Senin, 28 Desember 2009

Statistik Umum Kehidupan Sosial di Yogyakarta

Selama tahun 2007, Provinsi D.I. Yogyakarta mengalami 11 kejadian bencana alam dengan rincian 8 kali angin topan, 2 kali banjir dan 1 kali tanah longsor. Peritiwaperistiwa tersebut menimpa 609 KK dengan kerugian material berupa 539 unit rumah rusak. Sedangkan kasus kebakaran pada tahun 2007 tercatat 111 kali atau turun sebesar 10,48 persen dari tahun sebelumnya.

Persoalan lainnya dibidang sosial adalah besarnya para penyandang masalah sosial. Pada tahun 2007 tercatat sebanyak 110.008 (turun 48,16 persen dari tahun 2006) penduduk yang dikategorikan memiliki masalah sosial. Sebagian besar, yakni 35,85 persen merupakan fakir miskin, 30,51 persen anak terlantar, 14,26 persen keluarga dengan rumah tak layak huni, 9,40 persen wanita rentan masalah sosial, dan sisanya 9,98 persen adalah gelandangan/pengemis anak nakal, anak jalanan, anak balita terlantar,

gelandangan, wanita tuna susila, korban narkotika, eks napi, dan. Kondisi ini mengisyaratkan perlunya perhatian lebih terhadap anak-anak dan wanita yang menjadi korban masalah sosial dalam lingkungannya. Penduduk menurut tahapan kesejahteraan, dari seluruh penduduk D.I. Yogyakarta tercatat bahwa pada tahun 2007 kelompok pra sejahtera 21,12 persen, Sejahtera I 22,70 persen, Sejahtera II 23,69 persen, Sejahtera III 26,83 persen, dan Sejahtera III plus 5,66 persen. Berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan dan Kesos, tercatat bahwa pada tahun 2007 di D.I. Yogyakarta jumlah fasilitas social seperti Panti Asuhan tercatat sebanyak 55 unit dengan anak asuh sebanyak 2.290 orang, Panti Wreda sebanyak 6 unit dengan penghuni 278 orang, Kelompok Bermain sebanyak 12 unit, dan Tempat Penitipan Anak sebanyak 8 unit. Perpustakaan sebagai salah satu sarana mendapatkan informasi pada tahun 2007 tercatat sebanyak 3.386 unit, yang sebagian besar merupakan perpustakaan sekolah yaitu 79,53 persen, sedangkan sisanya perpustakaan desa, perpustakaan departemen, dan perpustakaan umum masing-masing sebesar 14,35 persen, 2,98 persen, dan 1,43 persen. Permohonan sertifikat sebagai bukti hak milik tahun 2007 mencapai 172.085 atau mengalami kenaikan sebesar 74,96 persen. Sedangkan total penerbitan sertifikat sampai akhir tahun 2007 mencapai 1.331.148 sertifikat.

sumber:bps

Kriminalitas dan Peradilan di Yogyakarta

Kriminalitas dan Peradilan
Kriminalitas menggambarkan terjadinya ketimpangan kehidupan sosial di masyarakat, sekaligus merupakan fenomena sosial yang mmemerlukan penanganan yang serius. Banyaknya perkara kriminal yang dilaporkan ke POLDA Provinsi DIY pada tahun 2006 tercatat sebanyak 1.260 kasus. Sebagian besar adalah perkara unjuk rasa sebanyak 335 kasus (26,59 persen). Disusul oleh perkara pencurian 333 kasus (26,43 persen) dan narkotika sebanyak 157 kasus (12,46 persen) dan perkara lainnya sebanyak 435 kasus (34,52 persen). Selanjutnya jumlah penghuni lembaga pemasyarakatan pada tahun 2003 tercatat 1.061 orang yang terdiri dari narapidana sebanyak 598 orang, tahanan 217 orang dan titipan 246 orang. Sebagian besar penghuni lembaga pemasyarakat adalah mereka yang tersangkut perkara narkoba sebanyak 268 orang (25,26 persen), psikotropika 146 orang (13,76 persen) dan kasus pencurian sebanyak 206 orang (20,71 persen). sumber: BPS

Gambaran Agama di Yogyakarta

Agama

Dari sekitar 3.518.589 orang pemeluk agama, agama Islam merupakan agama yang dominan dipeluk yakni mencapai 91,08 persen. Disusul oleh agama Katholik 5,52 persen, Kristen 3,05 persen, Hindu 0,18 persen, dan Budha 0,17 persen. Sejalan dengan komposisi di atas, jumlah tempat peribadatan yang tersebar di DIY juga didominasi oleh tempat ibadah umat Islam berupa masjid, mushola dan langgar yang tercatat sebanyak 96,67 persen. Kemudian rumah ibadah Kristen dan Katholik masingmasing 1,75 persen dan 1,16 persen serta tempat ibadat umat Hindu dan Budha masing-masing 0,21 persen dan 0,20 persen.

Jamaah haji dari D.I. Yogyakarta yang berangkat pada awal tahun 2008M/1428H sebanyak 3.089 orang atau naik sebesar 0,82 persen dibandingkan dengan awal tahun 2007M/1427H yang tercatat sebesar 3.064 orang. Berdasarkan asal jamaah, sebagian besar dari Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta masing-masing sebesar 43,19 persen, 23,44 persen dan 19,23 persen dari keseluruhan jamaah, sedangkan sisanya 8,19 persen dan 5,96 persen berasal dari Kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul.

sumber: BPS

Kondisi Kesehatan di Yogyakarta

Kesehatan
Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Pada tahun 2007 sarana kesehatan yang tersedia di D.I. Yogyakarta sebanyak 44 unit rumah sakit, 22 unit rumah bersalin, 35 unit balai pengobatan dan 118 unit puskesmas induk. Untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) dengan memberikan sarana pelayanan dan prasarana yang memadai. Hal ini memperoleh respon baik dari masyarakat yang tercermin dengan tingginya pencapaian akseptor aktif, dan tahun 2007 tercatat mencapai 418.069 orang dari target sebanyak 422.209 orang atau 99,02 persen dari target. 43,96 persen dari akseptor aktif memilih suntik, disusul 26,70 persen menggunakan IUD serta 12,88 persen memakai pil dan selebihnya 16,46 persen menggunakan alat kontrasepsi lainnya Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Pada tahun 2007 sarana kesehatan yang tersedia di D.I. Yogyakarta sebanyak 44 unit rumah sakit, 22 unit rumah bersalin, 35 unit balai pengobatan dan 118 unit puskesmas induk. Untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) dengan memberikan sarana pelayanan dan prasarana yang memadai. Hal ini memperoleh respon baik dari masyarakat yang tercermin dengan tingginya pencapaian akseptor aktif, dan tahun 2007 tercatat mencapai 418.069 orang dari target sebanyak 422.209 orang atau 99,02 persen dari target. 43,96 persen dari akseptor aktif memilih suntik, disusul 26,70 persen menggunakan IUD serta 12,88 persen memakai pil dan selebihnya 16,46 persen menggunakan alat kontrasepsi lainnya
sumber:bps

Perang dunia ke-tiga sudah dimulai? Iran Vs Israel (USA, Prancis, Inggris, Jerman)

Bukan Lagi Perang Dunia Ketiga, Tetapi Perang Global yang Terfragmentasi Gagasan tentang "Perang Dunia Ketiga" yang meletus dari s...

Populer, Sist/Broo