Selasa, 16 Februari 2010

Klub Malam di Jogja


Kafe di Jogja
Saya pernah membaca suatu penelitian di Kota Jogja tentang café-café yang ada di daerah itu, dari mulai café untuk kalangan menengah keatas, sampai kalangan menengah kebawah. Sebut saja Hugho’s cafe, Boshe, Caesar, Liquid, Papilon, Teras, Obor, Tropis dan Bunker. Semua tempat itu menjajakan banyak kesenangan duniawi, dari mulai minuman beralkohol yang bisa membuat fikiran melayang, hingga musik-musik model R & B, Musik DJ, dan reggae. Tempat-tempat itu dijadikan banyak mudamudi khususnya mahasiswa untuk mencari-cari teman kencan. Dikalangan anakanak gaul tempat semacam itu dinamakan dugem, clubbing, atau tempat ajep-ajep.
Dinamakan ajep-ajep mungkin karena musik khas yang seringkali diputar berbunyi “ajep ajep ajep ajep!”. Mereka juga seolah memiliki ritual sendiri. Biasanya cafécafé tersebut buka pada pukul sepuluh malam. Semakin malam, café-café tersebut semakin ramai.
Orang-orang yang datang biasanya langsung memilih tempat duduk, lalu memesan minuman sambil menikmati musik khas. Bagi yang uangnya pas-pasan, mereka cukup memesan minuman shakeran, dengan harga berkisar 60 ribu untuk pitcher kecil dan 100 ribu untuk pitcher besar. Untuk kelas agak menengah mereka bisa memesan liquor seperti vodka ataupun wisky dengan harga sekitar 400 ribu. Meskipun bisa dibilang sangat jarang, tapi ada pula yang memesan wine atau sampanye yang bisa merogoh dompet hingga senilai jutaan rupiah. Kira-kira pukul tiga pagi café-café sudah mulai sepi. Bagi mereka yang mendapat pasangan kencan, sebagian dari mereka melakukan “ritual” selanjutnya, yakni berkencan di tempat yang ditentukan. Biasanya tempat yang paling popular adalah di jalan kaliurang atas, dekat gunung Merapi. Mereka tinggal memilih salah satu diantara beragam villa yang menyediakan fasilitas kamar tidur untuk siapa saja, tidak peduli apakah tamunya adalah pasangan suami istri, anak kecil, remaja atau orang tua, tidak peduli pula apakah orang Indonesia ataukah orang bule. Yang terpenting mereka rela membayar sebuah kamar tidur untuk satu malam. Harganyapun disesuaikan dengan waktu dan jenis villa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo