Selasa, 07 April 2020

Mendaki Gunung dan Sedikit Tentang Persiapannya


Ketika akan mendaki gunung, persiapan yang matang menentukan sukses tidaknya pendakian. Yang paling utama dari persiapan itu adalah mempersiapkan untuk keselamatan diri dan lingkungan. Hal ini dikarenakan gunung merupakan lokasi asing yang jauh dari keramain, sehingga jika terjadi hal yang tidak diinginkan paling tidak sudah memiliki bekal untuk penyelamatan. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah tabung oksigen. Apakah yang akan terjadi jika pendaki gunung tidak menggunakan alat bantu oksigen? ya nanti gampang capek atau kelelahan. Alat bantu oksigen memiliki peran penting ketika mendaki. Ia membantu pendaki untuk mencukupi kebutuhan oksigen yang jumlahnya menipis ketika di daerah tinggi. Misalnya ketika mendaki Puncak Gunung Rinjani yang ketinggiannya mencapai 3.700 an meter. Didaerah puncak gunung atau semakin tinggi suatu lokasi, kandungan oksigennya semakin menipis, untuk itu sangat berbahaya jika pendaki nekat alias memaksakan naik puncak tanpa perlengkapan oksigen yang memadai. Hal yang sangat mudah dirasakan ketika pendaki mencapai ketinggian seperti itu yaitu badan cepat capek. Kadang malah pendaki merasa pusing. Pada ketinggian tersebut jangan memamerkan kemampuan fisik kita pada orang lain kalau kita kuat. Kenyataannya pada ketinggian tersebut anggota badan terutama paru-paru, jantung, dan otak membutuhkan oksigen dalam jumlah yang cukup. Untuk mencukupinya cukup menggunakan oksigen botolan yang dapat di beli di apotek terdekat.

Kemampuan beradaptasi pada lingkungan baru juga diperlukan ketika melakukan pendakian. Kenapa pendaki harus beradaptasi? ya agar kita merasa padu dengan alam. Jika tidak memiliki kemampuan beradaptasi pada tempat baru mending tidak usah mendaki, daripada nanti malah menyusahkan orang-orang dan alam disekitar. Perlu diingat bahwa ketika mendaki kita berada di luar lingkungan sehari-hari dimana biasa kita hidup. Ketika mendaki kita berada di alam yang mana semua mahluk berhak untuk menikmati. perlu diingat bahwa kita berada di alam bukan untuk diri kita pribadi akan tetapi masih banyak mahluk Tuhan yang berada disekitar kita. Anggaplah kita sedang hidup bersama mereka, karena mereka juga kalau bisa berbicara akan mengungkapkan hal yang sama. Maka menjaga alam adalah cara adaptasi yang dianjurkan bagi para pendaki. Bawalah kembali ke bawah sampah kedalam tas, jangan membakar sembarangan, jangan merusak pohon, dan hiduplah secara harmoni dengan alam sekitar.

Jangan berpikiran untuk segera sampai di puncak. Kalau setiap pendaki pemikirannya seperti itu maka berarti mereka adalah pendaki yang tidak bisa menikmati alam. Nikmatilah setiap proses yang ada, misalnya ketika mendaki gunung yang tinggi, langkah-demi langkah maupun hembusan udara yang kita hirup harus dapat dirasakan. Menyatu dengan alam dengan merasakan dengan setiap panca indera kita, bahwa kita sedang berada di suatu lokasi yang mana setiap detik suasananya layak untuk dinikmati. Mendaki gunung tinggi sekalipun tidak akan terasa capek. Mengapa ketika jalan mendaki kalau jalan kaki rasanya berat?ya karena gaya gravitasi memungkinkan orang untuk nyaman berjalan di bumi yang datar dari pada harus mendaki atau menuruni lembah. Ketika menurui lembah, maka gaya gravitasi akan mendorong pendaki untuk berjalan lebih cepat. Jika tidak hati-hati, pendaki akan mudah terpeleset. Begitu juga sebaliknya, ketika jalan naik, seolah tubuh kita di tahan tidak boleh menjauh dari bumi. Jadi ingatlah teori apel jatuh akan ke bumi. Batu yang dilempar keatas akhirnya tidak kuat dan kemudian kembali lagi kebumi. Selain itu yang membuat berat yaitu pola pikir pendaki itu sendiri. Makanya seorang pendaki harus optimis dan berpikiran positif, bahwa setiap langkah yang dijalankan akan membawa ke puncak, walaupun membutuhkan waktu yang lama. Itulah kenapa mendaki gunung merupakan salahsatu latihan mental yang dianjurkan untuk setiap orang yang kurang memiliki mentalitas perjuangan hidup yang gigih. Dengan mendaki gunung akan melatih seseorang  untuk menjadi seorang yang pemberani,  pantang menyerah, dan siap menghadapi berbagai tantangan didepan mata.

Jangan lupa untuk menyiapkan logistik yang cukup. Ketika logistik mencukupi akan membuat hati dan pikiran nyaman. Selain itu perlengkapan keselamatan perlu juga diperhatikan. Apakah jaket parka cocok untuk mendaki gunung? ya tergantung. Untuk mendaki membutuhkan perlengkapan, akan tetapi tidak semua perlengkapan dapat dibawa ketika mendaki, kecuali jika bawa porter sendiri. Akan sangat sulit jika semua kebutuhan di rumah kita bawa ke pendakian. Hey Broo, ini mendaki bukan pindahan rumah atau pindahan kos-kosan. JIka kita membawa perlengkapan berlebihan malah akan sangat merepotkan pendaki. Bukannya menikmati pendakitan, malah pendaki itu sendiri susah karena kebanyakan barang bawaan. Nah, bawalah perlengkapan dan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan ketika melakukan pendakian. Misalnya berkaitan dengan waktu, ketika mendaki tidak terlalu lama, misalnya mendaki Gunung Merapi atau mendaki Puncak Sikunir, maka tidak memerlukan perlengkapan yang banyak, secukupnya saja. Jaket yang nyaman merupakan pilihan yang harus diutamakan ketika mendaki dalam waktu singkat,  atau juga bawa makanan dan minuman secukupnya. Akan tetapi ketika mendaki dan diperlukan membutuhkan waktu berhari-hari maka perlu memperhitungkan kebutuhan harian hingga berakhirnya pendakian. Perlu di list, kebutuhan untuk hari pertama sampai hari terakhir pendakian. Namun ingat bahwa bawalah yang menjadi kebutuhan saja. 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo