Selasa, 02 Mei 2017

Sembilan Jam Naik Sepeda Ke Pantai Pink di Lombok

Saya berjalan dengan sepeda melewati hutan Sekaroh, di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Tengah selama kurang lebih tiga jam. Saya pergi dengan BPPTHHBK Gowes Club, grup sepeda dari kantor Litbang Kehutanan yang berada di Pulau Lombok. Saya selalu ingin melakukan perjalanan ke Pantai Pink sebelumnya menggunakan sepeda, tapi nampaknya tempat itu sangat terpencil dan menantang. Dan alhamdulillah hal ini dapat terwujud saat sebuah kelompok sepeda di kantor mengajak saya untuk berpetualang bersama mereka, saya pun merasa girang karena mendapat kesempatan untuk bergabung dengan mereka untuk pergi ke Pantai Pink.

Kami rencana nya diantar menggunakan pick up untuk mengangkut sepeda ke titik terdekat agar saat naik sepeda nya tidak terlalu jauh. Titik yang tepat berada si sekitar pertigaan Jerowaru yang mengarah ke pantai. Mulailah kami naik sepeda dengan mengatur titik finish sekitar 30 kilo meter. Jarak ini kami rasa jarak yang ideal untuk olahragawan amatir seperti Kami.

Setelah membeli makanan di pasar tradisional di desa kami tinggal, kami naik mobil MPV untuk perjalanan dua jam ke pertigaan di dekat Jerowaru. Makanan itu merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, dengan sedikit ditambah parutan kelapa dan bumbui dengan pemanis dari gula aren. Satu porsi makanan ini bisa menambah tenaga saat bersepeda selama dua sampai tiga jam. Sayangnya, jatah yang diberikan ke Saya tidak saya ambil karena sebelum berangkat sudah menikmati makan terlebih dulu di mess. Ketika teman-teman sedang menikmati makanan jajanan pasar tadi, Saya melihat  teman yang sedang makan di pinggiran sawah sebelum masuk pertigaan Jerowaru.

Setelah Kami turun dari mobil dan sepeda mulai diturunkan dari bak pick up, masing-masing dari anggota sudah siap dengan sepedanya masing-masing. Trek awal yang kami lalui sangat mudah, karena berupa dataran yang hampir tidak ada tanjakan yang berarti, bahkan sering mendapatkan bonus berupa turunan. Intinya dalam satu jam pertama treknya sangat menyenangkan. Setelah memasuki dua jam perjalanan trek yang kami lalui mulai menantang, yaitu berupa jalan tanah dan jika ada aspal, aspal sudah mulai rusak, ditambah dengan tanjakan yang sudah mulai menghadang. Selanjutnya untuk tiga jam perjalanan, trek yang kami lalui semakin susah. Yaitu berupa jalan aspal yang sebagiannya sudah rusak dan berupa kubangan air atau berupa batu besar yang ditambah dengan trek menanjak.

Petualangan dua jam di Pantai Pink, yang Kami lakukan antara lain dengan makan bekal yang telah dibeli di warung dekat penurunan sepeda, yaitu berupa nasi puyung, sedikit minum air, jalan menyusuri pantai yang berwarna pink, duduk-duduk memerhatikan wisatawan yang sedang berlibur disana, tidur tidur di hammock yang tergantung di antara Pohon di pinggir pantai, memfoto kehidupan wisatawan, membeli kelapa muda yang ampuh untuk menghilangkan dahaga setelah kita kembali di perjalanan, mengunjungi tebing yang ada di sisi sebelah kiri pantai, dan yang terakhir kita foto bersama .

Ada hal menarik yang kami rasa bisa memberi kesan hidup yaitu ketika naik  ke bukit yang berada di sebelah sisi kiri dari pantai. Disana kita bisa melihat pantai dari sudut yang lebih tinggi, seperti kita seperti penjaga pantai yang mengawasi setiap pengunjung yang sedang berlibur. Tapi kita bukan penjaga pantai, kita memosisikan diri sebagai wisatawan yang juga tidak peduli dengan pengunjung yang lain, karena kita bukan penjaga pantai. Dari atas, pemandangannya begitu manakjubkan dengan pantai indah plus dengan pulau-pulau kecil yang berada didekatnya.

Untuk keseluruhan perjalan dari awal sampai kembali lagi ke titik berangkat, Kami menghabiskan Sembilan jam. Dari itu, tidak terasa waktu habis sangat cepat. Sebagian besar, kami menghabiskan waktu di jalan itu dua jam menuju lokasi penurunan sepeda, tiga jam perjalanan menggunakan sepeda, dua jam berada di pantai dan dua jam untuk pulang.













Jumat, 07 April 2017

Menunggu Maghrib di Pantai Ampenan, Mataram, Lombok_NTB

Mengikuti ajakan orang mess untuk menemani teman-teman yang sedang penelitian di kantor, secara tidak sengaja telah membawa ku ke pantai ini untuk pertama kami. Walaupun sudah dibilang lama tinggal di Kota Mataram, akhirnya pada tahun ke empat Saya menginjakkan kaki pertama di sini. Tidak sulit untuk mencari lokasi  pantai Ampenan berada, karena berada tepat di pinggir keramaian kota tua. Yaitu kota yang dulunya digunakan oleh pelaut dari luar pulau untuk berlabuh di Mataram . Kota tua disini tidak terlalu besar, hanya saja bangunan ber arsitektur klasik membikin suasana seolah kita hidup dalam jaman pemerintah Hindia Belanda. Di kala itu, Pelabuhan Ampenan begitu ramai untuk pelabuhan sekelas Pulau Lombok,  akan tetapi kini tempat ini terlihat sepi. Sesekali kapal milik Pertamina bersandar untuk menurunkan muatannya berupa minyak untuk di simpan di dalam tangki-tangki penyimpanan  yang kemudian didistribusikan keseluruh daerah di Lombok.

Senang rasanya bisa menginjakan pertama kaki di pelabuhan legendaris di Pulau Lombok ini, apalagi waktu itu dilakukan menjelang magrib. Suasana sore terasa lantaran merupakan waktu orang-orang yang seharian bekerja melepas lelah. Pengunjung menikmati santai dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan di pantai ini.

Pedagang makanan yang berjejer disepanjang pantai menemani pengunjung yang ingin menghabiskan waktu sore baik dengan keluarga maupun orang-orang terdekat. Mungkin ada juga orang yang hanya ingin duduk duduk santai saja tanpa mengeluarkan uang karena mereka mungkin sudah membawa bekal dari rumah. Makanan disini tidak mahal, harga yang ditawarkan pedagang disini sesuai dengan kantong mahasiswa. Mulai dari makanan lokal hingga jajanan buatan pabrik dari Jawa semua ada. 

Suasana semakin ramai ketika ada sekelompok orang bermain bola di pantai berpasir. Suara orang sedang bermain bola dan suara ombak bersatu menghidupkan suasana pantai yang sore itu begitu cerah. Komposisi suara tersebut menciptakan syair nyanyian suasana pantai di pinggir kota, dimana alam dan masyarakatnya bersatu saling menciptakan keseimbangan.



Suasana sore di Pantai Ampenan

Matahari akan tenggelam, sedangkan nelayan tengah mencari ikan

Pantai Ampenan banyak dikunjungi oleh warga sekitar

Warga sekitar senang menghabiskan waktu dengan bermain sepakbola

Jumat, 17 Maret 2017

Photograph

Frame of Photograph

Cerita bisa saja luntur berubah
Dimana kepentingan mempermainkan pikiran
Dimana kekuasaan tidak lagi menciptakan persaudaraan
Dimana kekuatan tidak lagi memercayai hati nurani

Bagai siang menutup pagi
Lalu kembali lagi dan akan kembali lagi
Jika tidak dapat hari ini bisa saja di kemudian hari
Tanpa perlu risau atau gundah hati

Kami mencari udara yang di sebar Tuhan
Melihat pohon yang ditancapkan 
Melihat batu besar yang tertanam
Tapi adakalanya melihat tanah lapang

Kami selalu menyimpan photo
Dimana jarak tidak lagi panjang
Dimana waktu akan beku
Dimana kesempatan terasa baru diselesaikan

Sehingga kamu dapat menyimpan di saku mu
Yang bisa setiap saat kau lihat
Sampai kamu melihat
Sama seperti apa yang aku alami

Semoga aku bisa dapat cerita lain
Yang lebih memikat mata
Menarik hati
Dan bersyukur


Bersepeda di Pulau Lombok


Sabtu, 04 Maret 2017

Menghidupkan Institusi : Pemikiran singkat menjalankan institusi masyarakat

Pasti kita pernah melihat suatu organisasi berhenti ditengah jalan alias organisasi tersebut ada namun kegiatan tidak berjalan dengan lancar. Organisasi ini biasanya dibentuk berdasar tekanan dari  luar bukan atas kesadaran orang-orang yang berada di lingkungan tersebut. Tidak hanya menghabiskan anggaran keuangan saja akan tetapi juga tenaga yang seharusnya dapat digunakan dalam membangun masyarakat tidak dapat terlaksana. Ada beberapa alasan mengapa suatu organisasi mengalami kemunduran atau bahkan penghancuran

Dalam sebuah buku karangan Daron Acemoglu dan James A Robinson (2014) menyebutkan bahwa kegagala institusional menjadi penyebabnya. Institusional merupakan salah satu ilmu yang digunakan untuk memahami suatu aturan dapat menjalankan sebuah organisasi, apakah organisasi tersebut dapat berjalan baik atau tidak. Bisa saja, walaupun sama-sama satu wilayah, akan tetapi karena institusi yang ada pada satu daerah tidak mendukung untuk maju dapat menyebabkan kesenjangan yang nyata. Hal tersebut dapat kita lihat di Indonesia, dimana wilayah ini terbagi-bagi kedalam daerah otonom akan tetapi tidak semua wilayah dapat tumbuh dalam nilai yang sama. Ada daerah yang tumbuh lebih cepat, sedang, dan lambat. Wilayah antara Indonesia bagian barat, tengah dan timur merupakan salah satu contoh yang nyata. Selama ini pembangunan dipusatkan di wilayah barat, sehingga wilayah yang berada jauh dari pusat terutama yang berada di pelosok Indonesia timur terlihat berbeda. Janganlah hanya menyalahkan dengan jumlah anggaran yang ada, karena berapa pun jumlah anggaran yang digunakan untuk membangun tidak akan pernah cukup mampu jika tidak ada perubahan pada sisi institusional nya. Papua memiliki anggaran yang terbilang fantastis apalagi setelah adanya otonomi khusus, sehingga mendapat jatah khusus anggaran pembangunan yang jumlahnya mencapai triliyunan rupiah. Penggunaan anggaran yang tidak tepat hanya terkesan pada menghamburkan anggaran yang ada. Jika tidak ada pola perubahan dalam membangun suatu wilayah maka sampai kapanpun masyarakat di Papua akan jauh tertinggal dari daerah lainnya.

Partisipasi masyarakat merupakan faktor penting dalam menjalankan pembangunan. Karena, masyarakat setempat merupakan pelaku langsung yang mengalokasikan tenaga dan pikirannya untuk membangun wilayahnya masing-masing. Selanjutnya partisipasi tersebut harus didukung dengan iklim yang sesuai untuk berkembang. Iklim tersebut adalah keadaan politik yang tidak membeda-bedakan antar masyarakat dan golongan. Semua memiliki kebebasan yang sama yang digunakan dalam hal yang bersifat positif. Setiap warga negara memiliki hak yang sama baik itu dalam bidang politik dan ekonomi.

Kebebasan berusaha akan memberi ruang untuk setiap anggota masyarakat mengembangkan dirinya menjadi manusia yang memiliki karakter maju. Karakter tersebut ditunjukkan dengan kemampuan dan mampu ber kompetisi secara sehat dalam berbagai bidang terutama yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Adanya kebebasan tersebut akan memicu inovasi sebagai alat yang efektif sebagai penghancur yang kreatif. Yang dimaksud dengan penghancur yang kreatif adalah segala macam usaha temuan baru yang dapat diterapkan pada cara-cara lama yang cenderung menghambat untuk selanjutnya dapat merubah pola relasi dengan sesama menjadi lebih efisien. Sebagai contoh adalah temuan tentang truk pengangkut barang yang merusak tradisi masyarakat jaman dahulu yang sering menggunakan gerobak dalam mengangkut hasil bumi. Penggunaan truk untuk mengangkut hasil bumi akan membuat ribuan orang yang memiliki gerobak dengan penggerak hewan akan kehilangan pekerjaan. Jika diberi kesempatan untuk demo mungkin mereka akan mendatangi pabrik truk untuk memprotes produksi truk yang mampu mengurangi pendapatan mereka. Bukan hanya pemilik gerobak saja yang di rugikan dengan hal tersebut, akan tetapi keluarganya juga akan mendapat jatah makan yang berkurang dari biasanya. Singkat kata, dalam waktu yang tidak lama, hal tersebut mengancam kelangsungan kehidupan keluarga pemilik gerobak.

Namun tahu kah bahwa penggunaan kendaraan pengangkut seperti truk akan jauh lebih efisien jika dibanding dengan hanya menggunakan gerobak. Jangkauan wilayah yang dapat ditempuh menjadi lebih jauh dan luas sehingga memungkinkan untuk menyalurkan produksi dalam skala besar. Transportasi akan memengaruhi sistem produksi, barang dapat disalurkan dengan cepat ke daerah  yang menjadi pasar, sehingga produksi dapat berputar lebih cepat. Bagi orang yang terancam dengan keberadaan moda transportasi baru akan menganggap hal tersebut sebagai ancaman yang mengganggu stabilitas perusahaan. Mungkin jika memiliki power yang kuat untuk menekan agar tidak ada lagi produksi truk, mereka akan meminta agar tidak ada lagi pembuatan truk. Permasalahannya bukan hanya pada urusan  tersingkir nya alat transportasi yang sudah lebih dulu mapan, akan tetapi proses menuju proses perubahan tersebut membutuhkan waktu yang sedikit sampai dengan waktu yang lama tergantung dengan kesiapan dengan isntitusi yang membawahi. Dengan berbagai macam kontroversinya, pengalihan tersebut akan membawa pada kebaikan pada masyarakat yang lebih luas karena harga kebutuhan dapat menjadi lebih murah. Singkat cerita adalah kebebasan  berusaha di bidang ekonomi akan menumbuhkan inovasi yang akan mengubur tradisi lama yang selama ini sudah menjadi penyakit bagi kemajuan. Kemajuan yang dengan segala pengorbanan nya akan dapat dinikmati bagi masyarakat secara luas.

Pemberian insentif bagi pihak yang sedang berusaha mengembangkan inovasi adalah cara untuk menumbuhkan kesadaran dari anggota masyarakat. Cara ini merupakan sebuah penghargaan dari institusi untuk setiap individu dalam mencari jalan dan peluang-peluang mengembangkan organisasi. Dengan adanya insentif bagi setiap individu akan menjamin hak yang nantinya diterima jika anggota berhasil mengembangkan cara-cara yang lebih baik untuk organisasi. 

Selanjutnya yang tidak kalah penting selain masalah ekonomi adalah mengenai kemauan politik yang kuat dari pihak yang sedang berkuasa. Sistem politik dibuat agar masyarakat memiliki suara yang sama dengan masyarakat yang lain, tidak ada perbedaan kelas baik itu golongan petani, pengusaha, rohaniawan, kelas pekerja, dan lain sebagainya. Permasalahannya tidak semua penguasa yang sedang berkuasa  rela untuk berbagi kekuasaan dengan pihak sehingga terkesan akan memanfaatkan power yang dimiliki untuk menelikung pihak lain yang akan maju. Dengan pembatasan-pembatasan bagi pihak yang sedang berkuasa akan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan dapat dirasakan langsung oleh rakyat. Hal ini membutuhkan aturan yang dibuat inklusif  untuk semua golongan.

Akhirnya saya ingin menyimpulkan bahwa institusi dapat berjalan dengan baik untuk menggerakkan potensi masyarakat jika institusi tersebut mampu memberikan kesetaraan diantara anggotanya untuk memberikan suara sekaligus untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang baru. 


Kamis, 02 Februari 2017

Dua Jam di Taman Bunga Nusantara, Cianjur, Jawa Barat

Salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga dari berbagai penjuru nusantara dan beberapa bunga berasal dari mancanegara adalah Taman Bunga Nusantara di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Taman Bunga Nusantara jika dilihat dari atas mungkin akan memiliki warna biru, merah muda, putih, ungu, kuning, dan masih banyak lainnya, dimana warna tersebut merupakan warna berbagai macam bunga yang tumbuh disana.

Ada taman yang mirip dengan taman-taman di negeri sakura. Tempatnya ditanami jenis pinus yang di susun sedemikian rupa seperti bonsai besar yang terlihat rapi. Satu  pohon besar mungki berusia 10 tahun dan cabang-cabangnya dibuat untuk menjadi payung besar, supaya orang yang berada dibawah dibuat nyaman jika matahari terik. Ada juga tanaman yang disusun sampai tinggi hingga membentuk hewan purba "dinosaurus", entah bagaimana membuatnya sampai seperti itu, bukan kapasitas saya membahas membuat pohon seperti itu, tapi saya ingin mengatakan bahwa jika difoto dari kejauhan dan dibuat silut maka seolah sedang berada di jaman purba. 

Alhasil, rombongan dari Pusat Diklat Kehutanan Bogor merasakan keseruan di tengah taman yang indah dan megah. Sayang sekali, waktu berjalan begitu cepat, belum semua sudut dijelajahi dan belum semua fasilitas di pakai, kami harus mengunjungi tempat yang lain yang berada di kawasan Bogor.












Dari kiri atas, Haqi Annazali, Seto Sudarmono, Heru Satrio Wibisono, Finalia Retno Finanthi, Mas Hasan, Yoga Hadi Prasetyo, Agus Roma P, Buhan, Ika, Hasnah, Mila Rosmaya, Lis Nurani, Sunaryanto, Rini Oktaviani, saya  (pemilik blog), Jumrin Said. Bawah dari kiri, Indra Dirhamzah, Esa Pangersa Gusti, Lisna Yulianti, Husnah Nurrahmah, Rospita Situmorang.

Senin, 09 Januari 2017

TWA Bukit Tunak, Lombok, "Seberapa Besar Keindahan Pemandangannya"

Banyak penduduk lokal sini menjelaskan tentang pulau mereka dengan lelucon: "pulau seribu masjid, seribu maling".

Tapi menurut Saya, deskripsi tersebut sama sekali tidak akurat. Kebanyakan dari penduduk lokal merupakan orang ramah bekerja di sawah, ladang, dan banyak pula yang bekerja di sektor pariwisata.

Pulau indah ini memiliki keasyikan tersendiri terutama bagi pendatang seperti Saya. Pantai dengan pasir putih adalah tempat romantis yang tak terhitung nilainya; melintas hutan yang ada disekitar akan menjadi hari indah ketika berada disini.


Menurut salah satu teman Saya sebagai  orang Lombok asli  menjelaskan, lombok itu ibarat harta yang terpendam dan belum banyak di eksplore.

Namun belakangan Lombok telah dilirik oleh orang-orang yang lebih berani yang mengeksploitasi kekayaan alam  antara lain dengan membangun lapangan golf, cottage dan berbagai penginapan di dekat teluk-teluk kecil, pantai dan pulau-pulau indah. Atau mereka menawarkan paket wisata sepanjang jalan hutan dengan sepeda, panjat tebing, mendaki gunung dan melakukan penyelaman bawah air.


Salah satu keindahan nyata dari Pulau ini adalah Bukit Tunak, sebuah tempat yang dapat dicapai hanya dua jam dari Kota Mataram.

Bukit Tunak kalau dari Mataram hanya ditempuh dengan melintasi dua kabupaten yakni Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur..
Selam perjalanan menuju pantai,  pemandangan persawahan yang menakjubkan, perkebunan yang hijau, sawah, sungai, rumah penduduk dan hutan yang lebat tidak akan membuat lelah badan. Ketika berjalan akan melewati Pantai Kuta di Lombok Tengah yang sangat bagus untuk melihat pemandangan matahari terbit dan melihat warna emas ketika matahari tenggelam.


Kendaraan yang Saya naiki membawa ke Bukit Tunak dengan cara yang sedikit lembut pada awal-awal perjalanan sampai sebelum hutan TWA Bukit Tunak, jalan sungguh enak untuk dilalui. Tetapi kalau sudah masuk ke jalan yang lebih kecil terutama di daerah pujut yang dari jalan utama belok kekanan kalau dari arah Mataram, sebagian besar jalan sempit dan berbatu. Teman Saya meyakinkan  bahwa itu adalah cara terbaik untuk menuju Bukit Tunak. Ini tentu yang paling menyenangkan.

Setelah sampai pantai, Saya tidak melihat banyak orang yang berada disini. Hanya sesekali saja orang lewat di pantai.  Mereka pikir kalau saya naik ke bukit mungkin Saya kelihatan seperti orang frustasi yang mau bunuh diri. Saya tidak akan menyalahkan  dan  membenarkan pikiran mereka. Betapa tidak, sesampai di sini, seolah ada dorongan yang memaksa saya untuk melihat ke setiap sudut pantai ini, melompat, jongkok, berdiri, dan lain sebagainya. Biarlah orang mengatakan apa tentang diri saya yang sedang akting di pantai, yang penting kamera  mampu menangkap bayangan diri saya sedang berdiri di salah satu tempat terindah ciptaan Allah SWT.



Pantai di Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tunak

Melompat di Kawasan Pantai Bukit Tunak, Lombok

Hutan dari balik pantai Bukit Tunak yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) NTB

Salah satu pemandangan ketika akan menuju Bukit Tunak

Salah satu pemandangan di Bukit Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Sabtu, 03 Desember 2016

Dilema Naik Pesawat Terbang dengan Tiket Murah

Pertumbuhan positif bisnis pesawat udara mengakibatkan berbagai efek terutama menjadikan tiket penerbangan menjadi murah. Perusahaan Lion Air merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan penerbangan murah. Apakah Lion Air mampu memberikan penerbangan yang bukan murahan? masih menjadi bahan diskusi. Di satu sisi menjadi pilihan masyarakat yang memiliki keuangan kecil, namun di sisi yang lain keterlambatan sering merugikan penumpang.

"Sekarang ini penerbangan sudah semakin murah", itulah kata teman satu kantor yang sudah lama bekerja di salah satu pulau di Indonesia Timur. Lanjutnya lagi "dulu satu bulan gaji mungkin hanya bisa untuk membeli tiket pesawat sekali jalan saja, sedangkan baliknya harus pikir lagi, sedangkan sekarang ini satu kali gaji pegawai negeri sipil (PNS) yang baru masuk saja, untuk membeli tiket pesawat masih ada sisa masih banyak". Itulah gambaran kira-kira harga tiket pesawat sekarang ini. Murahnya harga tiket pesawat salah satunya karena pasar yang tercipta sudah sempurna artinya sudah banyak pemain yang menawarkan jasa penerbangan kepada konsumen. Lihat saja, sekarang ini adalah perusahaan penerbangan seperti Lion Air yang menawarkan tiga jenis merk seperti Lion Air, Wings Air, dan Batik Air. Ketiga merk tersebut memiliki pasar sendiri. Untuk Lion Air memiliki segmen kelas ekonomi, Wings Air untuk melayani penerbangan perintis, dan Batik Air melayani penerbangan kelas bisnis.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Lion Grup memiliki jaringan ter luas di Indonesia. Hampir setiap daerah yang sudah memiliki bandar udara di Indonesia sudah merasakan mendarat nya pesawat ini. Sehingga penumpang bebas memilih penerbangan yang di ingini. Mau daerah yang sudah maju atau daerah terpencil tidak jadi masalah. Jika tidak ada penerbangan langsung, penumpang dapat menggunakan penerbangan lanjutan atau transit. Kesimpulannya, pesawat yang digunakan oleh Lion Air memiliki saling hubung antara satu daerah dengan daerah yang lain. Jika ada satu pesawat yang terlambat saja, maka penerbangan selanjutnya juga akan ikut terlambat.

Sistem yang digunakan Lion Air Grup ini dalam melayani penumpang terutama dengan sistem transit selain memiliki keunggulan juga memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah sering terjadinya keterlambatan penumpang yang dapat merembet dari satu penerbangan ke penerbangan yang lain. Misalnya saja untuk pesawat Lion jurusan Jogja ke Lombok yang berangkat pukul 17.40 WIB, tidak otomatis pada jam tersebut pesawat langsung terbang dari Jogja ke Lombok, karena pesawat yang digunakan merupakan pesawat yang juga digunakan untuk penerbangan dari Batam menuju Jogja. Jadi kalau pesawat dari Batam ketika menuju Jogja terjadi keterlambatan otomatis penerbangan dari Jogja menuju Lombok juga akan terlambat.

Dari sini Saya ingin menyimpulkan bahwa perkembangan dunia penerbangan di Indonesia berkembang pesat dengan makin mudahnya mendapat tiket penerbangan dengan harga murah, akan tetapi belum mampu memberi ketenangan bagi penggunanya karena sering terjadi keterlambatan.



Pesawat Lion Air di Bandara

Gunung Agung dan Gunung Batur di Bali dilihat dari Pesawat Lion Air

Sabtu, 26 November 2016

Sepenggal Kisah Perjalanan dari Lombok Menuju Salatiga

Pada Tanggal 2 November, Saya melakukan perjalanan dari Lombok menuju Salatiga. Perjalanan tersebut Saya lakukan dalam rangka seminar. Tentunya banyak sekali kisah yang unik yang akan menarik untuk diceritakan. Tapi Saya tidak akan menceritakan semua itu, selain karena tidak ada waktu untuk menulis, nanti kalau Saya tulis semua akan semakin banyak orang yang tahu, padahal saya bukan publik figur atau tokoh politik dan lain sebagainya, dan akhirnya saya niatkan untuk dibuat rahasia saja terutama bagian-bagian yang tidak penting.

Kali ini tidak ada salahnya kalau yang saya tulis adalah sepenggal kisah perjalanannya saja, dalam-dalamnya biarlah menjadi rahasia dari saya.

Saya melakukan perjalanan dari Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebuah pulau kecil yang indah tentunya. Dalam keadaan masih pagi buta yaitu sekitar jam empat pagi Saya bangun tidur. Sebelumnya alarm di HP sudah saya set dulu jam 04.00. Setelah bangun, Saya bergegas mengambil remot untuk menyetel tv, kebetulan pada waktu itu acaranya adalah Liga Champion Eropa. selain suka dengan Liga Champion, saya menyetel tv agar tubuh tidak kaku karena ngantuk. Biasanya saya kalau bangunnya dipaksakan mata masih kriyip kriyip alias kepingin tidur lagi. Setelah waktu berjalan sekitar 10 menit saya baru menuju ke kamar mandi untuk persiapan.

Ibadah sholat subuh sudah dilakukan sekarang tinggal memantapkan persiapan yakni menata baju yang akan dibawa. Hanya dua baju yang saya bawa ketika itu yakni untuk acara seminar dan baju untuk cadangan jika kehujanan. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk persiapan tidak terlalu lama hanya sekitar 10 menit. Sekitar jam 06 pagi Saya bergegas untuk mandi pagi, untungnya waktu itu suhu tidak terlalu dingin jadi bisa menggunakan air dingin, setelah itu makan pagi. Ketika makan pagi, Saya menggunakan nasi sisa semalam. Walaupun sudah lama akan tetapi rasa nasi masih enak. Nah yang terpenting adalah ada lauk yang masih bisa dimakan. Untungnya masih ada gorengan ikan yang tidak terlalu masalah jika dimakan walaupun bibi menggoreng nya satu hari sebelumnya. Setelah perut kenyang saya tambah dengan membuat susu Entrasol agar badan lebih fit tentunya ditambah beberapa madu trigona biar tambah maknyos.

Urusan domestik selesai kemudian Saya memanggil Heri yang tinggalnya tidak jauh dari kamar saya untuk mengantar menuju Pool Damri. Dari mess menuju Damri membutuhkan waktu sekitar seperempat jam. Waktu itu saya diantar menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter. Ditengah perjalanan ternyata saya salah menggunakan jaket dimana jaket yang saya pakai terlalu tipis, yaitu jaket yang saya punya ketika mengikuti kursus bahasa inggris, dan saya harus rela kulit saya merasa menggigil karena waktu itu matahari belum muncul dan suhu belum banyak meningkat. Tepat pukul tujuh kurang 10 menit saya sampai di Pool Damri Mataram yang jaraknya kurang lebih lima kilo meter dari mess. Setelah membeli tiket di loket seharga dua puluh lima ribu Saya pun masuk kedalam bis yang sudah di parkir. Sambil menunggu bis Damri  berangkat pada pukul tujuh pagi Saya pun membuka handphone. Niat hati mau main internet ternyata paket internet sudah habis, ketika itu pula saya mendaftar paket internet yang nantinya juga dapat saya gunakan untuk kepentingan di jalan untuk mencari berbagai macam informasi.

Bus berjalan dan Saya pun duduk di bagian belakang, tak ada waktu terindah yang saya habiskan didalam bus kecuali dengan bermain HP. Sesekali saya menengok kearah jendela dimana yang terlihat adalah anak sekolah yang akan pergi ke sekolah, atau pekerja kantoran yang ingin segera untuk sampai kantor. Setelah lebih dari setengah jam menggunakan Damri, akhirnya saya sampai  tujuan yakni Bandara Internasional Lombok di Praya. Pada waktu itu keadaannya sudah ramai terutama dengan orang yang mengantar penumpang. Tak berselang lama saya bergegas menuju ke ruang check in di bandara untuk mendapat boarding pass. Saya pun mengeluarkan HP saya untuk menunjukan bukti tiket yang saya beli dari internet. Ternyata tiba-tiba oleh petugas di ruang tersebut, Saya disuruh menunggu sebentar di depan ruang check in untuk menunggu beberapa waktu karena ada kabar bahwa pesawat yang akan Saya gunakan delay dua jam. Hati saya pun langsung gundah gelisah, tapi Saya tetap berusaha untuk menenangkan diri. Hati Saya gelisah karena saya membeli tiket untuk penerbangan transit/tidak langsung yakni pertama Saya menuju Bandara Juanda di Surabaya dulu baru kemudian ganti pesawat lagi dari Surabaya menuju Semarang. Selang kurang lebih setengah jam menunggu, Saya akhirnya pun dipanggil oleh petugas untuk memperlihatkan tiket dan KTP dan boarding pass pun keluar. Saya menuju ruang tunggu pesawat dengan perasaan harap-harap cemas karena khawatir nanti kalau sampai Surabaya telat dan tidak dapat pesawat Surabaya -Semarang. Didalam ruang tunggu saya hanya memainkan HP dan mempelajari materi yang akan Saya presentasikan dalam seminar. Tepat sekitar satu jam menunggu, suara speaker terdengar sangat indah sekali, karena pesawat yang saya kira delay dua jam ternyata hanya satu jam saja. Saya pun bergegas menuju ke dalam pesawat Lion Air Boeng 737 900 ER, Saya ketika itu duduk di dekat dengan jendela sehingga ketika terbang Saya dapat melihat Gunung Rinjani yang indah. Pada waktu itu pun perasaan masih ragu tentang pesawat dari Surabaya menuju Semarang apakah sudah berangkat atau belum ternyata terjawab sudah. Setelah sampai di Surabaya, Saya turun dari pesawat dan langsung masuk kedalam terminal keberangkatan yang berada di Pintu 4, Saya tanya kepada petugas ternyata pesawat belum berangkat. Ketika itu hati Saya langsung tenang karena tidak harus membatalkan perjanjian dengan teman yang berada di Semarang untuk bertemu. Setelah menunggu kurang lebih satu jam di Bandara Juanda Surabaya, terdengar panggilan dari petugas yang mengatakan bahwa pesawat Wings Air akan diberangkatkan ke Semarang. Kaki kemudian menuju ke petugas yang mengecek boarding pass penumpang. Sambil menunggu antrian untuk masuk kedalam pesawat, ada petugas yang meminta boarding pass dengan KTP untuk di cek keduanya apakah sama atau tidak. Jika tidak sama antara boarding pass dengan KTP, petugas akan mencurigai bahwa kita mungkin orang yang berbahaya. Tetapi, petugas langsung memberi saya kesempatan untuk masuk ke dalam pesawat yang itu artinya adalah tidak terjadi masalah boarding pass dengan KTP. Pada waktu itu penumpang pesawat yang saya tumpangi tidak menggunakan garbarata atau alat penghubung/jembatan dari terminal ke pesawat. Ketika itu penumpang disuruh turun tangga untuk selanjutnya diantar menggunakan bus ke pesawat. Mungkin karena, pesawat yang kami gunakan berbadan kecil yaitu Wings Air dengan jenis pesawat ATR 72, yang tidak memungkinkan garbarata untuk digunakan.

Turun dari bus kemudian saya masuk pesawat, dan di pintu pesawat terdapat pramugari dengan muka yang tersenyum menyambut dengan ucapan "selamat datang di pesawat Wings Air", Saya pun membalas senyum kepada mbak pramugari tersebut. Pramugari Wings Air beda dengan pramugari Lion atau Batik Air. Perbedaan tersebut terlihat dari postur tinggi badan pramugari Wings Air lebih pendek ketimbang Lion Air. Dari style pakaian, pramugari Wings Air lebih casual/santai ketimbang Batik atau Lion. Dan masih banyak perbedaan-perbedaan yang lain yang tidak bisa ditulis didalam blog ini. Kalau ditulis lebih panjang nanti dianggap menjelekkan salah satu maskapai, ya walaupun mereka bertiga adalah satu perusahaan penerbangan.

Didalam pesawat Wings Air  Saya duduk di bangku nomor 2A yaitu posisi dekat dengan jendela. Menurut informasi yang saya dengar, penerbangan dari Surabaya menuju Semarang memakan waktu kurang lebih satu jam. Dalam waktu tersebut, agaknya Saya banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Karena tiba-tiba setelah lepas landas, mata Saya terasa berat sekali dan mungkin saya tertidur setelahnya, karena tidak lama berselang, Saya melihat kearah luar jendela dan pesawat sudah terbang rendah lagi, yang artinya bahwa pesawat sudah mau turun. Dari atas terlihat sawah, sungai pun terlihat warna airnya, gunung nampak konturnya, serta kendaraan terlihat sedang melintas di jalan, itu artinya bahwa landing sudah dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama. Benar juga prasangka ku, setelah itu kru pesawat mengumumkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat, dan semua penumpang dianjurkan mempersiapkan diri untuk memasang sabuk keselamatan. Dari sini Saya yakin bahwa, Saya telah tidur untuk beberapa waktu.

Bagi saya, hal yang menegangkan dalam penerbangan adalah ketika pesawat take off (naik) dan landing (mendarat). Karena ketika itu biasanya pesawat posisinya tidak stabil, dan ketika landing atau take off biasanya saya banyak berdoa, biar pesawat tidak terjadi apa-apa. Selain itu bagi saya, ketika landing posisi pesawat akan terdapat goncangan, inilah yang membuat pikiran kadang was-was. Pun sama pada saat itu pendaratan tidak berjalan dengan mulus, ada sedikit goncangan. Tapi waktu itu goncangan tidak parah dan dapat diatasi oleh pilot. Dengan mendaratnya pesawat, suasana hati menjadi nyaman sekali dan plong. Setelah itu, Saya mengambil tas hitam dengan merek Polo Clasic di kabin pesawat. Tas yang saya bawa tidak terlalu berat, sekitar lima kilo saja. Jadi kalau perjalanan jauh tidak terlalu repot dengan hanya membawa barang bawaan yang ringan. Dalam beberapa tahun ini saya mulai mengatur barang bawaan agar mudah untuk dibawa. Barang bawaan saya masukan kedalam tas dan saya usahakan tidak berlebihan, karena kalau berlebihan akan banyak masalah seperti berat, atau barang dapat tercecer ketika akan mengemas ulang.

Turun dari pesawat, Saya langsung masuk kedalam ruang pengambilan bagasi. Saya tidak mengambil bagasi karena memang tidak membawa barang yang dimasukan kedalam bagasi, hanya membuka buka handphone untuk serching sejenak tentang Kota Semarang terutama transportasinya. Selain itu Saya membuka Whats app untuk mengabarkan kepada teman yang ada di Semarang bahwa Saya sudah sampai. Teman saya menyarankan untuk menggunakan taxi saja, Dengan mematuhi teman saya, Saya akhirnya mencari loket penjualan karcis taxi. Tujuan saya adalah ke Kantor Taman Nasional Karimun Jawa, petugas loket mengatakan bahwa saya harus membayar uang sejumlah 94.000 rupiah. Sembari menuju ke terminal taxi saya memperhatikan sekeliling saya, siapa tahu ada yang saya kenal. Ternyata setelah saya check betul tidak ada orang yang saya kenal, mungkin Saya terlalu ge er kaya orang yang terkenal saja, dan akhirnya setelah mengantri sekitar lima menit, saya kebagian taxi yang dikemudikan oleh bapak paruh baya. Ketika awal masuk, saya diminta untuk menunjukan bukti pembelian tiket taxi. Kelihatannya bapak tersebut agak kurang senang setelah membaca tujuan saya, hal tersebut dapat saya rasakan karena rute yang akan saya tuju terlalu jauh dan dikhawatirkan akan terjadi macet, kata bapak supir taxi tersebut. Saya sebetulnya tidak terlalu senang dengan bapak supir taxi tersebut karena banyak mengeluh inilah itu lah, saya sebagai penumpang jadi tidak nyaman. Ya udahlah saya terima saja, karena saya memang tidak bisa memilih supir taxi mana yang akan mengantarkan saya. Saya anggap sebagai ujian saja untuk melatih kesabaran saya. 

Dengan sedikit bingung karena supir tidak tahu lokasi yang dituju yaitu Kantor Taman Nasional Karimun Jawa, Saya keluar untuk menanyakan kepada seseorang yang berada di Jalan Waluyo, dan dengan informasi tersebut akhirnya titik terang ditemukan dan perlahan taxi menuju tempat tersebut. Ketika turun saya disambut oleh seorang satpam yang ingin menanyakan keperluan saya datang. Dengan tegas Saya katakan bawa Saya ingin bertemu Mas Agus Roma Purnomo yaitu teman ketika EAP di Bogor. Kemudian tanpa lama, teman yang saya maksud muncul, lalu Saya diajak untuk sholat dan kemudian diajak ke ruang perpustakaan untuk ngobrol dan dibuatkan es teh. Selang beberapa lama, Saya diajak untuk makan di sebuah tempat makan yang tidak jauh dari situ, tempatnya berupa lesehan dan disampingnya ada kolam, yang sepertinya memang konsep dari lesehan tersebut yakni lesehan pemancingan. Menu yang dihidangkan pun lumayan enak yaitu ikan gurami, oseng kangkung, tempe mendoan dan sambel. Minumannya adalah jus alpukat serta air mineral. Setelah kenyang Saya pun merasa mengantuk, akan tetapi saya usahakan untuk tetap tegar karena sebentar lagi saya akan menuju ke Salatiga. Setelah selesai dan jreng jreng jreng .... Saya di traktir mas Agus, selanjutnya, Saya diantar mas Agus menuju pool taxi yang berada di SPBU, ternyata taxi nya ada tetapi supir nya tidak ada. Setelah itu, kami mencari taxi di daerah Universitas Muhammadiyah Semarang, dan disana ada taxi dan supirnya. Setelah itu Saya berpamitan kepada teman saya tersebut untuk pergi ke Salatiga.

Saya bersama pak supir taxi menuju daerah yang bernama Gang Nangka untuk menyetop bus jurusan Semarang- Solo. Setelah turun ternyata sudah ada bus yang sedang ngetem untuk menunggu penumpang, tanpa pikir panjang Saya pun langsung naik kedalam bus tersebut. Perjalanan dari Semarang menuju Salatiga membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Ketika sampai di Salatiga, Saya sudah menghubungi saudara dari teman kantor yang juga berasal dari Salatiga. Saya dianjurkan untuk turun di Pasar Sapi, yakni sebuah perempatan yang katanya dulu merupakan bekas pasar sapi. Di situ Saya kemudian menghubungi saudara dari teman Saya yang bernama Mas Eko, Saya kemudian diantar untuk mencari hotel, dan menginaplah Saya di Hotel Beringin. Saya mendapat harga promo ketika menginap di hotel tersebut, yang awalnya harga satu kamar untuk satu malam sekitar tujuh ratus ribu menjadi hanya dua ratus lima puluh ribu, padahal tempatnya lumayan bagus dan memuaskan lah pokoknya.

Pada malam harinya Saya berusaha keluar hotel untuk menikmati  Kota Salatiga. Saya keluar selain karena ingin mencari suasana malam di Kota Salatiga Saya juga ingin mencari makanan khas kota ini. Ternyata kotanya bersuhu dingin dimalam hari, butuh yang hangat-hangat nih biar suasana tambah rame. Disepanjang jalan banyak ditemui pedagang yang menjajakan ronde, roti bakar, sate, pecel lele. Dari pada pulang tidak dengan perut kenyang, Saya memutuskan untuk membeli wedang ronde dan roti bakar. Tidak tahu kenapa pada malam itu rasanya tidak kepingin makan besar, ternyata kenyang karena makan besar di Semarang masih terasa hingga di Salatiga. 

Keseokan paginya Saya mempersiapkan diri untuk menghadiri acara yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana tepat waktu. Sekitar pukul tujuh pagi Saya menuju lobbi hotel  menemui petugas hotel disana untuk check out,  urusan administrasi di hotel selesai saatnya mencari makan pagi. Tidak jauh dari pintu keluar hotel, mata Saya melihat orang yang berjualan diatas mobil. Dengan perasan gembira saya menghampiri pedagang tersebut untuk membeli. Penjual tersebut adalah sepasang suami istri,ketika baru sampai di sana saya di tanya sang suami "mau makan apa mas" saya langsung mejawah "pecel", langsung sang istri menyiapkan saya seporsi pecel dengan lauk telur. Setelah itu saya ditanya lagi oleh suami itu "minumnya apa" langsung saya menjawab " teh anget pak", saya sembari menuju tempat duduk yang berada di emperan toko, lelaki sekitar umur 40 tahun tersebut menyiapkan teh anget yang saya minta. Pecel yang saya pesan datangnya belakangan, teh lebih cepat datang beberapa menit sebelum pecel siap. 

Makan pecel pun selesai, Saya menuju jalur angkot nomor lima yang berada di perempatan tidak jauh dari tempat makan pecel tadi. Saya berdiri menunggu angkot sekitar lima sampai sepuluh menit, rupanya saya sudah. Angkot berjalan kurang lebih sepuluh menit,setelah sampai Bank BRI kemudian Saya berganti ke angkot nomor dua. Angkot nomor dua langsung lewat didepan kampus dan saya berhenti di depan Fak. Ekonomi. Dari situ Saya masuk kedalam ruangan yang digunakan untuk pembukaan. Pada awalnya masih sepi orang, tapi kelamaan peserta pada datang. Perlu diketahui bahwa peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Saya merupakan satu-satunya perwakilan lembaga non perguruan tinggi. Peserta yang datang adalah dosen, mahasiswa, dan peneliti. Struktur acara adalah pembukaan dan sambutan-sambutan, istirahat, presentasi, dan terakhir adalah penutup dan pembagian hadiah.

Pada acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 pemakalah. Setiap peserta akan mempresentasikan makalahnya dan tanya jawab dengan waktu sekitar setengah jam. Ketika itu Saya mempresentasikan dalam waktu yang relatif singkat sekitar sepuluh menit dan sesi tanya jawab sekitar lima menit, jadi ketika saya presentasi masih ada waktu yang tersisa. Setiap peserta yang hadir di ijinkan untuk bertanya kepada pemakalah tentang makalah yang dipresentasikan. Semua peserta aktif bertanya, tapi saya aktif untuk mengamati peserta yang hadir alias yang paling pasif. 

Presentasi selesai dilakukan, peserta ada yang melakukan makan-makan, istirahat, dan sholat. Yang saya apresiasi disini adalah panitia mempersiapkan ruangan untuk sholat. UKSW adalah universitas kristen, tapi disini mereka begitu menghargai yang beragama Islam dengan menyediakan tempat untuk sholat. 

Acara ditutup dengan pemberian hadiah, dari lima puluh makalah tersebut, Alhamdulillah, makalah yang Saya bawakan mendapat penghargaan..

Sebagai pentutup, Acara selesai sekitar jam lima sore, dan Saya pulang ke Kebumen dulu lewat Solo.

to be continued........


Ruang check in Bandara Internasional Lombok (BIL)

Pesawat Wings Air di Bandara Juanda Surabaya

Tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang

Penjual wedang ronde di Salatiga, Jawa Tengah

Kota Salatiga di malam hari

Kota Salatiga dekat UKSW

Pertigaan di Salatiga
Pembukaan seminar


UKSW

Peserta seminar melakukan sholat

Dapat penghargaan

Minggu, 30 Oktober 2016

Sate Ambal Kebumen, Sate Legenda di Jalur Selatan-Selatan Jawa

Ketika lebaran pada Tahun 2015, Saya menyempatkan untuk mengunjungi Kecamatan Ambal di Kabupaten Kebumen. Pada waktu itu, Saya mengajak adik Saya untuk menemani jalan-jalan. Pada awalnya, Saya hanya ingin pergi ke Kota Kebumen saja, akan tetapi ketika pulang dari Kebumen Saya melewati jalur selatan-selatan karena jalan utama menuju Kutowinangun macet karena arus lebaran. Alhasil Kami berdua menggunakan motor membelok kearah selatan melewati daerah Bulus Pesantren

Kami menuju jalur selatan-selatan Jawa yang lebarnya tidak lebih dari lima meter. Beberapa kali, kami harus mengerem menghindari kendaraan dari arah berlawanan yang berusaha untuk menyalip kendaraan didepan nya. Jalan yang kami lewati juga terdapat lubang di beberapa titik. Belum lagi Kendaraan dari pemudik yang kebetulan lewat jalur selatan-selatan untuk menghindari macet di jalur utama menjadi alasan untuk selalu berhati-hati. Singkat kata Kendaraan kami lebih lambat setengah jam dari waktu normal.

Kebumen merupakan daerah dimana sebagian besar penduduknya menggantungkan ekonomi dengan bekerja di luar kota. Sebagian besar mereka mencari nafkah di daerah Jabodetabek.  Lebaran merupakan momen yang tepat untuk bagi para perantauan yang pulang untuk berjalan-jalan ke lokasi wisata di Kebumen, makanya jalan-jalan di Kebumen begitu ramai.

Tanpa sengaja Saya ada keinginan untuk mengunjungi pantai selatan. Pantai ini menjadi kenangan yang begitu berarti karena pantai inilah merupakan pantai yang pertama kali Saya lihat dalam sejarah hidup Saya. Ketika kecil orang tua sering mengajak ke sini. Ketika itu saat masa-masa lebaran. Maklum lah, orang desa kalau mau liburan yaitu ketika ada hari raya. Ada banyak sekali perbedaan pariwisata di Ambal pada jaman dahulu dengan jaman sekarang. Yang paling mencolok adalah transportasi yang digunakan pengunjung sekarang menggunakan kendaraan pribadi dibanding dengan jaman dahulu yang banyak menggunakan kendaraan umum yang dalam bahasa lokal yaitu "colt". Sehingga pengunjung pada jaman dahulu ketika Saya kecil atau sekitar Tahun 2000 an kebawah harus berjalan jauh dari terminal dadakan disekitar jalan raya menuju pantai yang kira-kita jaraknya kurang lebih dua kilo. Jika dilihat dari pantainya, sekarang ini di sekitar pantai ditanam pohon cemara. Pohon ini di tanam oleh teman-teman dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai program penguatan masyarakat terhadap bencana khususnya tsunami. Pohon cemara ini sekarang digunakan sebagai peneduh bagi wisatawan yang mengunjungi pantai, karena memang ketika kita berada di bawah pohon cemara terasa sejuk.

Namun setelah sekian lama tidak mengunjungi Ambal ada hal yang tidak berubah, salah satunya adalah kulinernya yaitu sate ambal. Sate ambal merupakan makanan khas dari Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Sate ini berbeda dengan sate yang lainnya terutama sate Madura dan Tegal.

Sebagaimana pada umumnya, sate ini menggunakan  ayam sebagai bahan utama, akan tetapi bumbu yang digunakan tergolong unik, yakni menggunakan bumbu dari tempe. Tempe diolah dengan menggunakan bumbu rempah pada umumnya. Air kaldu dari rebusan ayam digunakan sebagai pengencer pada bumbu sate ambal. Sehingga rasanya menjadi lebih gurih dan nikmat.

Setelah Saya memasukan sate ke dalam mulut, rasanya tidak berubah masih seperti yang dahulu. Ketika menyantap sate ambal rasanya kembali lagi ke masa silam dimana orang tua saya mengajak saya ke pantai dan didapantai membeli sate untuk dinikmati bersama-sama. Inilah sate legenda bagi saya, karena setelah sekian lama tidak menikmati sate, akhirnya dapat mencicipi lagi sate ini, dan rasanya pun tidak berubah.


Sate ambal, salah satu masakan tradisional Indonesia

Bumbu sate ambal

Kupat  dari sate ambal

Daging sate ambal

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo