Kamis, 22 Oktober 2009

Borobudur the Wonderful Word, Learn to Continuing the Life

Hal yang akan selalu teringat dari benak pikiranku yaitu ketika UNESCO mencabut hak privelege Borobudur masuk dalam 7 keajaiban dunia. Bagi Bangsa Indonesia tentunya hal tersebut adalah suatu tamparan yang akan selalu terkenang sampai saat ini. Ketika polling memainkan kuasanya maka, Borobudur tidak lagi disebut dalam 7 keajaiban dunia. Tidak perlu kecewa dan berkecil hati dengan keputusan dari Unesco tersebut toh 7 keajaiban dunia bukanlah suatu pencapaian yang membanggakan. Kebanggaan akan membuat kita sombong dan merasa sempurna tidak mau peduli dengan yang lain. Yang penting adalah menjaga kelestariannya agar anak cucu dari generasi kita bisa merasakan keagungan maha karya nenek moyang Bangsa Indonesia. Sebagai sebuah bakti dari generasi sekarang adalah untuk tetap melestarikan keagungan maha karya bangsa ini, terus menjaganya dengan sekuat tenaga, pikiran, dan dana. Membutuhkan suatu perjuangan yang sangat keras untuk mempertahankan prestasi yang pernah dibuat oleh nenek moyang Bangsa Indonesia ini. Terus menjalani apa yang kita hadapi dengan semangat untuk melestarikan warisan budaya Bangsa ini seperti semangat para leluhur yang telah mengorbankan tenaga, dana, bahkan juga nyawa untuk sebuah bangunan yang berada di Kecamatan Borobudur. Suasana romantis pun akan kita dapatkan ketika pertama kali kita menginjakan kaki didalam candi. Tak ada tempat yang seromantis selain Candi Borobudur untuk meng ungkapakan perasaan kita kepada pasangan yang kita sayangi. Kabut pagi hari menemani kehangatan perasaan kita saat kita dan pasangan bersama secara sehati untuk berjanji untuk masa depan yang akan dijalani. Sudahkah kita paham bahwa, sesungguhnya hidup akan berhenti pada suatu masa tertentu saat masa itu telah menghabiskan jatah yang telah diberikan oleh Tuhan. Apa yang telah kita capai hari ini adalah suatu anugerah yang terindah yang didapatkan oleh manusia yang telah mendapatkan kepercayaan dari Tuhannya untuk diberikan hidup. Bersyukur karena telah diberi hidup oleh Tuhan lebih baik dari pada menjadi seorang yang terus mengeluh. Hidup tidak ada yang abadi, kadang datang kadang pergi, kita tidak tahu kapan itu terjadi. Ingatlah semua orang yang pernah kita lihat, dengarlah semua suara yang diucapkannya dan rasakan perasaannya kepada kita. Maka pada saat sesuatu itu menghilang kita akan belajr banyak dari apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Mengahargai orang, apalagi menghargai karya orang tersebut akan banyak membantu kita dalam mengenali kearifan orang yang kita hargai daripada hanya sekedar melihat tanpa ada ekspresi apalagi sampai menimbulakan perasaan benci. Kokohkan semangat jangan sampai ada virus-virus yang datang dari luar menjangkiti dan menjadikan tubuh menjadi keropos. Selalu menghubungkan diri untuk menjadi bagian yang lain. Menjaga persatuan sampai ikatan kita rapat tidak ada yang bisa menembus bahkan biji zara pun harus dicegah agar integrasi dengan bagian yang lain menjadi kuat. Peningkatan kualitas hidup terus dan harus dicapai untuk menjadikan hidup mendekati dari kesempurnaan. Bergerak dari tingkat yang paling bawah, sedikit-demi sedikit tapi pasti akan lebih baik dari pada sebuah jalan instan yang kita kapan saja setiap waktu bisa sampai tanpa diduga sebelumnya. Oleh karena itu kenikmatan akan segera kita dapatkan dan akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. Habis gelap pasti akan terbit terang, hal tersebut sudah menjadi sunatullah jika setiap orang yang merasa menjadi milik-Nya selalu meminta jalan petunjuk yang lurus bukan jalan sesat juga bukan jalan bagi orang-orang yang sombong tanpa pernah meminta petunjuk dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo