuk Saya pecahkan sendiri

Masih juga membekas dalam ingatan saya mengenai handphone atau HP. Dulu didalam pikiran Saya ada sebuah pertanyaan mendasar mengenai cara kerja HP yaitu kenapa HP bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam tempat yang berbeda.  Pada waktu itu saya tidak berpikiran jika membeli HP tidak akan pula membeli kartunya atau pulsanya.

Dan jawaban sementara untuk pertanyaan tadi yaitu Saya mengasosiasikan atau menyamakan HP dengan handy talkie atau HT. Saya tahu HT dari perhatian saya kepada polisi yang bertugas di Alun-alun di Kecamatan pada saat ada acara karnaval 17 Agustus. Pada waktu itu saya melihat petugas polisi yang sedang mengamankan jalannya acara sambil menenteng HT dan sesekali si Polisi berbicara sambil menjulurkan mulutnya kearah HT.







Karena ada sebagian pendidikan warga kampung Saya yang  baik terutama ada beberapa warga yang mendalami dunia elektronik sampai-sampai ada yang bisa membuat alat radio komunikasi, istilah local kampong Saya adalah “brekbrekan”. Radio dibuat dengan memasang komponen elektronika  yang dibeli dari toko yang ada di kecamatan. Komponen yang telah dipasang kemudian dimasukan kedalam kotak kayu yang bentuknya mirip dengan  kardus sepatu. Finishing modelnya terlihat asal-asalan, asal bisa bersuara dan asal bisa mengirimkan suara. Jaringannya bisa mencapai satu kabupaten bahkan ada sinyal dari luar kabupaten yang tertangkap radio brekbrekan buatan anak  kampung Saya. Sungguh sangat mengasyikan ketika pertama kali bisa melakukan hubungan dengan orang diluar sono hanya dengan menggunakan seperangkat alat radio tanpa memikirkan banyak pulsa yang terpakai.




Bertambah detik, bertambah menit,  bertambah jam, bertambah hari, bertambah bulan dan bertambah tahun semua berjalan menurut waktu yang terus berubah. Waktu juga ikut mempengaruhi cara berkomunikasi yang ada dikampung Saya. Sekarang sangat jarang ditemui orang yang mau setia dengan radio komunikasinya. Handphone sudah menyebar sangat pesat. Hampir setiap orang sudah pegang handphone mulai dari kakek nenek sampai anak SD , bahkan ada sebagian besar  orang yang pegang dua handphone. Selain harganya yang murah, handphone mudah didapatkan karena orang-orang kampong Saya sudah terjangkit virus yang bernama “jaim" ( jaga imej). Entah itu pulsanya ada  atau tidak, tetapi yang terpenting pada saat dijalan pegang HP  dilihat banyak orang . Hal itu merupakan sesuatu kepuasan yang tiada tara. Unsur prestise ikut berperan dalam memotivasi orang dalam kepemilikan HP, apalagi anak-anak muda usia baru gede.

Fungsi utama sebuah telepon seluler yaitu untuk SMS atau menelpon tetapi akhir-akhir ini dengan berkembangnya dunia internet di Indonesia telepon seluler berperan sebagai media yang mampu menhadirkan jaringan internet dengan cepat. Perkembangan tersebut juga berimbas  kepada warga  kampung Saya yang juga semakin familier dengan internet. Internet oleh anak muda kampung Saya sebagian besar hanya digunakan untuk mengakses Facebook.

Sebenarnya banyak warga kampung saya yang tidak tahu bagaiman cara memiliki akun facebook. banyak dari mereka yang meminta bantuan kepada orang lain (termasuk saya) untuk dibuatkan akun facebook. untuk awal-awal menggunakan facebook mereka rasanya masih banyak bertanya-tanya kepada orang yang lebih tahu. banyak sekali kesalahan-kesalahan yang dilakukan warga desa saya terhadap akun facebook nya. Akibatnya facebook mereka tidak bisa dibuka. untuk urusan ini umumnya mereka sangat bingung untuk mengatasinya. Dan banyak dari mereka yang akhirnya membuat akun baru lagi, namun ada juga yang meminta bantuan orang lain untuk membetulkannya. mungkin ini juga salah satu mengapa di indonesia jumlah pengguna facebook begitu banyak, yang diantaranya adalah karena banyak orang yang memilik lebih dari satu akun facebook.

Jejaring sosial seperti Facebook memang sangat berguna untuk menjalin silaturahmi dengan orang-orang yang sudah lama tidak ditemui. Banyak dari warga kampung Saya yang pergi  merantau baik untuk mencari ilmu atau bekerja. Desa Saya termasuk desa yang banyak mengirimkan tenaga kerja ke luar daerah seperti ke Jakarta atau bahkan menjadi TKI keluar negeri. Dengan menggunakan facebook mereka bisa mengikatkan kembali tali silaturahmi yang sudah lama putus. Namun tahukah bahwa selain silaturahmi, facebook oleh warga desa Saya digunakan untuk aksi "narsis". Narsis jika diartikan secara sederhana yaitu kecintaan kepada dirinya sendiri. Orang yang narsis cenderung akan menunjukan sesuatu kepada orang lain mengenai kelebihan-kelebihan yang dimilikinya . Sifat seseorang yang sedang narsis didalam facebook antara lain bisa dilihat dengan memposting gambar dirinya yang sedang berada ditempat-tempat tertentu, atau memposting gambar dirinya yang paling enak dilihat. Jika ada poto yang bisa mengganggu imejnya maka foto tersebut akan segera dihapus. Atau membuat postingan yang ingin mendapat respon karena orang lain tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukannya. Dengan tujuan akhir yaitu orang yang membaca postingan kerkagum-kagum dengan apa yang kita tuliskan di facebook.

Teknologi tentu ada sisi negatif dan sisi positifnya tergantung dari penggunanya mau mengarahkan kemana. Majunya dunia teknologi komunikasi dan informasi semestinya  bisa kita gunakan untuk memperkuat sumberdaya kita. Pemerataan jaringan ke seluruh pelosok nusantara akan sangat membantu warga masyarakat untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Diperlukan proses pendidikan agar masyarakat yang hidup di daerah bisa mengenal teknologi komunikasi dan informasi. Tentunya jika masyarakat yang ada didaerah cakap dalam menggunakan teknologi komunikasi dan informasi berarti kesenjangan akses informasi antara kota dan daerah bisa dihindari.




Desa Tanjungsari Kecamatan Kutowinangun, Kebumen

Kamis, 06 Oktober 2011

Text of Steve Jobs' Commencement address (2005)

Founder Apple
Steve Jobs adalah salah satu seniman teknologi termashur yang pernah hidup didunia. Ia dibesarkan dari keluarga yang tidak dimiliki kebanyakan orang yakni Ia banyak menghadapi banyak masalah terutama finansial sewaktu muda. Kita patut mencontoh semangat perjuangannya dalam mengubah dunia ini melalui teknologi yang lebih menarik.
Tautan dibawah ini merupakan sedikit dari inspirasi yang bisa kita dapatkan dari Steve JObs. Commencemen dibawah ini ditulis saat Steve Jobs berpidato dihadapan wisudawan Standford UNiversity,


Text of Steve Jobs' Commencement address (2005)

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo