Andong/dokar/kereta atau yang lainnya telah menjadi alat transportasi bagi bagi rakyat Indonesia. Kendaraan tersebut anyak digunakan didaerah pedesaan atau perkotaan. Walaupun sekarang ini sudah banyak warga masyarakat yang telah memilliki kendaraan bermotor namun masih banyak juga warga masyarakat yang menggunakan andong untuk keperluan transportasinya, terutama untuk masyarakat kelas menengah kebawah. Selain karena faktor hubungan sosial dengan kusir dokar, penumpang memilih angkutan tersebut juga karena harga angkutan tersebut bisa ditawar, atau jika sudah berlangganan biaya bisa dibayar lain waktu.
Sudah menjadi fakta bahwa di kota-kota di Indonesia baik besar atau kecil angkutan tradisional ini menjamur. Sudah banyak masyarakat terbantu dengan angkutan tersebut. Kendaraan tersebut telah menjadi ciri kendaraan tradisioanal Indonesia. Sehingga kelestariannya pun perlu dipertahankan.
Tak terkecuali di Mataram Pulau Lombok, Pulau yang terkenal karena pariwisatanya itu terdapat alat angkutan yang bernama cidomo (cikar dokar motor). Bentuknya hampir sama dengan dokar kebanyakan di Pulau Jawa, namun berbeda di bagian roda. JIka roda dokar kebanyakan menggunakan roda yang terbuat dari kayu, sedang cidomo rodanya terbuat dari roda mobil. Cidomo di Pulau Lombok kurang terurus dengan baik. Populasinya yang banyak, dijalanan sering mengganggu kendaraan jenis lainnya. Apalagi sebagian besar cidomo tanpa dilengkapi dengan penadah kotoran kuda. Sehingga jalan-jalan di Kota Mataram dan sekitarnya banyak di kotori oleh kotoran kuda dari cidomo tersebut.
Lombok merupakan tujuan wisata penting di Indonesia. Tahun 2011 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok mencapai 886.880 orang (Disbudpar NTB). Letak Lombok yang tidak jauh dari Pulau Bali akan memungkinkan jumlah wisatawan ditahun-tahun yang akan datang akan bertambah banyak. Kebanyakan wisatawan yang berada di Pulau Lombok mengunjungi juga Kota Mataram karena faktor akomodasi dan sebagainya. Untuk itu Kota Mataram perlu untuk menata diri guna bersiap menyambut wisatawan. Apalagi banyak juga wisatawan yang berlibur di Bali kemudian mengunjungi Lombok. Dengan adanya lingkungan yang kotor untuk wisata bisa jadi para wisatawan tersebut hanya berkunjung satu kali saja tanpa ada perasaan penasawan ingin kembali ke Lombok.
Cidomo sudah menjadi bagian dari masyarakat Mataram dan sekitarnya. Angkutan tersebut banyak digunakan terutama oleh para ibu-ibu untuk pergi kepasar. Populasinya yang banyak sering mengakibatkan masalah yakni jalan-jalan di Kota Mataram menjadi tercemar karena kotoran kuda tersebut. Dampaknya yaitu pada saat kotoran hewan kuda masih bawah maka secara tidak langsung jika terkena mobil atau kendaraan lain kotoran tersebut akan mengotori kendaraan yang menginjaknya, tentu saja hal tersebut berarti telah memindahkan kotoran ke tempat lain melalui peranrara kendaraan. Dan tentu saja kotoran yang masih basah tersebut merupakan sarang untuk Clostridium tetani sebagai penyebab penyakit tetanus. Kotoran yang masih basah juga menimbulkan bau yang tidak sedap untuk hidung dan akan mengganggu kesehatan.Bukan hanya dari kotoran yang masih basah saja tetapi kotoran kuda yang sudah kering juga menimbulkan masalah yang tidak kalah seriusnya. jika kotoran kering dan terkena angin maka kotoran tersebut akan gabung bersama debu terbang ke hidung dan ke permukiman warga. Hal ini akan menjadi pengganggu untuk kesehatan masyarakat ada berbagai macam penyakit yang akan ditimbulkan oleh hal tersebut antara lain yang berkaitan dengan saluran pernafasan dan juga penyakit ke mata dan kulit karena debu yang mengandung bibit penyakit tersebut.
Langkah untuk mengatasi berbagai masalah diatas yakni dengan memasang penada kotoran hewan di bagian belakan kuda. Dengan hal tersebut diharapkan akan mampu untuk mengurangi jumlah kotoran hewan yang beredar di kota khususnya Kota Mataram. Sehingga hasil akhir yaitu sebuah kota yang nyaman untuk ditinggali.
Gambar : Contoh cidomo yang menggunakan penadah kotoran kuda. (Gambar koleksi pribadi ) |
Diharapkan dengan langkah kecil dengan banyak manfaat tersebut minimal dapat membuat warga kota menjadi nyaman dan para wisatawan yang datang ke Pulau Lombok lebih betah tinggal lama lagi di pulau tersebut. Dengan kebersihan jalan-jalan di Lombok dari kotoran kuda merupakan langkah kecil untuk merubah hal yang lebih besar. Yakni kesehatan warga baik dan sektor pariwisata akan berkembang . Berkembangnya sektor pariwisata akan ikut meningkatkan pendapatan warga Lombok. Dan dengan kesehatan warga yang baik akan meningkatkan sumberdaya manusia warga Lombok. Apalagi NTB merupakan Provinsi di Indonesia yang indeks pembangunan manusianya terendah di Indonesia, salah satu peningkatan indeks tersebut berasal dari sektor kesehatan.
Langkah-Langkah Nyata Untuk Mengatasi Masalah Diatas
1. Dengan melakukan sosiali sasi kepada pada pemilik kendaraan Cidomo akan pentingnya melakukan pemasangan wadah kotoran kuda.
2. Memberikan dan melakukan pemasangan wadah kotoran kuda gratis ke semua cidomo
thnks artikelnya :)
BalasHapusOx maksih atas infonya, salam kenal ja
BalasHapus