Pada hari Jumat Tanggal 26 September 2012 peringatan Idul Adha serentak dirayakan oleh sebagian besar umat muslim didunia. Tak terkecuali oleh Saya sendiri. Saya pergi sholat idul adha didaerah tengah kota. Jaraknya lumanya jauh dari mes. Walaupun begitu, jauh dekatnya tempat tidak mempengaruhi saya untuk datang ke tempat tersebut. Perasaan pasrah kepada Tuhan YME menjadi modal yang besar untuk menjalani ibadah. Apalagi, kita sebagai mahluk yang lemah yang tidak memiliki kemampuan apapun kecuali pasrah dengan kehendakNya.
Inilah ketiga kalinya dalam hidup, Saya merayakan Idul Adha tanpa keluarga. Mungkin karena, Saya lebih memandang lebih penting Lebaran Syawal ketimbang lebaran haji. Jadi, Saya tidak memutuskan untuk pulang pada saat lebaran Idul Adha. Hal itu sudah lumrah, terutama di Indonesia pada umumnya, orang akan cenderung untuk melakukan mudik pada saat Idul Fitri.
Terkecuali didaerah tertentu misalnya Madura. Di Madura antara Lebaran Haji (Idul Adha) dengan Lebaran Syawal (Idul Fitri) sama-sama meriahnya. Disana pada saat dua lebaran tersebut, pennduduk yang merantau sebagian besar pulang ke kampung halaman di Madura. Tradisi di madura mengharuskan untuk berkumpul bersama keluarga pada saat musim haji datang.
Masyarakat dari berbagai penjuru kota datang ke Lapangan Gora |
Suasana jalan saat perjalanan menuju tempat sholat begitu sepi. Terlihat beberapa orang saja yang melakukan jogging pagi. Mereka yang melakukan jogging menurut Saya yaitu Orang Bali. Orang bali menjadi penduduk dengan jumlah yang banyak disini. Terlihat pula, orang-orang hilir mudik menapaki jalan yang kami lalui. Terlihat, mereka mengenakan pakaian muslim. Dan dalam prasangka hati kecil, mereka juga akan berangkat menuju tempat sholat Idul Adha.
Suasana begitu ramai, bayangkan saja lapangan yang begitu luas tidak mampu menampung banyaknya jamaah yang datang. Jamaan yang tidak bisa tertampun harus mengambil jalan untuk tempat sholat. Maklum saja, gubernur dan wakilnya juga melaksanakan sholat ditempat tersebut. Alhasil, menurut Saya tempat tersebut merupakan pusat dimana sholat idul adha terbesar di pulau tersebut.
Dengan bermodal kamera poket, saya berusaha untuk mengabadikan setiap moment kejadian ditempat tersebut. Ternyata bukan hanya Saya, orang lain pun banyak yang datang membawa kamera. Termasuk wanita bule dibawah ini. Idul adha memang bukanlah moment biasa, sehingga siapa saja wajib untuk mengabadikannya, agar dikemudian hari kejadian tersebut selalu terkenang oleh kita dan orang-orang disekitar kita.
Mendengarkan khotbah |
Acara selesai |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Porn, Racism, Sadism