Saya sebelumnya tidak ada rencana untuk pergi ke Jembangan Wisata Alam. Waktu itu siang hari sekitar pukul 10 WIB. Saya yang baru datang dari luar kota dan kakak saya juga baru datang dari Jakarta yang masih merasa kalau kaki dan badan masih betah tinggal di tempat tidur. Matahari yang sudah naik dan memberi panas bagi orang di Bumi. Pingin jalan-jalan tapi ke tempat yang sejuk. Adik Saya mengusulkan untuk mengunjungi lokasi di wilayah Jembangan. Saya langsung teringat ternyata ada tempat yang berada di arah utara dari rumah Kami di Desa Tanjungsari, dan Kami pun secara tiba-tiba mau berkunjung ke Jembangan Wisata Alam. Tidak membutuhkan waktu lama bagi Saya dan Saudara Saya untuk bersiap-siap menuju kesana. Jarak dari rumah hanya sekitar 7 Kilo. Akses menuju Jembangan sekarang sudah mudah. Motor, mobil, dan bahkan sepeda ontel pasti mudah untuk kesana.
Kami memutuskan untuk menggunakan dua motor. Saya harus mengisi bensin dulu di warung. Hal ini biar aman saja. Takut kalau bensin habis di tengah sawah. Motor sudah mendapat bensin, hati menjadi nyaman. Perjalanan Kami lanjutkan. Jarak 7 Kilo Kami tempuh sekitar 1/4 jam. Waktu itu Kami niat kan untuk tidak menarik gas terlalu cepat, agar tidak cepat sampai. Kami juga sembari menikmati pemandangan selama perjalanan. Kami begitu menikmati perjalanan. Persawahan, rumah penduduk, sungai dan kebun-kebun menjadi makanan untuk mata Kami. Sesekali Kami bersimpangan dengan dokar yang sudah mulai langka di jalan di dekat rumah Kami. Matahari memberi cahaya yang begitu terik ke aspal di jalan. Aspal hitam memberi panas kepada setiap siapa saja yang lewat. Di beberapa titik, aspal terkelupas, sehingga kami harus berjalan zig-zag untuk beberapa saat.
Sebenarnya, Saya sudah bertahun-tahun lewat jalan itu. Sejak Saya kecil, Ayah maupun Ibu sering membonceng Saya pakai sepeda baik untuk pergi ke rumah Saudara maupun ketika sekali-kali mengajak Saya pergi mengajar. Ternyata sudah banyak perubahan yang terjadi. Dulu ketika antara Tahun 1990 sampai dengan Tahun 1995-an, jalan mulai dari Mudal di Desa Poncowarno kearah timur seperti Desa Silumbu, Desa Jembangan, Desa Karang Tengah, Desa Kebapangan, Desa Kedung Dawa, dan Desa Tegalrejo berupa jalan makadam. Jalan dibuat dengan mengeraskan menggunakan batu-batu besar, sehingga sepeda sulit lewat. Tapi sekarang semua sudah berubah. Jalan sudah halus karena sudah di aspal. Sekarang hanya perlu perawatan saja, untuk menjaga jalan dari lubang-lubang kecil.
Sesampainya di depan pintu masuk, petugas penjaga karcis menyodorkan karcis masuk seharga Rp 5.000 an, Setelah itu kami melaju lurus kearah waduk. Kami mencari tempat yang pas untuk parkir, adik Saya mengusulkan agar parkir motor di dekat dengan penyewaan kapal bebek. Selain tempatnya strategis, menurut adik Saya, parkir motor disana memudahkan pengawasan. Setelah beberapa waktu kami lalui dengan duduk-duduk di bangku dermaga.
Jembangan adalah nama sebuah desa di Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Ia sekarang menjadi tempat yang ramai karena warga Kebumen dan sekitarnya menjadikan Jembangan sebagai destinasi wisata alam. Pariwisata diharap mampu mendatangkan kesempatan bagi warga Jembangan untuk mendulang penghasilan melalui pengusahaan pariwisata.
Dalam sejarahnya, Bendungan Pejengkolan yang membendung air dari Waduk Wadaslintang dibuat akhir tahu 80 an. Proyek tersebut banyak mengganti rugi lahan milik warga. Setelah jadi, Bendungan Pejengkolan banyak membantu petani dalam mengairi sawah. Sehingga dalam satu tahun, petani diwilayah yang dialirinya mampu tanam sebanyak dua sampai tiga kali.
Wisata Jembangan dibuat atas inisiatif dari orang yang mengerti tentang potensi waduk dijadikan sebagai daerah wisata. Daya tarik yang dimiliki oleh Jembangan sebagai objek wisata adalah air yang dibendung oleh Bendungan Pejengkolan yang mampu menahan air dalam jumlah besar hingga menimbulkan genangan seperti danau. Ditambah lagi dengan pemandangan perbukitan yang tentunya menjadikan tempat ini semakin asri. Selain itu, di tempat ini juga terdapat kebun binatang yang memiliki berbagai macam koleksi satwa. Fasilitas lain yaitu perahu bebek, perahu naga, taman bermain anak, dan ATV. Ada berbagai macam potensi yang perlu dikembangkan. Dengan melihat contoh-contoh daerah wisata yang sudah terkenal misalnya Bali, menurut Saya perlu ada fasilitas untuk tempat menginap, atau penambahan perahu kano atau flying fox.
Untuk memperbaiki wisata mungkin perlu dilakukan penataan yang lebih baik agar wisata di Jembangan semakin berkembang antara lain dengan (1) menjelaskan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pengelolaan wisata seperti masyarakat, swasta, pemerintah, LSM dsb, (2) menambah lebih banyak lagi jenis atraksi wisata misalnya water boom dsb, (3) membangun jaringan dengan pengelola wisata lain di sekitar Kebumen, Jogja, bahkan Jawa Tengah secara umum agar semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar kabupaten, (4) membangun citra wisata Jembangan lewat berbagai macam pameran, (5) meningkatkan kualitas akses menuju tempat wisata misalnya menjaga jalan tetap baik agar mudah dilalui pengunjung, (6) pihak terkait aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar wisata agar mendukung terselenggaranya wisata misalnya sering dilakukan bersih desa agar desa terlihat bersih, rapi dan menarik, (7) masyarakat sekitar diberikan pelatihan seni misalnya membuat cendera mata, (8) menjaga nama baik tempat wisata terutama dari sisi keamanan dan kesopanan, (9) mengembangkan wisata kuliner dengan melatih penduduk lokal atau dengan mendatangkan orang yang ahli tentang bisnis makanan untuk lebih banyak menarik pengunjung.
Jika Anda ingin berkunjung ke tempat ini, caranya gampang. Jarak dari Kota Kutowinangun sekitar tujuh kilo kearah utara. Sedangkan jarak dari Kota Kebumen sekitar 17 KM kearah timur. Akses jalan sudah bagus. Untuk transportasi, pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum.
Lihat Peta Lebih Besar
Kami memutuskan untuk menggunakan dua motor. Saya harus mengisi bensin dulu di warung. Hal ini biar aman saja. Takut kalau bensin habis di tengah sawah. Motor sudah mendapat bensin, hati menjadi nyaman. Perjalanan Kami lanjutkan. Jarak 7 Kilo Kami tempuh sekitar 1/4 jam. Waktu itu Kami niat kan untuk tidak menarik gas terlalu cepat, agar tidak cepat sampai. Kami juga sembari menikmati pemandangan selama perjalanan. Kami begitu menikmati perjalanan. Persawahan, rumah penduduk, sungai dan kebun-kebun menjadi makanan untuk mata Kami. Sesekali Kami bersimpangan dengan dokar yang sudah mulai langka di jalan di dekat rumah Kami. Matahari memberi cahaya yang begitu terik ke aspal di jalan. Aspal hitam memberi panas kepada setiap siapa saja yang lewat. Di beberapa titik, aspal terkelupas, sehingga kami harus berjalan zig-zag untuk beberapa saat.
Sebenarnya, Saya sudah bertahun-tahun lewat jalan itu. Sejak Saya kecil, Ayah maupun Ibu sering membonceng Saya pakai sepeda baik untuk pergi ke rumah Saudara maupun ketika sekali-kali mengajak Saya pergi mengajar. Ternyata sudah banyak perubahan yang terjadi. Dulu ketika antara Tahun 1990 sampai dengan Tahun 1995-an, jalan mulai dari Mudal di Desa Poncowarno kearah timur seperti Desa Silumbu, Desa Jembangan, Desa Karang Tengah, Desa Kebapangan, Desa Kedung Dawa, dan Desa Tegalrejo berupa jalan makadam. Jalan dibuat dengan mengeraskan menggunakan batu-batu besar, sehingga sepeda sulit lewat. Tapi sekarang semua sudah berubah. Jalan sudah halus karena sudah di aspal. Sekarang hanya perlu perawatan saja, untuk menjaga jalan dari lubang-lubang kecil.
Sesampainya di depan pintu masuk, petugas penjaga karcis menyodorkan karcis masuk seharga Rp 5.000 an, Setelah itu kami melaju lurus kearah waduk. Kami mencari tempat yang pas untuk parkir, adik Saya mengusulkan agar parkir motor di dekat dengan penyewaan kapal bebek. Selain tempatnya strategis, menurut adik Saya, parkir motor disana memudahkan pengawasan. Setelah beberapa waktu kami lalui dengan duduk-duduk di bangku dermaga.
Jembangan adalah nama sebuah desa di Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Ia sekarang menjadi tempat yang ramai karena warga Kebumen dan sekitarnya menjadikan Jembangan sebagai destinasi wisata alam. Pariwisata diharap mampu mendatangkan kesempatan bagi warga Jembangan untuk mendulang penghasilan melalui pengusahaan pariwisata.
Orang menyebutnya perahu ontel ada juga yang menyebut perahu bebek merupakan salah satu wahana yang banyak diminati pengunjung untuk menikmati keindahan lingkungan disekitar Jembangan Wisata Alam |
Ini adalah salah satu pemandangan yang bisa dilihat dari tengah danau menggunakan perahu ontel |
Ini adalah salah satu pemandangan yang dapat dinikmati dari dalam perahu ontel |
Burung bangau banyak bersarang di sekitar danau terutama pada pohon-pohon bambu |
Dalam sejarahnya, Bendungan Pejengkolan yang membendung air dari Waduk Wadaslintang dibuat akhir tahu 80 an. Proyek tersebut banyak mengganti rugi lahan milik warga. Setelah jadi, Bendungan Pejengkolan banyak membantu petani dalam mengairi sawah. Sehingga dalam satu tahun, petani diwilayah yang dialirinya mampu tanam sebanyak dua sampai tiga kali.
Gapura berbentuk joglo |
Untuk memperbaiki wisata mungkin perlu dilakukan penataan yang lebih baik agar wisata di Jembangan semakin berkembang antara lain dengan (1) menjelaskan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pengelolaan wisata seperti masyarakat, swasta, pemerintah, LSM dsb, (2) menambah lebih banyak lagi jenis atraksi wisata misalnya water boom dsb, (3) membangun jaringan dengan pengelola wisata lain di sekitar Kebumen, Jogja, bahkan Jawa Tengah secara umum agar semakin banyak dikunjungi oleh masyarakat di luar kabupaten, (4) membangun citra wisata Jembangan lewat berbagai macam pameran, (5) meningkatkan kualitas akses menuju tempat wisata misalnya menjaga jalan tetap baik agar mudah dilalui pengunjung, (6) pihak terkait aktif memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar wisata agar mendukung terselenggaranya wisata misalnya sering dilakukan bersih desa agar desa terlihat bersih, rapi dan menarik, (7) masyarakat sekitar diberikan pelatihan seni misalnya membuat cendera mata, (8) menjaga nama baik tempat wisata terutama dari sisi keamanan dan kesopanan, (9) mengembangkan wisata kuliner dengan melatih penduduk lokal atau dengan mendatangkan orang yang ahli tentang bisnis makanan untuk lebih banyak menarik pengunjung.
Pengunjung juga bisa menyewa perahu bebek |
Lihat Peta Lebih Besar
Perahu naga digunakan untk berkeliling menikmati Wisata Jembangan |
Tempat yang asyik untuk menikmati makanan di Wisata Jembangan |
Orang boleh manaiki ATV dengan membayar uang kepada pengelola |
Tempat duduk untuk menikmati pemandangan |
Kebun binatang di Taman Wisata Jembangan |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Porn, Racism, Sadism