Lalu kemudian dimana posisi Indonesia???. Indonesia sebagai negara berkembang telah banyak melakukan perubahan-perubahan dalam penggunaan energi. Walaupun Indonesia tidak masuk dalam Fantastic Four sebagai negara penghasil emisi, tetapi jika kita melihat kearah sekitar kita dimana penggunaan energi fosil seperti minyak bumi, maupun batu bara menuju kepada kenaikan yang signifikan.
Saya membayangkan di kampung Saya yang dalam waktu lima tahun yang lalu saat orang belum banyak memiliki kendaraan bermesin. Dimana setiap kali Saya mau menyeberang lewat jalan Kabupaten yang melewati kampung Saya, Saya tidak perlu berpikir panjang untuk melihat kiri kanan jalan. Tetapi untuk sekarang ini dimana jumlah pertumbuhan kendaraan bermotor tinggi, Saya tidak lagi besikap seperti lima tahun yang lalau jika ingin menyeberang jalan harus melihat ujung kanan dan ujung kiri jalan. Hampir setiap keluarga memiliki kendaraan bermotor terutama sepeda motor. Walaupun keadaan ekonomi pas-pasan tetapi untuk urusan kredik sepeda motor menjadi tidak masalah. Mungkin gambaran di kampung Saya sama dengan kampung orang-orang lain pada umumnya.
Belum lagi untuk terus membuaat pabrik-pabrik terus mengebulkan asap diperlukanlah energi batubara. Batubara tingkat polusinya lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain sepeti minyak bumi dan gas. Kawasan industri yang banyak berdiri pabrik merupakan sarang dari asap-asap yang berasal dari batu bara. Batubara banyak diminati oleh industri karean jumlahnya di Indonesia yang masih melimpah. Untuk tahun-tahun kedepannya industri yang menggunakan batubara harus dikurangi agar beban bumi dalam menampung CO2 tidak terlalu berat. Dan banyak orang yang memperkirakan bahwa industri di Indonesia akan terus tumbuh dan pertumbuhan penggunaan batubara juga akan semakin meningkat.
Akibatnya jumlah bahan bakar minyak bumi yang dibutuhkan untuk menggerakan motor, mengasap pabrik dan lain sebagainya di Indonesia akan terus meningkat. Sadarkah kita bahwa jumlah bahan bakar fosil tidak akan tersedia dalam waktu yang lama, diperkirakan hanya butuh puluhan tahun atau ratusan tahun lagi bahan bakar fosil itu akan habis.
Sekarang saatnya semua pihak harus terlibat untuk menyelamatkan bumi yang sudah terinfeksi dengan yang namanya emisi. Tidak perlu mempermasalahkan siapa yang membuat emisi terbesar untuk berkontribusi lebih besar dalam kegiatan penyelamatan bumi. Kita harus mualai dari hal yang kecil, dari sekarang, dan dari diri kira sendiri. Kita juga bisa bergabung dengan komunitas penanaman yang ada di kota kita masing-masing. Biasanya hal ini dikoordinasikan oleh UPT Kemenhut atau Dinas di daerah.
Gerakan penanaman pohon yang dimotori oleh Kementerian Kehutanan Republik Indonesia 2011 telah mencapai masa puncaknya, yaitu menanam serentak diseluruh wilayah Indonesia. Waktu yang ideal untuk menanam pohon adalah pada saat musim hujan (seperti saat tulisan ini dibuat). Karena dipastikan tanaman tidak akan kekurangan air untuk tumbuh kembangnya.
Gerakan penanaman satu milyar pohon di Bandara Internasional Lombok berlangsung sangat meriah. Hampir semua PNS dari berbagai instansi di Prov Nusa Tenggara Barat (NTB) ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Diperkirakan ada ribuan orang PNS yang ikut dalam penanaman tersebut. Wah kalau nggak ngantor terus yang melayanin masyarakat siapa?????
Penanaman tersebut menurut Saya telah mampu untuk menggerakan tenaga secara spontan untuk ikut dalam program penanaman. Bayangkan saja dengan BIL yang relatif luas, pasti akan mengmenghabiskan uang banyak untuk upah pekerja. Cara yang terhemat adalah dengan membuat edaran keseluruh instansi untuk menggerakan para karyawannnya guna menanam.
Sebelum menanam terlebih dahulu tanah dicangkul |
Mencangkul untuk memasukan bibit |
Bibit pohon sengon |
Menanam pohon sengon |
Areal penanaman di Bandara Internasional Lombok |
Kavling untuk BPK Mataram |
Tim Penanam |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Porn, Racism, Sadism