Sabtu, 08 September 2018

Dilema Angkutan Umum di Jalur Selatan Jawa Tengah (cerita singkat suasana transportasi bis jurusan Purwokerto - Solo)

Sebuah bus jurusan Purwokerto-Solo dengan plat kendaraan nomor daerah Kebumen melewati pintu perlintasan kereta api di Kecamatan Kutowinangun, Kabupaten Kebumen. Supir yang ugal-ugalan segera menginjak gas mobil secara  tergesa-gesa dengan menyalip beberapa kendaraan yang ada didepannya. Lantas beberapa sepeda motor, pick up, truk, dan kendaraan minibus berhasil disalip. Supir yang memakai anting-anting seperti preman lantas berteriak-teriak  "polsek, polsek, polsek" dengan nada orang marah. Penumpang yang akan turun di Kutowinangun jadi tergerak untuk mempersiapkan diri turun karena takut dengan sopir bis tersebut menjadi-jadi jikalau nanti dibentak-bentak.

Kemudian saya sebagai penumpang yang akan turun di Kutowinangun pada waktu itu secara spontan berkata kepada supir yang kelihatan seperti preman, "Indomaret, Indomaret". Tanpa sadar suara saya tersebut disahut alias ditanggapi oleh bapak supir yang menyetir dengan ugal-ugalan dengan kata "iya ngerti, ngerti, kuping ku isih apik durung budeg" dengan suara tinggi seperti orang yang sedang berteriak di tengah laut. Saya tidak menyangka bahwa reaksi yang diberikan supir kepada saya sangat berlebihan sekali. Seharusnya biasa saja, lah wong tugasnya supir itu mengantar penumpang sampai ke tempat yang dituju dengan memberi rasa nyaman dan aman kepada para penumpang. Kalau tidak ada penumpang siapa yang rugi, alias penumpang kendaraan umum pindah ke angkutan yang lain, baru teriak-teriak "penumpang sepi". Ketika ada penumpang tidak mampu menjaga perasaan dan pikiran penumpang agar nyaman menaiki kendaraannya.

Itulah salah satu permasalahan yang dihadapi sistem angkutan bis di wilayah Jawa Tengah Bagian selatan.  Jurusan bis Purwokerto-Solo, yang melewati Kebumen, Purworejo, Kulon Progo, Jogja, Klaten, dan Solo memiliki permamsalahan dalam hal pelayanan kepada konsumen. salah satu yang seperti saya tulis diatas adalah sikap awak bus maupun supir kepada penumpang tidak dapat menunjukan sebagai pelayan yang baik. Seharusnya sebagai penumpang dilindungi oleh awak bis, bukan malah ditakut-takuti. Atau bahkan ada supir dan anggota kru bis seperti preman. Ngomong tidak jelas ketika menyupir, padahal dengan handphone, atau merokok seenaknya ketika menyupir bis, dan lain sebaginya. Jika permasalahan tersebut tidak bisa diperbaiki maka dalam beberapa tahun mendatang, bis-bis ekonomi jurusan Purwokerto-Solo hanya akan tinggal nama saja. 

Masalahnya sudah sangat komplek, tidak hanya contoh diatas saja, sepengamatan saya sejak kecil sampai sekarang, bis ekonomi jurusan Purwokerto-Solo mengalami penurunan penumpang yang sangat signifikan ketika ada kereta api Pramex jurusan Kutoarjo-Solo. Sejak kehadiran kereta api tersebut masyarakat lebih nyaman menggunakan kereta api karena pelayanannya jauh lebih baik, apalagi ketika setelah terjadi reformasi besar-besaran di tubuh BUMN sepur tersebut. Pelayanan yang diberikan oleh kereta api (KAI) nampaknya tidak akan mampu ditandingi dengan pelayanan bis-bis ekonomi. Semakin bertambah tahun bukannya tidak ikut berubah malah semakin parah. Berikut beberapa hal yang dapat dilihat secara jelas, dan mungkin dapat di perbaiki untuk meningkatkan kualitas. Mudahan masalah yang ada hanya ulah dari ulah segelintir oknum saja.

A. Waktu Tempuh Tidak dapat Diprediksi

Ketepatan merupakan salah satu indikator untuk melihat kualitas pelayanan. Menggunakan bis ekonomi Jogja - Kutowinangun (Kebumen) memiliki jarak tempuh antara 3 sampai 3,5 jam. Ini lebih lambat ketimbang bis patas yang biasanya untuk jarak Jogja - Kutowinangun sekitar 2 jam. Penumpang akan membayar berapapun untuk waktu tempuh, semakin cepat waktu tempuh suatu transportasi maka nilainya akan semakin baik. Bis ekonomi Purwokerto - Solo jarang ada yang mau untuk ber investasi di bidang waktu tempuh. Mereka masih menggunakan cara-cara lama untuk mencari penumpang. Waktu tempu menjadi lama karena mereka hanya mementingkan keuntungan dalam jangka pendek. Misalnya agar bis penuh, sopir sering mengetem sangat lama. Atau untuk mengimbangi bis didepan dan di belakang agar dapat penumpang yang maksimal, sopir kadang melambatkan kendaraan atau mengencangkan kendaraan dengan tidak terkira. Kalau sistemnya seperti itu seperti tidak ada kejelasan soal waktu tempuh.

Dengan berbagai macam alasan itulah mengapa bis ekonomi menjadi alternatif yang ke dua atau dengan kata lain bis ekonomi hanya sebagai sampingan saja jika tidak terdapat angkutan yang utama. Masyarakat senang menggunakan kendaraan yang memiliki waktu tempuh singkat seperti kereta api atau kendaraan pribadi. Imej bis ekonomi karena seringnya waktu yang terbuang ketika naik kendaraan ini belum akan hilang untuk dalam waktu yang singkat. Perusahaan bis masih butuh berjuang karena masalah ketidak tepatan waktu biasanya akan merembet ke perubahan pola konsumsi  masyarakat dalam menggunakan angkutan ini. Orang akan cenderung tidak puas ketika menggunakan bis yang suka ngaret. Sekali saja menggunakan bis dan pada waktu itu juga bis yang digunakan ngaret otomatis penumpang pikir-pikir ketika akan menggunakan bis yang sama di kemudian hari. 

B. Armada yang tidak layak pakai

Bis ekonomi dengan trayek Purwokerto - Solo kalau diperhatikan tidak ada armada yang baru. Dari saya kecil sampai besar seperti sekarang ini, bis yang digunakan merupakan bis dengan usia yang sudah tua. Kalau saya bilang, armadanya sudah tua, ompong, dan peot. Jika disuruh menggambarkan dengan usia seseorang tentang kondidi bis ekonomi di wilayah ini adalah seperti kita melihat orang dengan umur 65 tahun keatas. Seharusnya, bis semacam tersebut sudah dengan tenang istirahat menikmati masa pensiun. Malah kalau disini masih dipakai digeber, digenjot, dan di uprak-uprak. Karena lupa kalau armada yang sudah di pakai sudah tua, body bis biasanya berisiknya minta ampun kalau pas lagi jalan. Kombinasi yang tepat karena armada yang tua-tua ini berjalan diatas jalan yang sebagian berlubang, dan sempit. Rasa-rasanya kok saya kasihan sekali dengan penumpang lain karena keselamatan dan kenyamanan mereka menjadi ancaman.

Dari segi keamanan kalau yang namanya bis sudah tua pasti keselamatannya tidak terjamin. Padahal dalam transportasi, keamanan dan kenyamanan menjadi hal pokok untuk menarik masyarakat agar mau menggunakan moda angkutan tersebut. Seperti itu  kok mau mencari untung banyak lewat penumpang, yang ada malah konflik terus karena apa yang diharapkan masyarakat tidak sesuai dengan kondisi ideal. Sudah bayar mahal akan tetapi malah membahayakan penumpang.

Fasilitas yang didapatkan penumpang belum terasa maksimal, masih banyak yang harus diperbaiki. Besi bis biasanya sudah tua dan terlihat berkarat dan ini tidak bagus untuk dilihat mata. Getaran yang ditimbulkan baik oleh mesin dan jalan akan terasa berisik di telinga karena antara komponen satu dengan komponen lainnya sudah tidak bisa mencengkeram dengan kencang dan akibatnya jika terkena goyangan sedikit akan menjadi bunyi. Dari sekian banyak komponen yang dimiliki bis, sepertinya getaran kaca menyumbang suara keras bunyi ketika bis melaju, dan bahkan mengalahkan suara mesin.

Mungkin ada yang sangat membahayakan yaitu ketika berada didalam bis dan mencium bau sisa pembakaran. Hal ini dikarenakan bagian bawah bis memiliki lubang kecil yang langsung mengarah ke ruang yang ada dibawah. Kalau ini terjadi, Saya harus siap-siap pakai masker agar tidak makan asap. Kalau tidak begitu, Saya berarti telah banyak makan racun. Siapa sih yang mau makan racun secara gratis.


C. Kebanyakan Ngetem

Ngetem pada satu sisi baik untuk mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya akan tetapi sangat merugikan penumpang. Lokasi strategi yang biasa digunakan supir untuk mengetem adalah di terminal-terminal bayangan. Lalu lintas biasanya menjadi terganggu karena aktivitas supir yang ngetem di sembarang tempat. Supir malah tidak berani ngetem di terminal resmi. Di Purworejo misalnya, supir biasa ngetem di Bosco, tempat itu bukan terminal untuk berhenti bus sehingga mengganggu penumpang. Sementara itu diterminal yang sudah disediakan oleh pemerintah malah sepi bis yang ngetem. Supir lebih suka ngetem di tempat yang ramai lalulintas nya. Di Kutoarjo misalnya, supir lebih senang ngetem di stasiun, kalau supir sudah ngetem di sana, penumpang bisa buang air kecil sembari makan angkringan yang berada di dekat perempatan terminal. Ini artinya waktu tidak dapat diprediksi dengan baik. Untuk orang yang senang dengan ketepatan waktu, model bis yang sering ngetem biasanya merugikan penumpang.

D. Menaikan Penumpang Sebanyak-banyaknya

Hampir sebagian besar bis ekonomi jurusan Purwokerto-Solo tidak memperhatikan kemampuan kendaraan dengan daya tampung. Ketika jam sibuk, bis ekonomi biasanya kebanjiran penumpang. Pada saat penumpang membludak, semua dimasukan tanpa melihat kapasitas bis dan fasilitas yang disediakan. Saya sering mengalami bis sesak penuh akan tetapi supir masih menaikan penumpang. Padahal ada beberapa bis yang tidak ada pegangan tangan. Otomatis penumpang yang berdiri seolah-lah digoyang-goyang tanpa harus berpegangan tangan. Hal ini membahayakan keselamatan para penumpang. Beberapa kali saya juga melihat dan merasakan ketika bis diisi penuh dengan penumpang maka jalannya kelihatan tidak stabil alias kelebihan muatan. Keselamatan sepertinya menjadi faktor ke sekian setelah uang.

E. Persaingan Tidak Sehat Sesama Bus

Penumpang bagi bis itu ibaratnya adalah emas alias sumber penghidupan. Akan tetapi bagi bis ekonomi seperti hal tersebut tidak menjadi prioritas keselamatan. Beberapa kejadian persaingan antar supir bis telah menimbulkan konflik. Dan pada akhirnya konflik tersebut merugikan penumpang pengguna jasa bis. Contohnya pada tahun 2016 saat terjadi kejar-kejaran antara bus Prayogo dengan Bis Antar Jaya malah menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan satu orang meninggal dunia.

F. Tarif tidak akuntabel
 Saya sering naik bis ekonomi karena memang saya adalah mahasiswa yang sedang belajar di Kota Pelajar yang setiap minggu pulang ke Kebumen. Ketika naik bis ekonomi kadang kondektur tidak transparan soal tarif yang dikenakan. Misalnya saja walaupun sama-sama berangkat dari Jogja menuju Kebumen akan tetapi tarip yang dikenakan kadang Rp 25.000, dan kadang Rp. 30.000. Seharusnya kalau bis ekonomi dengan jurusan dan jarak tempuh yang sama seharusnya taripnya diseragamkan.

G. Solusi

Bis ekonomi merupakan angkutan murah yang sangat membantu warga dari kalangan ekonomi kecil untuk melakukan perjalanan. Harganya memang tidak mahal jika di banding dengan bis patas, sehingga jika menggunakan bis ekonomi tidak akan membikin kantong lepek. Jika dibutuhkan untuk transportasi antar kota selalu ada apalagi ketika siang hari. Bis ekonomi juga tidak hanya membantu penumpang bahkan bagi pedagang asongan keliling yang biasa berjualan diatas bis, dan seniman yang biasa ngamen diatas bis dapat terbantu dengan adanya bis ekonomi. Singkat kata bis ekonomi sangat membantu masyarakat di jalur transportasi.
Akan tetapi pelayanan yang diberikan kepada penumpang tidak sebanding dengan biaya yang dibayarkan penumpang. Mungkin ketika diprotes soal pelayanan, Mereka (penyedia jasa bis) akan membela keadaan yang demikian karena biaya tiket yang dibayar penumpang kecil. Ya mereka punya banyak alasan untuk mengelak soal pelayanan. Sebagai konsumen dan masyarakat yang menggunakan jasa bis, mengharapkan baiknya perusahaan bis untuk selalu memperbaiki pelayanan kepada para konsumen. Ingatlah bahwa konsumen dan penyedia jasa bis itu harus saling menguntungkan.
Mungkin yang perlu diperhatikan adalah peningkatan pelayanan dari penyedia jasa angkutan maupun para pihak yang terlibat dalam bidang transportasi darat kepada konsumen atau dalam hal ini adalah masyarakat agar keselamatan dan ketepatan waktu mejadi kuncinya.

Suasana didalam bis ekonomi jurusan Purwokerto - Solo

Kamis, 16 Agustus 2018

Bencana dan Hasrat Berbagi Kepedulian dengan Sesama (KagamaHut Berbagi)

Gempa Lombok yang terjadi pada Bulan Juli serta gempa susulan di Bulan Agustus 2018 yang kekuatannya tidak kalah besar dengan gempa pertama telah meluluhlantakan kehidupan masyarakat. Penduduk pulau tidak dapat lagi ber aktivitas dengan tenang karena sering diancam oleh gempa-gempa baru yang besar. Gempa besar pertama terjadi dalam skala 6 richter, gempa besar kedua terjadi dengan skala 7 richter, dan gempa besar ketiga terjadi dengan skala 6,4 richter. Hal ini membuat kerugian materil dan non materil.

Kerusakan akibat gempa lumayan parah, karena terdapat puluhan ribu rumah yang tidak dapat digunakan lagi dengan rincian roboh dan akan roboh. Fasilitas umum bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian terganggu dengan adanya gempa besar ini, banyak aktivitas diluar rumah terhenti, waktu lebih banyak dihabiskan di tempat-tempat pengungsian. Tempat pengungsian menjadi rumah yang nyaman ketika rumah asli mengancam jiwa karena akan roboh dan lain sebagainya. Lapangan dan tempat terbuka ibaratnya adalah surga yang nyaman yang memberikan ketenangan kepada para korban gempa. Dari sinilah warga lebih menghayati akan arti hidup sebenarnya. Hotel bintang lima yang sangat nyaman tidak akan dapat memberi kenyamanan yang luar biasa ketika ketika bumi bergoyang kencang dan akan kalah nyaman dengan hanya tidur di lapangan beralaskan tikar. Khawatir dengan keselamatan diri dan orang-orang terdekat memicu mereka berkumpul dalam satu tanah lapang yang aman. Ada yang pernah bilang di medsos bahwa ini cobaan, atau ada juga yang bilang ini adalah azab, atau ada yang bilang apalah, yang namanya bencana ya baiknya lebih memikirkan ini adalah penderitaan kita bersama, kita lah yang menanggung semua ini. Kita juga harus berbagi kebahagiaan kita dengan orang lain, kita pun harus terima ketika orang lain berbagai kesedihan dengan diri kita.

Trauma jelas ada dan dialami oleh sebagian besar masyarakat yang berada di Pulau Lombok. Yang Saya takutkan adalah trauma berkepanjangan akan membawa pengaruh buruk kepada siapa saja yang merasakan gempa. Orang yang mengalami trauma biasanya kurang produktif dalam bekerja karena dalam pikirannya memiliki kecurigaan yang amat besar terhadap sesuatu dengan potensi bahaya terhadap dirinya sendiri. Dalam jangka yang relatif pendek trauma diibaratkan adalah hantu terhadap sesuatu, dalam hal ini setiap ada gempa walaupun kecil skalanya akan berdampak pada emosi korban gempa. Dalam jangka yang relatif lama trauma akan terhenti dengan sendirinya seiring dengan masuknya banyak informasi yang masuk ke dalam pikiran para korban gempa, masuknya banyak informasi akan membuat informasi tentang gempa yang sudah tertanam didalam pikiran korban gempa menjadi kalah bersaing dengan informasi yang lebih up to date.

Mengingat truma dalam jangka pendek  menimbulkan banyak masalah, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meringankan beban para korban adalah dengan cara membantu kebutuhan yang dibutuhkan pasca gempa. Jenis kebutuhan ini adalah kebutuhan darurat artinya adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh sebagian besar korban pada saat itu juga. Contoh kebutuhan darurat antara lain bahan pangan, pakaian, dan obatan.

Untuk meringankan korban gempa yang terjadi di Lombok, Kagamahut NTB (Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Kehutanan Nusa Tenggara Barat) mengadakan penggalangan dana sekaligus membeli kebutuhan bantuan untuk disalurkan kepada siapa saja yang membutuhkan. Inisiasi ini sebagai gerakan moral untuk merasakan penderitaan korban gempa sekaligus berusaha meringankan beban korban gempa dengan bantuan yang dirasa dibutuhkan para korban. Penggalangan dana dilakukan oleh anggota Kagamahut diseluruh Indonesia. Kami tahu bahwa bencana kemanusiaan tidak mengenal batasan teritori, kami adalah Indonesia ketika ada saudara kami yang berada di lain pulau merasakan penderitaan, maka kami pun berusaha untuk meringankan beban mereka tanpa embel-embel latar belakang kami.






Kagamahut NTT juga ikut memberi bantuan kepada para korban gempa

















Rabu, 18 Juli 2018

Artis Masuk Dunia Politik

Dalam dua dekade ini dunia politik di Indonesia diramaikan dengan fenomena artis yang ramai-ramai masuk kedunia politik. Beberapa artis sudah mapan di kursi legis latif maupun eksekutif. Lihat saja Dedy Mizwar, Rano Karno, Pasha Ungu, Miing, Ahmad Dhani, dan masih banyak yang lainnya.

Menurut Saya ini bukan fenomena yang biasa dalam dunia keartisan dan politik, ada saling keterkaitan antara semaraknya artis berpolitik dengan beberapa fenomena antara lain :

1. Berkurangnya pendapatan dari pekerjaan keartisan.

Dalam dua dekade terakhir ini, pendapatan artis dari music boom sudah sangat berkurang seiring dengan perkembangan dunia teknologi dan informasi. Tidak mampu nya dunia hiburan Indonesia dalam mengimbangi perkembangan teknologi menjadikan mereka tersisih dengan sendirinya. Sekarang ini orang sudah tidak susah dalam mendapatkan lagu favorit mereka. Dengan fasilitas internet, berbagai macam lagu dapat dinikmati dimana dan kapan saja, biasanya yang menikmati teknologi ini adalah dikaitkan dengan manusia milenial. Para manusia milenial ini tidak hanya menikmati musik lokal, akan tetapi cakupan nya sudah  global. Musik yang berasal dari belahan dunia yang terpencil pun akan dapat didengarkan, sehingga masyarakat milenial memiliki banyak waktu luang untuk menikmati musik yang berasal dari belahan bumi mana saja. Akibatnya adalah waktu yang digunakan untuk mendengarkan musik lokal menjadi berkurang, waktu dapat saja dialihkan untuk mendengarkan musik yang bermacam.

Jika melihat menggunakan perhitungan ekonomi maka telah terjadi penurunan permintaan dari pasar akan musik lokal yang cukup sangat signifikan. Akibatnya beberapa artis kehilangan pendapatan yang besar dari ceruk pasar musik ini. Ini berarti juga industri yang menyertainya ikut terpengaruh kehilangan pendapatan yang besar. Manusia milenial dalam menikmati musik tidak lagi mengeluarkan uang untuk pergi ke toko kaset, akan tetapi mereka mengisi pulsa gadget mereka dengan kuota internet agar handphone mereka dapat terkoneksi dengan website atau aplikasi penyedia konten musik.

Sebagai contohnya adalah beberapa rumah produksi musik yang menjadi pabrik musik mengurangi omzet produksi atau bahkan ada yang gulung tikar. Sekitar tahun 2000 an masih banyak rumah produksi musik yang beriklan di televisi dan berbagai media iklan yang menawarkan album buatan mereka bersama dengan artis idaman, akan tetapi sekarang ini hal tersebut menjadi aneh dilakukan karena mungkin mereka berpikir bahwa pasar yang akan dituju kedepan nya belum jelas. Kondisi saat ini tentang musik mirip dengan dunia film Indonesia pada dekade 90 an, mati suri.

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut saya rasa belum mencapai titik yang menggembirakan. Pemerintahan Presiden Joko Widodo membentuk Badan Ekonomi Kreatif, salah satu bidang yang menjadi konsentrasi nya adalah di bidang musik. Akan tetapi sampai saat ini gebrakkan nya menurut saya belum menggembirakan secara signifikan dalam bidang musik, karena dunia musik di tanah air masih lesu. Badan tersebut diisi oleh orang-orang yang dekat sekali dengan dunia keartisan, akan tetapi mereka masih seperti kebingungan mencari formulasi tepat untuk menyelesaikan masalah dibidang dunia musik tanah air.

2. Partai Politik Tidak Ingin Kehilangan Suara Dari Pemilih Milenial

Jika dibedakan dari sisi yang melatarbelakangi mengapa pemilih memilih  maka saya akan membagi menjadi dua, pertama adalah pemilih yang memang karena kebutuhan ideologi dan yang kedua adalah pemilih yang masih berubah karena beberapa faktor. Untuk pemilih yang pertama maka Saya akan mengatakan bahwa pemilih karena faktor ideologi akan menentukan pilihannya pada pemilu secara rasional berdasar tujuan partai karena kesamaan visi misi tentang gambaran masyarakat yang diinginkan jika partai yang diusung menang. Sedangkan untuk pemilih yang kedua adalah pemilih yang akan menentukan pilihan berdasarkan feeling dan situasi. Kebanyakan pemilih model ini tidak begitu peduli dengan keadaan negara secara keseluruhan. Bisa jadi karena faktor pergaulan yang mengharuskan mereka untuk tidak terlibat dalam dunia politik secara intensif. Pemilih milenial biasanya adalah orang muda yang sedang belajar tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat negara. Kebanyakan pemilih milenial adalah pemilih yang sudah melek teknologi informasi dan sekaligus mereka adalah orang yang terlibat aktif didalamnya adalah sebagai media mencari hiburan semata, seperti media sosial, mendengarkan musik, menonton film, dan hanya sekedar mencari hiburan yang lainnya.

Untuk menjaring suara pada pemilih tipe yang kedua tersebut salah satunya adalah dengan menerjunkan artis-artis yang dianggap populer agar pada hari pemilihan suaranya diarahkan pada artis tersebut. Masih banyak pihak yang mempertanyakan kemampuan artis-artis ini terkait dengan tugas-tugas dibidang legislatif dan eksekutif yang berat, tapi toh itu tidak menjadi masalah, nanti juga bisa dipelajari. Artis menjadi magnet yang ampuh dalam meraih suara dalam jumlah yang besar. Beberapa keberhasilan yang sudah diraih dalam beberapa pemilu terakhir membuktikan betapa efektif untuk menggunakan artis menjadi gayung untuk mencari suara.

Menurut saya jika keadaan seperti ini dibiarkan oleh partai-partai di Indonesia ada kemungkinan untuk timbulnya matinya partai-partai secara ideologi, karena partai-partai akan diisi oleh orang yang kurang tahu ideologi partai yang akan diusung. Partai-partai akan kehilangan identitas dasar yang akan diperjuangkan oleh kader-kader nya. Sehingga dalam bekerja akan terpengaruh oleh situasi dan kondisi yang sedang berjalan.

Secara kuantitatif caleg artis akan mendatangkan pundi-pundi suara yang banyak untuk partainya, sehingga pada perhitungan di tingkat nasional akan menjadi modal yang besar untuk bertarung dengan partai-partai yang sudah mapan untuk meraih kursi di DPR. Menurut Saya ini adalah untuk mencari kekuasaan pada periode yang singkat. Jika hal ini dibiarkan dalam waktu yang lama, ada kemungkinan haluan ideologi partai berubah tidak lagi sesuai dengan ideologi ketika masa-masa kelahirannya.
Gambar ilustrasi. Pemilih milenial banyak memanfaatkan ruang publik untuk mencari kesenangan pribadi


Kamis, 05 Juli 2018

Menjadi Kuat Karena Latihan, Pengalaman pribadi ketika berwisata ke Bukit Tunak

Saat berada di sebuah tempat di wilayah selatan Lombok tepatnya di wilayah Gunung Tunak, Saya mencoba untuk mengunjungi ke setiap sudut yang kiranya memiliki pemandangan yang bagus. Pertama-tama, Saya mengunjungi pantai yang berada di bagian bawah. Pantai ini mudah diakses karena berada di jalur utama ke Bukit Tunak. Ketika berada dipantai ini, mata kita dimanjakan dengan pemandangan yang begitu memesona. Pasir putih yang terhampar di pantai dengan kira-kira sepanjang satu kilo meter memberi kesan kita berada di lokasi yang indah. Pantai tersebut diapit diantara dua tebing yang juga kelihatan indah. Bukit yang berada disisi sebelah kanan tidak begitu tinggi akan tetapi struktur batuan nya terliat seperti ukiran indah yang patut untuk menjadi objek foto yang menarik. Tebing di sebelah sisi yang lain yaitu disebelah kiri terlihat lebih tinggi, dan di atasnya terlihat hijau karena memang diatas tebing ini tumbuh jenis-jenis semak dan alang-alang. 

Saya kemudian beranjak berjalan ke arah tebing sebelah kiri, kaki dan badan harus siap dengan segala risiko yaitu menanjak. Walaupun tidak ada bandingannya dengan tingginya Gunung Rinjani akan tetapi bagi pemula tanjakan seperti itu seperti berjalan diatas lumpur sambil membawa beban tas keril yang berat. Sebagai pemula saya tidak terlalu memperdulikan seberapa tingginya bukit yang saya daki, toh di bawah ada orang yang jual kelapa muda, atau berbagai jenis minuman yang menyegarkan. Saya bisa memesan kapan saja untuk diminum sampai hilang lelah.

Dari atas bukit itu, Saya dapat melihat pemandangan dengan sudut pandang yang lebih luas. Setiap detail sisi terutama dibagian dataran rendah dapat terlihat dengan jelas, termasuk pantai indah dengan garis pasir putih yang berada di bagian bawah. Ketika berada di bagian atas ini, mata saya melihat seolah Saya sebagai elang yang sedang terbang di angkasa yang sedang mengincar mangsa. Hati tertuju pada sebuah menara yang berada di sebelah timur dari bukit. Hati penasaran karena ingin tahu ada apa di sana. Kaki gatal dan mulai melangkah menuju objek yang terbuat dari cor-coran besi baja itu. Dari kejauhan terlihat beberapa orang yang berada disekitar sana, sepertinya mereka juga turis seperti saya yang sedang berdamai dengan alam. Ukurannya terlihat kecil, dan saya berprasangka saya dapat menaiki menara tersebut. Saya membayangkan akan mengambil gambar dari atas menara yang mungkin akan terlihat sangat bagus, dan Saya anggap sebagai foto yang wah jika Saya dapat mengambil gambar dari atas.

Ketika Saya sampai di sana, ada beberapa orang yang bersamaan akan ikut naik keatas menara. Saya kira mereka adalah satu rombongan keluarga yang sedang berlibur disana, tapi ternyata dugaan saya tersebut tidak semuanya benar. Ada beberapa rombongan yang mungkin berlainan grup ketika itu berada disana. Keindahan Bukit Tunak mungkin sudah terkenal hingga membuat banyak orang berkunjung kesini. 

Berdiri disamping bawah menara tiba-tiba saja angin berhembus kencang, sehingga yang terdengar adalah suara angin yang  begitu nyaring di telinga. Hal ini dikarenakan sekeliling tidak ada benda yang mampu menahan angin menabrak tubuh Ku ini. "Wuuusss wuuuuuuuusssss" begitu nyata terdengar di telinga. Saya mulai menggerakkan kaki menginjak tangga yang paling dasar, akan tetapi kelihatannya kaki Saya terasa bergetar, tangan saya lemas, dan yang jelas mental Saya merasa was was. Beberapa waktu kemudian beberapa anak tangga berhasil Saya lewati dengan perasaan yang cemas. Untuk melewati satu anak tangga harus ekstra hati-hati karena angin bertiup sangat kencang yang dapat membuat orang terjatuh jika tidak konsentrasi. Syukur sekali dapat sampai di lantai satu. Ingin aku lanjutkan lagi melangkah naik ke lantai dua. Tantangan ini karena saya melihat ada objek foto yang bagus yang dapat dihasilkan di lantai dua, yaitu pemandangan bukit disamping menara. Semakin keatas angin semakin kencang. Suara angin bergemuruh menyerbu tubuh Ku. 

Dengan perasaan ragu, Saya berusaha naik keatas agar cepat sampai. Ternyata semakin keatas langkah kaki semakin berat. Selain mengangkat gaya gravitasi, kaki dan tangan saya juga menahan dari gempuran angin pantai yang tergolong berat. Kira-kira pada anak tangga yang ketiga langkah ku terhenti. Maksud hati ingin ke lantai dua malah tertahan di tengah-tengah antara lantai satu dan dua. Ahhh ya sudahlah Saya memutuskan untuk turun kembali lagi ke lantai satu. Beberapa foto saya hasilkan dari lantai satu, walaupun hasilnya kurang puas tapi lumayan lah kalau di edit di Photoshop, saya selalu bersyukur karena itulah pencapaian terbaik yang pernah saya perbuat disana. Ancaman yang menghadang diatas menjadi pembatas untuk meraih puncak menara. 

Saya tidak sedih dan menyesal karena tidak mencapai puncak, tapi toh Saya di lantai satu dapat  memoto sekeliling yang mungkin tidak kalah menariknya dengan pemandangan dilantai atas. Akan sangat membahayakan jika Saya berusaha naik ke lantai yang ada diatas. Saya sendiri juga heran, kenapa ketika pertama kali melihat menara Saya kira dapat naik keatas, akan tetapi ternyata ketika sampai di lokasi keadaan berkata lain. Kondisi riil di lapangan sangat berbeda dengan apa yang Saya pikirkan sebelumnya. Jika kondisi sebelumnya yang Saya bayangkan tentang menara adalah Saya dapat menaiki dengan mudah tanpa ada halangan yang berarti, dan ternyata Saya harus mengubur keinginan  tersebut. Mungkin suatu saat nanti Saya akan mencobanya lagi setelah mental Saya tumbuh lebih kuat dan lebih berani.

Makna yang ingin Saya sampaikan dari tulisan diatas adalah : ternyata apa yang saya pikir untuk naik keatas menara adalah hal yang mudah ternyata tidak demikian adanya. Mencoba untuk naik ke menara adalah bagus. Hal ini untuk mengetahui dimana posisi kemampuan kita dapat maksimal naik ke menara. Jika terdapat kekurangan yang harus diperbaiki karena tidak dapat naik menara maka kita dapat memperbaikinya di kemudian hari. Misalnya hari ini kita cuma dapat sampai lantai dua, maka jika kita merencanakan lagi,  kunjungan berikutnya dapat menaiki lantai dua. Akan tetapi harus ada usaha dengan latihan dan semangat agar Kita dapat mencapai keatas menara.

Kemampuan tertentu selain karena faktor bakat juga ada faktor latihan. Orang yang berbakat kalau tidak pernah dilatih maka bakatnya tersebut hanya menjadi bakat yang terkubur. Sebaliknya, jika orang yang tidak berbakat namun sering latihan maka latihan tersebut menjadi kebiasaan untuk menjadi berbakat.



Rabu, 06 Juni 2018

Tempat Wisata Di Jalur Pantai Selatan Jawa (Kebumen) yang Keren

Jalur Pantai Selatan (Pansela) Jawa atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di wilayah Kebumen, Jawa Tengah memiliki banyak objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Selagi berkendara di wilayah Kebumen, jangan lupa untuk menengok beberapa keindahan tempat wisata kekinian yang instagramble. Sebagian besar wilayah wisata berada di wilayah pantai, tapi ada juga tempat wisata yang berada di pegunungan. Berikut beberapa tempat yang Kami pilih dari berbagai macam akun instagram @explore_kebumen, @kebumenkeren

1. Bukit Sianco, Ayah


2. Hud Hill
3. Mangrove, Ayah
4. Watubale, Pasir
5. Sawangan Adventure, Ayah
6. Lampon
7. Bukit Pentulu Indah
8. Waduk Sempor
9. Curug Widoro Payung
10. Pantai Lembupurwo, Mirit
11. Bukit Jerit
12. Sikayu, Buayan
13. Goa Petruk
14. Sempor
15. Pantai Surumanis
16. Tanjung Karangbata
17. ALun-alun Kebumen
Sebuah kiriman dibagikan oleh Kebumen Keren (@kebumenkeren) pada
18. Puncak Brujul
19.
20. Benteng Vandervijk



21. Jembangan Wisata Alam



Jumat, 27 April 2018

Makan dan Tetap Makan

Ingat iklan Teh Botol Sosro, yang katanya semua hal di hubungkan dengan makan-makan "main, makan", "ngumpul, makan", "olahraga, makan", "belajar, makan", "duduk,makan", dan semua akan makan-makan😮.

Kalau tidak makan tidak bakal ada yang namanya ngumpul-ngumpul. Ngumpul-ngumpul itu tanda kalau hubungan sudah akrab, bisa ngomongnya ngalor-ngidul. Sampai-sampai tidak tahu waktu ini apa,  larut malam tidak masalah yang penting senang. Lupa janjian sama orang lain itu hal biasa-biasa saja😱. 

Katanya sih kalau mau persaudaraan awet bumbunya itu makan-makan. Tahu nggak!!! Kalau belum tahu coba aja ente pergi kondangan, slametan, syukuran, atau acara apa aja lah, di sana banyak makannya. Konon katanya kalau acara sekaliber nikahan, selametan, syukuran, ulang tahun dan lain sebagainya tidak makan-makan bakalan kelar idup loe kemakan sama omongannya orang baper.

Hehehe, akibatnya, orang datang syukuran bukan karena mau nyumbang doa. Orang datang ke hajat mantenan bukan karena mau kasih doa. Orang kadang datang datang ke acara slametan bukan karena mau menyumbang doa, tapi karena perut lapar pingin makan cilok lah, bakso lah, es krim lah, sate lah sama periuk-periuknya, piring-piringnya, centong-centongnya 😄,,, 

Pesan mbah ku dulu di kampung, "nek mangan aja keblabasen kebablasen, panganen sing apik-apik, barang apik gawe awak apik". Artinya seperti ini "kalau makan jangan berlebihlebihan, makan dari yang bagus-bagus, makanan bagus akan membuat badan bagus"






Makan bakso

Makan di lesehan

Makan setelah upacara

Makan durian

Makan bubur dan es kelapa

Makan lalapan

Makan nasi padang di Jogja

Makan soto kudus

Makan nanas dan kelapa muda di Pantai Mawun

Makan rujak di Jogja

Nongkrong di kafe

Nongkrong di kafe di Purwokerto

Makan sate rembiga (Pulau Lombok)

Mimum es dawet ayu Banjarnegara, di Lombok, NTB

Makan jagung dan kelapa muda

Makan kepungan

Makan malam


Makan buka puasa di Kebumen, Jawa Tengah

Makan buka puasa

Sarapan pecel di Mataram, NTB

Syukuran 

Syukuran

Penjual jagung rebus di Bima, NTB

Makan malam

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo