Jumat, 07 April 2017

Menunggu Maghrib di Pantai Ampenan, Mataram, Lombok_NTB

Mengikuti ajakan orang mess untuk menemani teman-teman yang sedang penelitian di kantor, secara tidak sengaja telah membawa ku ke pantai ini untuk pertama kami. Walaupun sudah dibilang lama tinggal di Kota Mataram, akhirnya pada tahun ke empat Saya menginjakkan kaki pertama di sini. Tidak sulit untuk mencari lokasi  pantai Ampenan berada, karena berada tepat di pinggir keramaian kota tua. Yaitu kota yang dulunya digunakan oleh pelaut dari luar pulau untuk berlabuh di Mataram . Kota tua disini tidak terlalu besar, hanya saja bangunan ber arsitektur klasik membikin suasana seolah kita hidup dalam jaman pemerintah Hindia Belanda. Di kala itu, Pelabuhan Ampenan begitu ramai untuk pelabuhan sekelas Pulau Lombok,  akan tetapi kini tempat ini terlihat sepi. Sesekali kapal milik Pertamina bersandar untuk menurunkan muatannya berupa minyak untuk di simpan di dalam tangki-tangki penyimpanan  yang kemudian didistribusikan keseluruh daerah di Lombok.

Senang rasanya bisa menginjakan pertama kaki di pelabuhan legendaris di Pulau Lombok ini, apalagi waktu itu dilakukan menjelang magrib. Suasana sore terasa lantaran merupakan waktu orang-orang yang seharian bekerja melepas lelah. Pengunjung menikmati santai dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan di pantai ini.

Pedagang makanan yang berjejer disepanjang pantai menemani pengunjung yang ingin menghabiskan waktu sore baik dengan keluarga maupun orang-orang terdekat. Mungkin ada juga orang yang hanya ingin duduk duduk santai saja tanpa mengeluarkan uang karena mereka mungkin sudah membawa bekal dari rumah. Makanan disini tidak mahal, harga yang ditawarkan pedagang disini sesuai dengan kantong mahasiswa. Mulai dari makanan lokal hingga jajanan buatan pabrik dari Jawa semua ada. 

Suasana semakin ramai ketika ada sekelompok orang bermain bola di pantai berpasir. Suara orang sedang bermain bola dan suara ombak bersatu menghidupkan suasana pantai yang sore itu begitu cerah. Komposisi suara tersebut menciptakan syair nyanyian suasana pantai di pinggir kota, dimana alam dan masyarakatnya bersatu saling menciptakan keseimbangan.



Suasana sore di Pantai Ampenan

Matahari akan tenggelam, sedangkan nelayan tengah mencari ikan

Pantai Ampenan banyak dikunjungi oleh warga sekitar

Warga sekitar senang menghabiskan waktu dengan bermain sepakbola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo