Bersiaplah warga dunia, Perang Dunia 3 siap dimulai. Kali ini perang akan dimulai di wilayah Timur Tengah khususnya Iran. Perang ini diperkirakan akan melibatkan banyak Negara.
Belum lama ini Presiden Iran Ahmadinejad melakukan kunjungan ke Negara Amerika Latin yang menjadi sekutunya yaitu Venezuela, di Venezuela, Ahmadinejad akan bertemu dengan Hugo Chavez. Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau kedua pemimpin tersebut merupakan pembenci USA. Sepertinya ada misi khusus dari Ahmadinejad yaitu untuk mencari dukungan jika nanti Iran berperang dengan USA.
Iran pun sudah melakukan pencegahan jika nantinya terjadi perang. Antara lain dengan melakukan latihan perang. Apalagi ada rencana dari USA untuk memberlakukan embargo ekonomi kepada Iran. Dan reaksi Iran mengancam akan menutup selat Hormutz jika Presiden USA jadi menandatangani embargo tersebut.
Alat tempur Iran sudah di panaskan dalam sebuah latihan perang, ini berarti Iran sudah siap menerima konsekuensi apapun yang terjadi. Iran tak ingin kecolongan jika sewaktu-waktu Amerika menyerang. Karena selama ini Amerika merupakan Negara yang paling getol mengamati terhadap program terutama nuklir yang ada di Iran.
Seperti terlihat pada video diatas sepertinya Iran sudah siap jika nantinya harus berperang dengan Amerika. Tentunya dengan segala konsekuesi yang nyata yaitu paling tidak daratan Iran akan banyak diterpa kehancuran seperti Negara Irak. Tetapi kayaknya USA juga akan tetap mengupayakan perang jika Amerika tidak sabar dengan perkembangan yang terjadi di Iran terutama dengan program nuklir Iran. Iran nampaknya kupingnya sudah panas karena selama ini bangsa tersebut selalu menjadi olok-olokan Orang Amerika.
Apakah ada dukungan Untuk Bangsa Iran?
Jawaban pertanyaan tersebut akan memperngaruhi mental Iran sebagai sebuah Negara yang akan siap untuk melawan kekuatan besar dunia yakni USA. Dukungan terutama dari pihak-pihak yang secara politik bertentangan dengan USA yaitu negara-negara komunis seperti Rusia, China, Korea Utara ataupun dari Negara lain seperti Venezuela. Walaupun tidak seratus persen membantu, tetapi jika nanti Iran jadi berperang dengan USA maka negara tersebut yang akan membantu dalam akomodasi pertempuran, seperti persenjataan. Sebagai mana kita tahu belum lama ini bahwa ada salah satu pesawat tanpa awak milik USA (drone) yang berhasil dijikanakan oleh petugas keamanan udara Iran. Alat untuk menjinakan pesawat canggih tersebut rupanya made in Russia. Paling tidak Negara yang mendukung Iran akan mengujicobakan teknologinya melalui Iran. Jika memang perang benar terjadi maka namanya adalah perang dunia ke 3 karena banyak melibatkan banyak Negara. Walaupun tidak secara spesifik menerjunkan pasukan tetepi Negara tersebut berkepentingan untuk menempatkan teknologi yang dimilikinya untuk membantu Iran.
Bagaimana dengan Negara-Negara Arab apakah juga akan mendukung Iran jika nanti terjadi perang dengan USA. Jawabannya adalah tidak pasti. Walaupun Iran secara kasat mata adalah negara muslim dan sebagian besar Negara Arab juga muslim tetapi melihat trek lurus perjalanan muslim yang dianut oleh sebagian besar warga Iran dengan muslim kebanyakan di Timur Tengah berbeda. Muslim di Iran mayoritas adalah muslim Syiah yang berbeda dengan kebanyakan dengan muslim disebagian besar negara Arab yang berbasis Sunni. Kita sudah sering mendengar kerusuhan yang terjadi antara Syiah dan Sunni.
Sunni dan Syiah sulit untuk damai. Menurut banyak berita, muslim Syiah di Iran tidak begitu toleran dengan orang muslim Sunni. Muslim Sunni yang menjadi warga minoritas di Iran sering kali mendapat perlakuan diskriminasi. Diantaranya warga Muslim Sunni di Iran sulit untuk mendirikan bangunan ibadah. Kita juga pernah mendengar bahwa di Irak setiap ada kegiatan Assyura yang merupakan hari agama Muslim Syiah sering mendapat hadiah bom sehingga tak jarang dalam acara tersebut sering banyak memakan korban jiwa dari penduduk muslim Syiah. Ada banyak perbedaan antara Muslim Syiah dengan Muslim Sunni yang sulit untuk disatukan.
Negara di Timur Tengah kecuali Israel setidaknya akan menunggu untuk bergabung dengan negara mana. Tetapi berdasarkan pengalaman perang dengan Irak agaknya Negara-negara Arab yang tidak masuk persengkongkolan dengan USA akan mengijinkan wilayahnya untuk tempat bersandarnya berbagai macam amunisi tentara USA dan sekutunya.
Walaupun AS dan Negara-Negara sekutunya sedang mengalami krisis keungan tetapi mereka juga harus mengeluarkan pengeluaran agar industri negara tersebut bergerak. Dengan perang berarti akan ada banyak proyek riil yang langsung menyentuh kepada salah satu masalah pokok di USA yakni pengangguran. Dengan banyak membuat senjata dan mesin perang berarti Pemerintah USA telah memberikan banyak pekerjaan kepada warga Amerika, karena industri persenjataan dan logistik perang membutuhkan banyak tenaga kerja.
Permusuhan Iran-Israel
Bukan menjadi rahasia publik bahwa Iran melalui Presiden Ahmadinejad ingin menghapuskan Israel dari peta dunia. Walaupun jarak antara kedua negara berjauhan, tetapi mungkin ada hal yang lebih mempengaruhi psikologi antara kedua negara. Iran mungkin kesal dengan sikap Israel yang terus memperluas wilayahnya dengan cara mencaplok kedaulatan negara lain. Misalnya saja negara zionis tersebut tidak henti-hentinya mengganggu Palestina.
Walaupun bigitu kita juga agak ragu-ragu dengan sikap permusuhan antara Iran dengan Israel. Perdagangan antar kedua negara berlangsung baik. Menurut kompas banyak produk buah-buahan dari Israel yang membanjiri Iran. Atau bahkan pada tahun 80-an Iran pernah melakukan pembelian senjata kepada Israel. Atau bahkan jumlah pemeluk Yahudi di Iran mencapai angka puluhan ribu orang. Pemeluk agama Yahudi tersebut menurut eramuslim.com mendapat hak yang baik, seperti kebebasan untuk melaksanakan ibadah. Beda dengan pemeluk Islam Ahlusunah yang katanya menurut eramuslim.com sangat sulit untuk menjalankan ibadah.
Israel memiliki kepentingan yang sangat dominan untuk terjadinya sebuah perang dengan Iran. Amerika akan mengerahkan tentaranya untuk menyerang Iran jika negara Israel terlebih dulu memulai. Mungkin USA berkepentingan untuk melindungi Israel agar tidak habis dilumat oleh mesin-mesin tempur Iran. Israel takut terhadap Iran karena ancaman dari program nuklir Iran yang kian hari kian mendapatkan perkembangan yang luar biasa. Segala cara akan dilakukan Israel untuk menghindari ancaman Iran, diantaranya yang sudah dilakukan adalah intelijen Israel pernah melakukan pembunuhan terhadap ahli nuklir Iran. Dimana pembunuhan tersebut semakin memperjelas bahwa sesungguhnya yang ditakutkan oleh Israel adalah program nuklir Iran. Walaupun kita orang awam juga tidak pernah tahu apakah program energi nuklir Iran untuk damai atau untuk membuat senjata.
Persahabatan Iran-China
Kemajuan yang sangat signifikan negara China dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan telah menjadikan negeri tirai bambu tersebut diperhitungkan dalam pergaulan didunia internasional. Negara barat sekarang telah ter Chinanisasi atau budaya china sudah populer dinegara-negara barat, atau bahkan turut mempengaruhi kehidupan dibarat. Bayangkan saja china sekarang telah menjadi negara yang mampu memproduksi barang dengan sangat efisien, mulai dari kebutuhan setelah bangun tidur sampai kebutuhan menjelang tidur ada semua. China memang luar biasa sampai Amerika membutuhkan dana dari China untuk menanggulangi krisis sekitar tahun 2009 yang lalu.
Apalah arti persahabatan jika tidak ada manfaat yang didapat. Iran dengan China sudah lama menjadi teman. China membutuhkan perdagangan dengan Iran, menurut NDTV nilai perdagangan antara Iran dengan China mencapai 30 billions dollars. Kerjasama yang dilakukan antara kedua negara tersebut antara lain energi dan militer.
Antara kedua negara tersebut memiliki kesamaan yakni sama-sama memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan USA. China sendiri sering dikecam oleh Pemerintah USA soal HAM atau soal hak kekayaan intelektual. China juga tidak suka dengan Pemerintah USA yang banyak membantu Taiwan khususnya dalam persenjataan. Yang paling aktual antara China-USA adalah kekesalan USA karena telah rugi berdagang dengan China. China dalam perdagangan dengan USA selalu untung. Keuntungan China tersebut ternyata tidak disukai oleh USA dengan menyebut China telah banyak melakukan dumping atau pengurangan nilai tukar Yuan terhadap dolar sehingga Amerika mengalami defisit perdagangan dengan China.
Dukungan China terhadap Iran amat nyata ketika Pemerintah China secara tegas menolak resolusi PBB terhadap Iran. China bersama Rusia merupapan oposisi dari Pemerintah USA di PBB. Amerika dengan demikian tidak menjadi negara yang sok kuat karena ada kekuatan lain yang selalu mengancam mereka yaitu China dan Rusia. Oleh karena apapun itu yang terjadi sepertinya China dan Rusia akan dengan senang hati membantu Iran.
Belum lama ini Presiden Iran Ahmadinejad melakukan kunjungan ke Negara Amerika Latin yang menjadi sekutunya yaitu Venezuela, di Venezuela, Ahmadinejad akan bertemu dengan Hugo Chavez. Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau kedua pemimpin tersebut merupakan pembenci USA. Sepertinya ada misi khusus dari Ahmadinejad yaitu untuk mencari dukungan jika nanti Iran berperang dengan USA.
Iran pun sudah melakukan pencegahan jika nantinya terjadi perang. Antara lain dengan melakukan latihan perang. Apalagi ada rencana dari USA untuk memberlakukan embargo ekonomi kepada Iran. Dan reaksi Iran mengancam akan menutup selat Hormutz jika Presiden USA jadi menandatangani embargo tersebut.
Alat tempur Iran sudah di panaskan dalam sebuah latihan perang, ini berarti Iran sudah siap menerima konsekuensi apapun yang terjadi. Iran tak ingin kecolongan jika sewaktu-waktu Amerika menyerang. Karena selama ini Amerika merupakan Negara yang paling getol mengamati terhadap program terutama nuklir yang ada di Iran.
Apakah ada dukungan Untuk Bangsa Iran?
Jawaban pertanyaan tersebut akan memperngaruhi mental Iran sebagai sebuah Negara yang akan siap untuk melawan kekuatan besar dunia yakni USA. Dukungan terutama dari pihak-pihak yang secara politik bertentangan dengan USA yaitu negara-negara komunis seperti Rusia, China, Korea Utara ataupun dari Negara lain seperti Venezuela. Walaupun tidak seratus persen membantu, tetapi jika nanti Iran jadi berperang dengan USA maka negara tersebut yang akan membantu dalam akomodasi pertempuran, seperti persenjataan. Sebagai mana kita tahu belum lama ini bahwa ada salah satu pesawat tanpa awak milik USA (drone) yang berhasil dijikanakan oleh petugas keamanan udara Iran. Alat untuk menjinakan pesawat canggih tersebut rupanya made in Russia. Paling tidak Negara yang mendukung Iran akan mengujicobakan teknologinya melalui Iran. Jika memang perang benar terjadi maka namanya adalah perang dunia ke 3 karena banyak melibatkan banyak Negara. Walaupun tidak secara spesifik menerjunkan pasukan tetepi Negara tersebut berkepentingan untuk menempatkan teknologi yang dimilikinya untuk membantu Iran.
Bagaimana dengan Negara-Negara Arab apakah juga akan mendukung Iran jika nanti terjadi perang dengan USA. Jawabannya adalah tidak pasti. Walaupun Iran secara kasat mata adalah negara muslim dan sebagian besar Negara Arab juga muslim tetapi melihat trek lurus perjalanan muslim yang dianut oleh sebagian besar warga Iran dengan muslim kebanyakan di Timur Tengah berbeda. Muslim di Iran mayoritas adalah muslim Syiah yang berbeda dengan kebanyakan dengan muslim disebagian besar negara Arab yang berbasis Sunni. Kita sudah sering mendengar kerusuhan yang terjadi antara Syiah dan Sunni.
Sunni dan Syiah sulit untuk damai. Menurut banyak berita, muslim Syiah di Iran tidak begitu toleran dengan orang muslim Sunni. Muslim Sunni yang menjadi warga minoritas di Iran sering kali mendapat perlakuan diskriminasi. Diantaranya warga Muslim Sunni di Iran sulit untuk mendirikan bangunan ibadah. Kita juga pernah mendengar bahwa di Irak setiap ada kegiatan Assyura yang merupakan hari agama Muslim Syiah sering mendapat hadiah bom sehingga tak jarang dalam acara tersebut sering banyak memakan korban jiwa dari penduduk muslim Syiah. Ada banyak perbedaan antara Muslim Syiah dengan Muslim Sunni yang sulit untuk disatukan.
Negara di Timur Tengah kecuali Israel setidaknya akan menunggu untuk bergabung dengan negara mana. Tetapi berdasarkan pengalaman perang dengan Irak agaknya Negara-negara Arab yang tidak masuk persengkongkolan dengan USA akan mengijinkan wilayahnya untuk tempat bersandarnya berbagai macam amunisi tentara USA dan sekutunya.
Walaupun AS dan Negara-Negara sekutunya sedang mengalami krisis keungan tetapi mereka juga harus mengeluarkan pengeluaran agar industri negara tersebut bergerak. Dengan perang berarti akan ada banyak proyek riil yang langsung menyentuh kepada salah satu masalah pokok di USA yakni pengangguran. Dengan banyak membuat senjata dan mesin perang berarti Pemerintah USA telah memberikan banyak pekerjaan kepada warga Amerika, karena industri persenjataan dan logistik perang membutuhkan banyak tenaga kerja.
Permusuhan Iran-Israel
Bukan menjadi rahasia publik bahwa Iran melalui Presiden Ahmadinejad ingin menghapuskan Israel dari peta dunia. Walaupun jarak antara kedua negara berjauhan, tetapi mungkin ada hal yang lebih mempengaruhi psikologi antara kedua negara. Iran mungkin kesal dengan sikap Israel yang terus memperluas wilayahnya dengan cara mencaplok kedaulatan negara lain. Misalnya saja negara zionis tersebut tidak henti-hentinya mengganggu Palestina.
Walaupun bigitu kita juga agak ragu-ragu dengan sikap permusuhan antara Iran dengan Israel. Perdagangan antar kedua negara berlangsung baik. Menurut kompas banyak produk buah-buahan dari Israel yang membanjiri Iran. Atau bahkan pada tahun 80-an Iran pernah melakukan pembelian senjata kepada Israel. Atau bahkan jumlah pemeluk Yahudi di Iran mencapai angka puluhan ribu orang. Pemeluk agama Yahudi tersebut menurut eramuslim.com mendapat hak yang baik, seperti kebebasan untuk melaksanakan ibadah. Beda dengan pemeluk Islam Ahlusunah yang katanya menurut eramuslim.com sangat sulit untuk menjalankan ibadah.
Israel memiliki kepentingan yang sangat dominan untuk terjadinya sebuah perang dengan Iran. Amerika akan mengerahkan tentaranya untuk menyerang Iran jika negara Israel terlebih dulu memulai. Mungkin USA berkepentingan untuk melindungi Israel agar tidak habis dilumat oleh mesin-mesin tempur Iran. Israel takut terhadap Iran karena ancaman dari program nuklir Iran yang kian hari kian mendapatkan perkembangan yang luar biasa. Segala cara akan dilakukan Israel untuk menghindari ancaman Iran, diantaranya yang sudah dilakukan adalah intelijen Israel pernah melakukan pembunuhan terhadap ahli nuklir Iran. Dimana pembunuhan tersebut semakin memperjelas bahwa sesungguhnya yang ditakutkan oleh Israel adalah program nuklir Iran. Walaupun kita orang awam juga tidak pernah tahu apakah program energi nuklir Iran untuk damai atau untuk membuat senjata.
Persahabatan Iran-China
Kemajuan yang sangat signifikan negara China dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan telah menjadikan negeri tirai bambu tersebut diperhitungkan dalam pergaulan didunia internasional. Negara barat sekarang telah ter Chinanisasi atau budaya china sudah populer dinegara-negara barat, atau bahkan turut mempengaruhi kehidupan dibarat. Bayangkan saja china sekarang telah menjadi negara yang mampu memproduksi barang dengan sangat efisien, mulai dari kebutuhan setelah bangun tidur sampai kebutuhan menjelang tidur ada semua. China memang luar biasa sampai Amerika membutuhkan dana dari China untuk menanggulangi krisis sekitar tahun 2009 yang lalu.
Apalah arti persahabatan jika tidak ada manfaat yang didapat. Iran dengan China sudah lama menjadi teman. China membutuhkan perdagangan dengan Iran, menurut NDTV nilai perdagangan antara Iran dengan China mencapai 30 billions dollars. Kerjasama yang dilakukan antara kedua negara tersebut antara lain energi dan militer.
Antara kedua negara tersebut memiliki kesamaan yakni sama-sama memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan USA. China sendiri sering dikecam oleh Pemerintah USA soal HAM atau soal hak kekayaan intelektual. China juga tidak suka dengan Pemerintah USA yang banyak membantu Taiwan khususnya dalam persenjataan. Yang paling aktual antara China-USA adalah kekesalan USA karena telah rugi berdagang dengan China. China dalam perdagangan dengan USA selalu untung. Keuntungan China tersebut ternyata tidak disukai oleh USA dengan menyebut China telah banyak melakukan dumping atau pengurangan nilai tukar Yuan terhadap dolar sehingga Amerika mengalami defisit perdagangan dengan China.
Dukungan China terhadap Iran amat nyata ketika Pemerintah China secara tegas menolak resolusi PBB terhadap Iran. China bersama Rusia merupapan oposisi dari Pemerintah USA di PBB. Amerika dengan demikian tidak menjadi negara yang sok kuat karena ada kekuatan lain yang selalu mengancam mereka yaitu China dan Rusia. Oleh karena apapun itu yang terjadi sepertinya China dan Rusia akan dengan senang hati membantu Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Porn, Racism, Sadism