Tampilkan postingan dengan label sport. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sport. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Desember 2019

Ikut Turnamen Internal

Masih dalam euforia Seagames di Filipina, suasana di UKM Badminton tidak kalah panasnya. Dengan tujuan untuk silaturahmi, diadakanlah turnamen yang hanya diikuti oleh intenal anggota saja. Pada tanggal 7 Desember acara tersebut berhasil dengan sukses digelar, dan diikuti sekitar 30 orang anggota. Pertandingannya hanya di gelar ganda dan bisa campuran, keduanya itu tidak dipisah. Bisa jadi berdasar undian anggota pria bisa berpasangan dengan anggota wanita, atau sebaliknya. Penentuan pasangan dilakukan dengan undian, jadi tidak ada paksaan untuk memilih dengan si A atau si B.

Keberuntungan peserta yang ikut turnamen ditentukan oleh dengan siapa dia berpasangan. Ketika mendapatkan undian dengan anggota yang bagus mainnya maka anggota tersebut ada kemungkinan untuk menjadi juara. Pun sebaliknya, ketika ada anggota yang mendapatkan undian dengan anggota lainnya yang mainnya kurang bagus maka resikonya dalam babak pertandingan akan kesulitan untuk memenangkan pertandingan.

Perlu diulangi lagi bahwa tujuan awal dari kegiatan ini untuk memenangkan pertandingan sehingga seolah yang juara adalah segalanya, bukan. Tujuannya awalnya adalah ingin menjalin silaturahim dengan sesama anggota. Walaupun sudah terdaftar sebagai anggota, akan tetapi kadang ketika latihan tidak nampak. Mungkin karena kesibukan dengan kegiatan di luar olahraga. Sesama anggota sudah pernah bertemu di luar, misalnya dikampus, akan tetapi karena belum saling mengenal kemungkinananya adalah tidak tahu kalau orang yang kita temui adalah sesama anggota UKM. Kegitan ini adalah ingin mengumpulkan kekuatan UKM yang terpencar-pencar.

Permainan dilakukan secara santai tidak ada tekanan untuk menampilkan kekuatan untuk harus menang yang kadang membuat permainan tidak fair. Semua peserta taat pada keputusan wasit. Bahkan ketika saya menjadi wasit, karena kurang konsentrasi menjadi lupa apakah bola dari salah satu peserta masuk atau tidak alias tidak jelas. Dengan asal memutuskan dengan seadanya pihak yang saya rugikan tidak melakukan protes, semua menerima sesuai dengan keputusan wasit. Hal ini menggambarkan bahwa pertandingan dilakukan dengan cara dan suasana kekeluargaan. Badminton merupakan salahsatu olahraga yang memiliki konflik kecil, tidak seperti sepakbola, dimana ketika ada salah satu pihak yang tidak menerima keputusan wasit, potensi untuk menjadi konflik lebih besar.

Mungkin tidak ada salahnya untuk menampilkan foto-foto dalam kegiatan ini. Foto ini tidak bermaksud membanggakan diri dengan raihan yang saya capai. Saya mendapatkan ini karena teman main saya yang lebih bagus mainnya, dan lawannya mungkin lagi kurang fit mainnya, sehingga pada hari tersebut menjadi keberuntungan saya bersama dengan pasangan saya.

Turnamen Badminton

Turnamen badminton

Alhamdulillah ada hasil

Pemain badminton poto bersama. Walaupun tidak semua ikut karena ada sebagian yang sudah pulang









Senin, 08 Agustus 2016

4 Jam Bersepeda Mengunjungi Air Terjun Aik Kelep di Lombok

Jika kamu mencari jalan untuk kesenangan
Tak perlu jauh berjalan, Jalan itu banyak jika kau mencari
Kamu dapat berjalan kemana saja, seperti gelombang menghancurkan karang
Dirimu adalah intan dapat menembus segala

Lupakanlah masa lalu suram yang sering kau kenang
Walaupun kau diam, tua akan datang
Berbuatlah, bertindak, melangkah ke bintang terang
Disana ada cahaya yang terang dan akan membimbingmu jalan pulang
                                              ______yumantoko_______


Syair diatas adalah untuk menggambarkan suasana hati para petualang. Dimana jiwa petualang adalah jiwa pendobrak ketidaknyamanan. Karena apabila manusia sudah dijangkiti virus "nyaman" akan sulit untuk berbuat yang berguna untuk dirinya dan orang lain. Keluar dari zona nyaman dapat dilakukan dengan mengunjungi daerah yang dekat dengan rumah. Bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Motor pun bisa dapat menjadi alternatif ketika kita tidak ingin bersusah payah atau capek. Karena setelah mengunjungi tempat tersebut, kamu pasti akan menemukan pandangan baru tentang lingkungan, dan diri kamu sendiri. Untuk mengikuti teori saya yang ngawur  seperti diatas, Saya mengunjungi air terjun Aik Kelep di Lombok Barat, dimana lokasi untuk menuju kesana harus melewati hutan dimana jalan untuk kesana sempit yang kadang naik dan turun, kadang pula harus melewati sungai dengan batu-batu yang besar.

Ketika itu hari libur yang sedang cerah. Kami yang hobi naik sepeda tidak sabar untuk mengayuh menuju Air Terjun Aik Kelep, yaitu air terjun yang belum terkenal di Pulau Lombok. Air terjun ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata baru terutama wisata trekking. Karena letaknya yang jauh kedalam hutan, siapa saja yang mengunjungi air terjun pasti akan merasa kalau dirinya sedang berpetualang. Jalan menuju ke air terjun begitu menantang. Lebarnya hanya cukup satu orang berjalan. Pemandangan selama perjalanan begitu mempesona, apalagi bagi orang kota yang jarang mengunjungi hutan. Kontur jalannya berupa jalan tanah, kadang kita menemui jalan batu ketika menyeberang sungai kecil.

Untuk menuju ke air terjun ini, saya harus melewati hutan yang lebat dan berliku-liku. Jalanannya sempit dan berbatu, dan ada titik yang licin, sehingga saya harus hati-hati agar tidak terpeleset atau tersandung. Saya memilih untuk menggunakan sepeda, karena saya ingin merasakan sensasi berpetualang di alam liar. Selain itu, saya juga ingin menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak mengeluarkan polusi dari kendaraan bermotor.

Perjalanan menuju ke air terjun ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari mess. Di sepanjang jalan, saya bisa melihat pemandangan yang menakjubkan, seperti pepohonan hijau, sungai yang jernih, dan binatang-binatang liar seperti monyet dan burung. Saya juga bisa mendengar suara alam yang merdu, seperti gemericik air, kicauan burung, dan angin yang berhembus. Medan jalan yang ditempuh berupa tanjakan yang kelihatan ringan, namun setelah dijalani ternyata bikin kaki tegang, dan napas ngos ngosan.

Saya harus melewati hutan yang jalannya sempit. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi saya, karena saya harus turun dari sepeda agar bisa lewat. Saya juga harus waspada karena di kiri kanan berupa jurang yang lumayan dalam. Tapi saya tidak menyerah, karena saya tahu bahwa di ujung perjalanan ini ada sesuatu yang luar biasa menanti saya.

Kiri dan kanan selama perjalanan berupa pepohonan yang rimbun. Pohon durian mendominasi tumbuhan buah. Sayang sekali, kemarin bukan musim durian. Mungkin boleh lain kali ketika musim durian, Saya akan mengunjungi lagi daerah ini. Ada juga tanaman HHBK ( Hasil Hutan Bukan Kayu) yaitu bambu, dan pohon aren. Kalau aren menghasilkan penghasilan yang tidak kenal musim. Masyarakat disini memanfaatkan aren dengan mengambil nira untuk dijadikan tuak. Harga satu botol Aqua besar Rp 10.000,- , harga yang begitu lumayan untuk masyarakat desa. Karena dengan harga sebesar itu satu petani dapat mengantongi penghasilan yang luar biasa. Bayangkan jika sekali panen nira yaitu ketika sore hari, satu orang petani dapat mengumpulkan beberapa jeriken. Ya itulah rejeki untuk orang yang mempunyai pohon aren.

Ketika itu, kami ditemani oleh anak-anak dari Desa Giri Madya. Awalnya, kami ketemu dengan anak-anak tersebut ketika saya dan teman saya bertanya mengenai lokasi air terjun. Tiba-tiba saja anak yang kami tanya malah menawarkan untuk mengantar sampai ke air terjun. Lantas setelah itu, kami diantarkan sampai ke air terjun. Selain menunjukan jalan, anak-anak itu juga menuntun sepeda kami. Sungguh sangat beruntung karena kami pkir jalan yang kami lewati berliku-liku, dan jika kami sendiri yang kesana sudah dipastikan akan tersesat.

Saya sangat bersyukur bisa mengunjungi tempat ini dan bertemu dengan anak-anak yang luar biasa. Saya belajar banyak hal dari mereka, seperti kebaikan, keramahan, dan kegembiraan. Saya juga merasa lebih dekat dengan alam dan Tuhan. Saya berharap bisa kembali ke sini suatu hari nanti dan bertemu lagi dengan anak-anak Desa Giri Madya.

Akhirnya, setelah melewati semua rintangan dan tantangan, saya sampai di air terjun Aik Kelep. Saya langsung terpesona dengan keindahan air terjun ini. Airnya jatuh dari ketinggian sekitar 35 meter dengan suara yang menggelegar. Airnya berwarna biru muda dan sangat segar. Di sekeliling air terjun ada tebing-tebing yang ditumbuhi oleh lumut hijau dan bunga-bunga liar. Udara di sini sangat sejuk dan bersih.

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memegang air terjun ini. Saya merasakan sensasi dinginnya air yang menyentuh kulit saya. Saya juga merasakan pijatan-pijatan halus dari air yang jatuh dari atas. Saya merasa sangat rileks dan tenang di sini. Saya lupa dengan segala masalah dan kepenatan yang ada di luar sana.

Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan. Air terjun yang kami tuju sangat indah dan sejuk. Kami bisa mandi dan bermain air di sana. Anak-anak yang menemani kami juga sangat ramah dan ceria. Mereka bercerita tentang kehidupan mereka di desa dan tentang air terjun yang menjadi tempat favorit mereka. Kami juga berbagi makanan dan minuman dengan mereka. Kami merasa seperti saudara.

Saya juga mengambil beberapa foto untuk mengabadikan momen ini. Saya ingin membagikan pengalaman saya ini kepada teman-teman dan keluarga saya. Saya ingin mereka juga bisa merasakan apa yang saya rasakan di sini. Saya ingin mereka juga bisa menghargai keindahan alam yang Tuhan ciptakan untuk kita.

Saya merasa sangat bersyukur dan bahagia bisa mengunjungi air terjun Aik Kelep ini. Saya merasa bahwa ini adalah salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya. Saya belajar banyak hal dari petualangan ini, seperti menghormati alam, mengatasi rasa takut, dan menikmati setiap detik yang ada. Saya juga merasa bahwa saya menjadi lebih kuat, lebih berani, dan lebih bijaksana setelah menghadapi semua tantangan yang ada.

Saya berharap bahwa saya bisa kembali ke sini suatu hari nanti. Saya juga berharap bahwa air terjun ini tetap terjaga keasliannya dan tidak rusak oleh ulah manusia. Saya berharap bahwa semua orang bisa mengunjungi tempat ini dan merasakan keajaiban yang ada di sini.
Terima kasih sudah membaca blog post saya ini. Semoga bermanfaat dan menginspirasi kalian semua. Sampai jumpa di petualangan selanjutnya!


Jalur yang dilewati dalam jelajah dengan sepeda cukup menantang. Kami harus berjalan mengantri. Karena sebelah kiri kami adalah jurang yang dalam

Kami harus menyeberangi lembah dengan jalan berbatu besar. Kami dibantu anak-anak menunjukan jalan.

Pemilik blog lagi nggaya

Pemandangan dengan latar belakang air terjun

Anak-anak ini adalah yang mengantar kami ke air terjun. Tanpa petunjuk dari anak-anak, mustahil kami dapat sampai ke air terun

Pumpung lagi di air terjun, tidak ada salahnya melakukan foto

Anak-anak ini sangat membantu sekali dalam perjalanan menuju air terjun

Kami melewati sungai yang alirannya tidak terlalu deras

Kami pun harus istirahat sejenak untuk melepas lelah, dan selanjutnya setelah tenaga sudah terkumpul, kami berjalan lagi menuju air terjun

Anak-anak dengan semangat membantu kami membawa sepeda. Kadang kami menemui jalan terjal namun kita semua bekerja sama untuk melewatinya.


Air terjun yang menjadi tujuan kami. Kami tidak lupa untuk mengabadikan momen tersebut. Anak-anak yang ikut bersama kami naik ke dinding karang, lantas karena membahayakan jiwa, saya menyuruh anak-anak untuk segera turun.

Sabtu, 12 Maret 2016

5 Jam Naik Sepeda di Senggigi, Lombok

Saya teringat sebuah acara televisi yang muncul di Trans TV setiap hari Sabtu dan Minggu namanya My Trip My Adventure. Acara tersebut meng ekspose keindahan alam Nusantara terutama yang masih alami. Acara tersebut Saya lihat terbilang sukses, karena memunculkan efek domino di masyarakat. Banyak kaos yang kita temui di jalan bertuliskan acara tersebut sudah menjadi bukti bahwa jumlah penonton begitu banyak. Selain itu acara tersebut menurut Saya menimbulkan hasrat bagi kaum muda untuk melakukan travelling ke berbagai pelosok tanah air, hal ini terlihat dari banyaknya anak muda yang memposting lewat media sosial tentang tempat-tempat yang terbilang masih baru.

 Saya dan kawan-kawan ceritanya tidak kalah dengan acara di TV tersebut. Pada hari libur tepatnya tanggal 6 Maret 2016 melakukan travelling yang tidak biasanya. Mengapa tidak biasa yaitu karena kami-kami ini sebenarnya sudah cukup berumur, ya walaupun belum tua, tetapi fisik sudah berkurang kekuatannya. Yang kedua sebagian dari kami sudah memiliki keluarga, sehingga harus rela mencuri waktu demi memuaskan hasrat pribadi yang belum tersalurkan sejak muda. Tidak ada salahnya untuk refreshing sekaligus ber olahraga di hari libur. Sambil memacu pedal kami bisa melihat pemandangan yang indah, yaitu dengan gowes alias bersepeda.

Rute yang kami lalui merupakan jalur pariwisata. Mengapa demikian, karena biasanya turis-turis baik lokal maupun mancanegara yang sedang berlibur di Lombok melalui jalan tersebut, yaitu akses menuju Gili Trawangan, Senggigi dan Senaru. Pokoknya kami tidak risau dengan kualitas jalan, dijamin mulus seperti sutera mulai dari Pemenang di Kabupaten Lombok Utara hingga Batu Layar di Kabupaten Lombok Utara. Jika diukur dengan sepido meter sekitar 50 kilo. Jarak yang lumayan untuk olah raga sekaligus refresshing seharian. 

Pertama-tama kami memulai dengan meminta bantuan seorang teman kantor untuk mengantar dari office base di daerah Mataram membawa Kami ke Kecamatan Pemenang di Kabupaten Lombok Utara. Untuk itu, Kami melakukan persiapan sejak hari Jumat dengan mengecek kondisi mobil yang akan digunakan untuk mengantar ke tempat start. Untuk ke posisi start kami menggunakan kendaraan jenis pick up agar bisa membawa sepeda. Untuk berangkatnya, Kami melewati jalur Mataram-Pusuk yang konon katanya lebih dekat. Jalan tersebut merupakan jalan terabas untuk cepat sampai ke Lombok Utara. 

Kami berjumlah delapan sepeda, rencana awal sekitar sembilan sepeda, jadi ada satu sepeda dan satu joki yang tidak jadi ikut. Lantaran hal tersebut, kemeriahan berkurang sedikit. Tetapi tidak menjadikan suasana berubah menjadi layu, kami tetap saja menikmati suasana jalan yang kala itu tidak terlalu ramai namun tidak pula sepi. Sesekali, kami berpapasan dengan grup sepeda yang lain yang juga sedang melakukan touring. Jika sudah berpapasan dengan pengendara sepeda lain, saya pikir rasa solidaritas diantara pengendara sepeda meningkat. Maklumlah, sekarang ini sepeda bukan lagi alat transportasi mayoritas seperti beberapa tahun silam. Populasinya sudah terancam oleh alat transportasi bermesin. Sebagai minoritas, sepeda kini merupakan alat transportasi yang ekslusif, karena tidak semua orang punya. Kalau dulu orang punya banyak sepeda namun belum tentu punya motor, namun sekarang orang sudah pasti punya motor namun belum tentu punya sepeda. Ya memang sekarang semua serba terbalik, itulah hidup selalu ada perubahan.

Suara rantai menjadi sering terdengar ketika kami memasuki tanjakan di dekat dermaga kapal. Tanjakan di sini termasuk berat, karena lumayan tinggi. Beberapa dari kami harus menyerah turun dari sepeda karena walaupun kecepatan rantainya di stel paling ringan ternyata masih saja tidak kuat untuk naik. Napas menjadi lebih dalam, karena kami membutuhkan banyak energi untuk mengayuh sepeda menuju tempat yang lebih tinggi. Kami pun harus lebih berhati-hati ketika menanjak, biasanya untuk mengimbangi kekuatan menanjak, kami harus oleng kiri dan kanan agar kecepatan konstan. Apalagi banyak kendaraan bermotor yang naik juga harus selalu menjaga kecepatan agar mesin tidak mati, sehingga sudah dipastikan bahwa kecepatannya juga tinggi, inilah yang membuat kami lebih berhati-hati. Ini tidak menjadikan kami menyerah begitu saja. Kami yakin setelah menanjak pasti ada turunan yang begitu nikmat.

Untuk memulihkan kondisi tubuh sehabis menanjak, Kami biasanya istirahat sejenak di atas bukit. Itulah kegunaan dari kita menanjak tinggi, rupanya setelah capek, kita wajib untuk istirahat sejenak dan apalagi ketika istirahat kita bisa memandangi pemandangan pantai Senggigi yang indah. Sungguh, hal ini akan membuat badan cepat pulih ke kondisi normal. Istirahat diatas bukit juga menjadi alasan bahwa kita harus membuka bekal yang sudah dibawa agar tidak terlihat mubazir. 

Dan kenikmatan terakhir dari kita naik sepeda di Daerah Senggigi adalah ketika turun dari atas bukit. Kita tidak perlu mengayuh sepeda, karena sudah otomatis kita akan meluncur dengan kencang ke bawah. Energi tersimpan untuk di jalan yang datar dan menanjak. Desiran angin ketika menurun menjadi obat penyejuk ketika keringat banyak keluar sewaktu menanjak. Kecepatan sewaktu menurut dapat maksimal, tapi biasanya kami diam saja memikirkan mengerem jikalau ada penghalang didepan sepeda.

Akhirnya hari minggu dapat terisi dengan kegiatan positif, yaitu olah raga sekaligus refresing. Rencananya kami akan menjajal medan yang lebih menantang seperti Senaru, Sembalum, dan  ke daerah Sekotong.





Kru sepeda litbang kehutanan BPTHHBK Mataram





Kru sepeda litbang kehutanan BPTHHBK Mataram

Kru naik sepeda litbang kehutanan bpthhbk mataram

Sepeda yang sedang parkir diatas bukit ketika istirahat



Tanjakan begitu tinggi, sehingga tidak kuat mengayuh sepeda dan harus turun

Para anggota gowes sedang mencoba jalan yang naik. Sepeda di stel gigi terendah

Salah seorang kru yang tidak kuat naik tanjakan, sehingga harus menuntun sepeda

Senin, 02 Januari 2012

Jadwal Pertandingan Babak 16 Besar Liga Champion Eropa 2011/2012


Jadwal pertandingan babak 16 besar Liga Champion Eropa 2011/2012

Putaran 1 babak  16 : 14-22 February 2012

14 February 2012

Lyon
20:45
APOEL
Referee: TBD – Stadium: Stade de Gerland, Lyon (FRA)

Leverkusen
20:45
Barcelona
Referee: TBD – Stadium: Bay-Arena, Leverkusen (GER)
15 February 2012

Zenit
18:00
Benfica
Referee: TBD – Stadium: Stadion Petrovskiy, St Petersburg (RUS)

Milan
20:45
Arsenal
Referee: TBD – Stadium: Stadio Giuseppe Meazza, Milan (ITA)
21 February 2012

CSKA Moskva
18:00
Real Madrid
Referee: TBD – Stadium: Stadion Luzhniki, Moscow (RUS)

Napoli
20:45
Chelsea
Referee: TBD – Stadium: Stadio San Paolo, Naples (ITA)
22 February 2012
Marseille
20:45
Internazionale
Referee: TBD – Stadium: Stade Vélodrome, Marseille (FRA)
Basel
20:45
Bayern
Referee: TBD – Stadium: St. Jakob-Park, Basel (SUI)




Putaran ke 2 babak 16 besar: 6-14 March 2012

6 Maret 2012

Benfica
20:45
Zenit
Referee: TBD – Stadium: Estádio do Sport Lisboa e Benfica, Lisbon (POR)

Arsenal
20:45
Milan
Referee: TBD – Stadium: Arsenal Stadium, London (ENG)
7 Maret 2012

APOEL
20:45
Lyon
Referee: TBD – Stadium: GSP Stadium, Nicosia (CYP)

Barcelona
20:45
Leverkusen
Referee: TBD – Stadium: Camp Nou, Barcelona (ESP)
13 Maret 2012

Internazionale
20:45
Marseille
Referee: TBD – Stadium: Stadio Giuseppe Meazza, Milan (ITA)

Bayern Basel
Referee: TBD – Stadium: Fußball Arena München, Munich (GER)
14 Maret 2012

Chelsea
20:45
Napoli
Referee: TBD – Stadium: Stamford Bridge, London (ENG)

Real Madrid
20:45
CSKA Moskva
Referee: TBD – Stadium: Estadio Santiago Bernabéu, Madrid (ESP)



Barcelona FC. Gambar dari
http://www.uefa.com/uefachampionsleague/index.html




Sumber gambar dan informasi : http://www.uefa.com/uefachampionsleague/index.html

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo