Senin, 19 April 2010

Ciri Manusia Modern


Ciri-ciri orang modern
Banyak orang bilang jika chattingan menggunakan laptop atau ngobrol dengan orang lain menggunakan blackberrry sudah masuk dalam kategori orang modern. Upsss..tunggu dulu jangan cepet-cepet untuk memfonis seseorang yang menggunakan barang canggih seperti laptop atau Blackberry atau ipad itu merupakan orang yang modern. Malah bisa jadi petani miskin yang didesa yang jauh dari kota malah hidup lebih modern dari orang-orang kota yang sombong.
Untuk melihat apakah seseorang itu hidupnya modern atau tidak itu ada beberapa kriteria

Efisiensi
Misalnya seseorang yang bisa memanfaatkan waktu yang ada dan mampu mengenali dirinya sendiri sehingga waktu nya digunakan dengan cermat. Misalnya seseorang pegawai yang mendapat tugas untuk membeli berbagai keperluan kantor seperti kertas print, tinta, balpoin, buku, komputer, makanan dan lain sebagainya. Padahal pegawai tersebut hanya diberi waktu satu hari tak ada waktu tambahan yang lain. Sekarang permasalahannya adalah mengatur waktu yang tepat untuk membeli berbagai macam kebutuhan kantor yang banyak agar tepat dalam waktu satu hari semua list belanja bisa terbeli semua. Dan selanjutnya adalah memilih tempat belanja yang tepat agar waktu yang dimiliki bisa digunakan dan bahkan lebih singkat dari satu hari. Kalau kira-kira beli dipasar tradisional mungkin tidak semua barang bisa dibeli hanya jenis makanan saja yang bisa dibeli itupun tidak lengkap. Lalu jika belinya dalam toko yang berbeda misalnya komputer di jalan Sudirman, kertas dijalan Diponegoro atau yang lainnya juga masalahnya belum terselesaikan yaitu membutuhkan waktu yang banyak, dan tidak akan cukup jika dilakukan dalam waktu satu hari saja. Maka cara yang tepat menurut saya adalah dengan cara pergi ke mall. Ya mengapa mall..ya karena mall merupakan mesin penjualan yang sangat efisien. Disitu terdapat berbagai macam penjual yang menjual berbagai macam barang, dan tersedia semua toko dalam tempat yang sama. Disitu juga terdapat tempat parkir yang sangat luas. Dan jika pergi ke mall maka semua barang yang menjadi list belanja kita, akan cepat untuk kita dapatkan. Waktu yang diberikan untuk mendapatkan beberapa barang akan tidak berarti jika kita belanja ke mall.
Dari tulisan ini saya tidak mengajak untuk pergi ke mall. Tetapi saya mengajak untuk berlaku efisien. Contoh diatas bukan berarti mall segalanya. Ada kondisi dimana kita berlaku efisien menggunakan mall untuk belanja, namun ada juga kondisi diman mall bukanlah suat pilihan yang efisien.

Kalkulabilitas
Misalnya kita semua lagi laper banget dan pingin mencari tempat makan yang menyediakan daging bebek panggang. Saya contohkan waktu saya tinggal di Jogja. Kalau di Jogja tempat makan memang banyak sekali apalagi didekat tempat kos-kosan mahasiswa. Makanya saya pernah bingung memilih tempat makan yang menyajika daging bebek tetapi yang dibakar. Pilihannya yaitu jika saya pergi ke suatu tempat harganya berbeda-beda. Ni dibawah ini daftar tempat dan harga seporsi bebek bakar
Nama Tempat    Kira-kira Harga 1 Porsi (Rp)
1. Sagan Resto    15.000
2. Lombok Ijo    13.000
3. Chicken Hartz    20.000
4. PKL Utara Kampus UGM    6.000
Itulah daftar harga yang diperoleh dari mulut kemulut. Kalau salah ya gak lebih dari 10%. Jika saya seorang yang mengaku modern maka saya akan memilih makan di warung PKL yang berada diutara kampus UGM. Karena dengan harga yang rendah Saya mampu makan bebek bakar dengan rasa yang sama dan dengan gizi yang sama juga dengan kekenyangan yang sama.
Kalkulabitas juga banyak diterapkan oleh toko-toko yang menjual berbagai macam barang misalnya saja baju. Pernah suatu hari saya mengunjungi sebuah toko baju dimana pada hari itu sedang terjadi diskon besar-besaran. Gila banget itu toko memberikan diskon 80%, 90%, atu 75%. Ah itu kan akal bulus dari toko agar konsumen terutama orang-orang yang holic belanja menjadi tertarik untuk membelinya. Walaupun barang-barang sudah didiskon besar namun tetap saja harganya masih sangat mahal. Diskon kan hanya akan bulus dari pihak toko saja. Kualitas barangnya pun sama dengan toko lain, tetapi kenapa ya...hal itu dilakukan badahal diskon besar atau kecil kan tetap konsumen yang menentukan. Tetapi banyak toko yang mengganti bandrol dengan bandrol diskon. Kenapa harus capek-capek sih mas/mbak ganti bandrol padahal msyarakat sudah tahu mereka harus membayar untuk suatu kualitas produk tertentu.
Prekdikbilitas
Adalah sesuatu yang sudah gamblang kita bisa prediksi sebelumnya. Misalnya kita ingin mengunjungi kafe, dan kebetulan pada saat itu memiliki uang yang berlimpah, jika digunakan untuk pergi haji ke tanah suci bisa lebih dari sepuluh kali. Kebetulan waktu itu ingin mengunjungi kafe yang bernama Hard Rock Cafe, pilihannya yaitu Jakarta, Bali, atau Yogyakarta. Dari ketiga tempat tersebut sebenarnya memiliki persamaan yaitu gitar yang dipajang di dinding, menu yang sama dan rasa yang sama. Tidak ada perbedaan yang berarti. Misalnya jika kita orang yang tinggal di Jakarta ingin pergi keluar kota/negeri hanya untuk mengunjungi tempat yang bernama Hard Rock Cafe maka orang tersebut adalah orang yang nyata-nyata sangat goblok. Entah orang macam apa yang demikian itu. Walaupun kita ke New York, Hongkong, Singapura atau tempat yang lainnya tidak bakalan menunjukan suatu perbedaan yang sangat tajam. Buat apa pergi keluar negeri kalau hanya untuk mengunjungi Hard Rock yang notabenya sama dengan Hard Rock yang ada di tempat seseorang dilahirkan.
Kontrol melalui teknologi non manusia, bukannya teknologi manusia

Peran manusia sangat dipengaruhi oleh teknologi non manusia. Saya pernah meneliti angket yang diberikan kepada para mahasiswa dalam proses belajar disuatu perguruan negeri di Jogja. Salah satu pertanyaan adalah mengenai fasilitas AC. Banyak sekali mahasiswa yang menanggapi  pendingin udara (AC) didalam kelas yang tidak bekerja optimal. Dari hal ini saya bisa menyimpulkan bahwa mahasiswa yang memberi tanggapan mengenai AC yang katanya kurang dingin didalam kelas sehingga mengganggu dalam penyerapan materi pembelajaran, hal itu berarti bahwa hidupya itu dikontrol oleh teknologi karena ketergantungannya dengan pendingin udara AC. Padahal saya pikir AC ruangan sudah cukup dingin. Mungkin karena mahasiswa itu biasa menggunakan AC dengan suhu yang cukup dingin, dan jika suhunya dinaikan sedikit maka rasanya seperti dineraka :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo