Sembalun adalah sebuah nama desa di kaki Gunung Rinjani. Letaknya berada di Kabupaten Lombok Timur. Orang biasa menyebutnya sebagai "Pintu Gerbang Syurga". Betapa tidak, sejak dari ujung desa sampai ujungnya lagi, mata pengunjung akan dimanjakan oleh keindahan alam. Tidak tahu siapa yang menata. Mungkin sudah takdir dari yang maha kuasa, sebagai sebuah rahmat bagi umat manusia.
Pergi dari Kota Mataram dianjurkan pada pagi hari. Jika pengunjung mencoba untuk datang pada siang hari dikhawatirkan pengunjung hanya akan menikmati awan kabut yang biasanya mulai datang pada siang hari.
Jaraknya cukup jauh, pengunjung hanya berjalan sekitar tiga jam dari Kota Mataram menggunakan kendaraan motor roda empat atau roda dua. Yang sudah terbiasa dengan jalan-jalan mungkin tidak akan terasa jarak waktu tiga jam. Tiga jam adalah investasi menuju "Gerbang Syurga". Selama dalam perjalanan, pengunjung akan melewati rintangan yang cukup tidak berbahaya. Karena, jalan menuju kesini sudah diaspal dengan baik. Kecuali daerah-daerah tertentu yang memang memiliki aspal yang buruk.
Sembalun merupakan desa yang masih asri. Keasrian tersebut bisa dilihat dari tanaman yang masih lebat disekelilingnya. Hal tersebut tidak terlepas dari kerja keras Kementerian Kehutanan terutama pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani yang dengan istikomah selalu menjaga hutan di sekitarnya dari ancaman para pembalak. Tetapi yang tidak kalah pentingnya dari itu semua adalah kerjasama dari masyarakat. Bagaimanapun juga, kalau masyarakatnya merusak pasti daerah tersebut sudah dibabat hutannya.
Kita bisa mengelilingi Sembalun Pass dengan berjalan kaki. Disini tidak terlalu luas, dengan berjalan kaki saja kita sudah menjelajahi tempat tersebut dengan perasaan puas. Sungguh begitu puas berkunjung ke tempat ini. Selama di Lombok baru kali ini saya menginjakan di Sembalun. Jika diamati lebih dalam lagi, sembalun itu ibaratnya Puncak di Jawa Barat. Mungkin bisa dikatakan "lebih baik" dari Puncak.
Sembalun merupakan daerah yang ramai dikunjungi terutama oleh muda-mudi yang sedang memadu kasih. Memadu kasih di Sembalun dapat lebih menghangatkan suasana hubungan seseorang. Betapa tidak, dengan suhu udara yang dingin akan membuat para pasangan yang sedang kesemsem hubungan akan lebih mendekat dan mendekat. Namun perlu diingat bahwa, dilarang bermesrah-mesrahan di tepian jalan. Boleh bermesrahan tapi harus masuk kedalam kawasan hutan agar tidak mengganggu pemandangan. Karena selama dalam perjalanan sangat mudah ditemui orang pacaran ditepi jalan, seperti pedagang bensin eceran saja yang sedang menunggu motor yang kehabisan bensin.
Jika lupa membawa bekal, tidak usah khawatir, karena, di tempat ini sudah ada beberapa pedagang yang bejualan aneka jenis makanan ringan maupun berat. Yang suka ngopi tak usah khawatir, pedangan juga menjual berbagai jenis kopi pabrikan maupun kopi lokal Lombok. Tetapi ada yang disayangkan yaitu tidak ada toilet. Tempat tersebut cukup ramai untuk hari libur, tentunya keinginan untuk buang air selalu ada dari para pengunjung. Yang dikhawatirkan dengan tidak adanya toilet umum adalah, para pengunjung nekat buang hajat sembarang di berbagai sudut puncak Sembalun tersebut. Jika yang terjadi demikian, siap-siap saja para pengunjung tercemar berbagai harum-haruman yang tidak diinginkan.
Bagi para pecinta fauna, Sembalun yang berada di hutan memiliki berbagai jenis satwa. Tetapi yang paling mudah untuk ditemui adalah kera. Kera disini terkenal penipu, tampangnya saja mungkin bersahabat, tetapi harus hati-hati, mungkin pikiran/hatinya kera menginginkan barang-barang yang kita bawa, jadi, harus tetap jaga barang bawaan kita dari incaran kera-kera jinak namun nakal tersebut.
Yang paling terkenal dari sembalum adalah jalur pendakian menuju Gunung Rinjani. Ribuan turis sudah mencoba mendaki lewat Sembalum. Menurut penuturan dari salah seorang Dinas Pariwisata Lotim, mendaki lewat sembalum memiliki keuntungan diantaranya adalah medannya tidak terlalu terjal, kemudian di Sembalum telah banyak berdiri penginapan yang bisa disewa dengan harga yang murah.
Sembalun juga terkenal sebagai daerah penghasil berbagai sayuran maupun buah-buahan. Tanaman sayuran yang mudah dilihat dari tepi jalan yaitu kol, sawi, cabai dsb. Sedangkan buah-buahan yang dihasilkan dari daerah ini antara lain strowbery dan apel. Tapi sayang, pada saat kesini tanaman apel belum berbuah. Kendaraan pengangkut sayuran sangat mudah ditemui jika kita berhenti sejenak di Sembalun Pass. Setelah itu, Kita duduk-duduk sambil menikmati suasana alam pegunungan. Saat itulah biasanya Kita melihat hilir mudik kendaraan Mitsubishi L300 mengangkut berbagai hasil bumi Sembalun.
Kru ekspedisi : Alfumahar Syarofi (kiri), Marcelinus Mandira (MM )Budi Utomo (kanan) |
alamnya memang bagus bang
BalasHapus