Selasa, 16 Februari 2010

Virus Black Ada Dimana-Mana

Virus Black Ada Dimana-Mana
Indonesia sudah dikuasai oleh virus yang bernama black. Virus tersebut telah meresap kedalam jiwa dan pikiran masyarakat. Mulai dari orang muda hingga orang tua dibuat mabuk kepayang olehnya. Tak ada yang tahu sampai kapan virus tersebut mampu bertahan. Virus tersebut sangat berbahaya karena menyerang hati sehingga perasaannya dibuat menyatu olehnya, dan virus tersebut juga menyerang otak sehingga selalu memikirkannya kapan dan dimana saja.
Ada yang menarik dari wabah virus tersebut, ternyata orang yang sudah terinfeksi virus, betah atau mau untuk virus yang sudah menyerang bisa terus bertahan dihati dan otak mereka. Mereka tak mau disembuhkan lantaran malah ingin lagi, lagi, dan lagi.
Selidik punya selidik ternyata, orang-orang pada betah dengan dengan virus black tersebut lantaran virus tersebut membuat mereka kreatif dan mendapatkan tempat untuk berkreasi dan berimajinasi sesuai dengan keinginan mereka. Orang-orang ini merasa virus black tersebut sangat mengerti dengan mereka. Dimana pada saat ruang untuk berkreasi dan berimajinasi sempit tiba-tiba saja virus black ini datang dan memberikan solusi untuk berbuat dengan kegiatan yang positif.
Banyak sekali acara atau kegiatan positif yang didukung oleh Djarum Black ini diantaranya yaitu

Perjalanan Dalam Sebuah Pertanyaan


Perjalanan Dalam Sebuah Pertanyaan
Seperti biasa pagi-pagi indah yang udaranya sangat segar irasakan didalam hidungku, yang kalau melihat langit bagaikan lukisan besar indah dan ingin aku untuk mendekatinya. Itulah pagi, semangatnya bagaikan sebuah bom atom yang meledak-ledak hingga tak pernah berakhir. Ingin rasanya setiap saat dan setiap waktu jiwa dan pikiranku memiliki semangat bagaikan semangat di pagi hari.
Waktu pagi hari hal yang paling enak dan sering aku lakukan adalah membuat minuman teh hangat, air aku masak lewat dispenser dan menunggunya dalam waktu sepuluh menit, kemudian the hijau sariwangi yang aku beli dari warung, aku ambil dan kumasukan kedalam gelas peninggalan teman, kubuka keran dispenser dan seketika air menyembur kedalam gelas. Jadilah segelas the hijau sariwangi hangat. Nikmat sekali rasanya…!
Waktu sekitar pukul sembilan pagi, dan sudah saatnya untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi kekampus. Kampus ku ada di daerah Bulak Sumur Yogyakarta hari ini aku tidak berencana untuk kuliah seperti kebanyakan mahasiswa, tapi untuk mengerjakan proyek dosen. Maklumlah aku kan tinggal skripsi, jadi waktu yang longgar aku manfaatkan untuk bekerja membantu dosen UGM yang lagi ada proyek lumayan lah…uang gajian bisa untuk ditabung.
Sudah saatnya untuk berangkat, seperti biasa jalur yang biasa aku lalui dari kos ku hingga kampus berjarak sekitar tiga kilometer. Jalan yang aku lewati antara lain Jalan Bimo Kunting-Jalan Bima Sakti-Jalan Munggur-Jalan Urip Sumoharjo-Jalan Prof. Johanes-Jalan Notonagoro-Jalan Socio Justicia dan sampailah kekampus. Tepapi pada saat perjalanan ada hal menarik yang tidak biasa aku temui yaitu didepan studio XX1 ada bendera Djarum Black, dalam pertanyaanku terbesit ada acara apa ini ada bendera Djarum Black segala. Ingin rasanya mengetahui acara apa yang disponsori oleh Djarum Black tersebut.

Sore Hari Menjelang Petang

Sore hari menjelang petang, tubuh mentari telah tenggelam beberapa saat yang lalu. Awan hitam bergandeng-gandengan menutupi petala langit, menurunkan jutaan titik air ke atas permukaan bumi. Berkali-kali suara geluduk1 terdengar nyaring laksana suara raksasa yang sedang murka. Serbuan peluru air membuat hampir setiap ruas jalan menjadi sepi. Di kala hujan, orang-orang lebih memilih menghangatkan tubuh di rumah mereka. Gluduk gluduk gluduk…
Langit menggelegar. Sementara aku sedang dalam perjalanan pulang. Motorku menerjang jurusan mata angin, melawan arah air yang terbang. Wajahku terasa tertusuk-tusuk ribuan jarum, berkali-kali tanpa henti. Kian cepat laju motor, semakin terasa gempuran air itu. Helm yang tanpa kaca penutup muka membebaskan air hujan itu mendera kulit wajah. Mendarat ke roman wajahku kemudian menetes ke bawah dan tergantikan oleh terpaan air berikutnya. Jelas aku merasa sungguh tak nyaman, tapi dalam benakku hanya ada keinginan untuk cepat-cepat pulang. Biarlah sementara waktu tubuhku dihajar dingin. Sebab, kupastikan akan sirna seketika tiba di rumah dan kuhangatkan tubuhku dengan menyeruput teh wasgitel, wangi, sepet, legi dan kentel.
Aku tiba dirumah. Perjalanan tiga puluh menit melawan deras hujan ternyata melelahkan. Aku korbankan pakaian dan tas cangklongku yang menjadi basah karenanya. Padahal tas kesayanganku itu baru kering kemarin sore setelah sebelumnya juga diguyur hujan. Sungguh tas yang malang! Begitu akrab ia dengan air. Tapi tak apalah, besok pagi bisa kembali aku cuci, dan kalau ada panas maka sore harinya akan langsung kering. Kini aku telah sampai dirumah, itu yang lebih penting. Lalu aku mulai hidupkan CPU Ku, yang berusia sekitar enam tahun. Ku ketik kata demi kata, bait demi bait, paragraph demi paragraph untuk mengikuti lomba Djarum Black Blog Conpetition

Masjid yang Banyak Kegiatan

Masjid yang Banyak Kegiatan
Sholat di Masjid Al Husna, Pengok, Jogjakarta terasa tak terlupakan dengan suasananya. Selain itu, Masjid Al Husna memang cukup ramai dengan para jamaah-nya. Bukan hanya dimeriahkan oleh para pendatang, tapi juga oleh masyarakat setempat. Pada umumnya, didaerah sekitar kampus, hampir semua tempat ibadah lebih banyak diramaikan oleh para pendatang, khususnya mahasiswa. Tapi di masjid Al Husna kondisinya sungguh berbeda. Para pemuda setempat juga berpartisipasi aktif dalam meramaikan masjid. Hampir semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus takmir juga tidak pernah sepi. Hal ini mengingatkanku ketika Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah. Pada waktu itu orang Muhajirin dari Makkah dan orang Anshar dari Madinah menjadi bersatu padu layaknya saudara sendiri. Orang pendatang maupun orang asli mampu bekerjasama dengan baik. Khususnya dalam meramaikan Masjid. Masjid Nabawi di Madinah disamping difungsikan untuk shalat, sejarah Islam mencatat bahwa masjid tersebut juga digunakan untuk aktivitas lain, seperti tempat pendidikan, komunikasi, santunan sosial, tempat pengobatan korban perang, tempat menerima tamu dan sebagainya. Diam-diam aku memimpikan seandainya masjid-masjid di seluruh Indonesia bisa menjalankan fungsi-fungsi yang lebih luas.

Perang dunia ke-tiga sudah dimulai? Iran Vs Israel (USA, Prancis, Inggris, Jerman)

Bukan Lagi Perang Dunia Ketiga, Tetapi Perang Global yang Terfragmentasi Gagasan tentang "Perang Dunia Ketiga" yang meletus dari s...

Populer, Sist/Broo