Selasa, 16 Februari 2010

Upon Once at Minimarket Jogja Ceria


Segera ku turun di Minimarket Jogja Ceria, memarkir motorku lalu cepatcepat masuk kedalam agar tidak terkena hujan. Aku fikir lebih baik aku membeli sesuatu ditempat ini. Berbelanja sambil menunggu hujan reda, meskipun aku hanya membeli sekaleng susu atau sebungkus roti. Aku kembali teringat dengan masa-masa yang telah lalu, ketika aku hidup dalam kondisi pas-pasan. Jangankan berfikir untuk shopping membeli sekaleng susu, mentega, atau agar-agar. Untuk sekadar makan makanan pokok saja aku harus mengatur pengeluaranku dengan sangat hati-hati. Jika lengah sedikit saja dengan membeli barang-barang yang bukan merupakan prioritas, aku bisa sampai puasa Dawud atau berhutang uang di salah satu teman kos. Namun, kali ini aku sudah tidak terlalu khawatir untuk membelanjakan sebagianpendapatanku. Meskipun aku juga harus tetap cermat agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang.
Aku melihat berbagai macam jenis jajanan didalam Minimarket. Aku sengaja melihat-lihat lebih lama di lantai satu, sedangkan di lantai dua berisi barang-barang kebutuhan kantor dan rumah tangga yang aku tidak sedang membutuhkannya. Sesekali aku memicingkan mataku keluar untuk melihat kondisi. Ternyata hujan deras masih awet mengguyur setiap ruas jalan. Tepat didepan mataku orang-orang masih setia menunggu hujan sambil mengiup dibawah atap toko. Oh, kasihan sekali mereka yang sedang memiliki agenda kerja, atau bapak-bapak yang harus cepatcepat pulang dari kantor karena sudah ditunggu istri dan anak-anaknya di rumah. Ah, tapi aku kira air hujan bukanlah hal yang asing. Orang-orang sudah beradaptasi dengan setiap kondisi yang ada. Fikiranku berdialektika. Aku terus melihat-lihat semua barang dan beragam jenis jajanan yang tersedia. Aku mengambil sekaleng susu putih, sebungkus roti isi keju dan dua kotak
bakpia pathuk, lalu aku masukan kedalam keranjang.

Hujan

Hujan
Taka ada suara yang terdengar
Keculai rintihan jutaan gemercik air yang perpadu menjadi Saturday
Tak ada kilat
Hanya terdengar suara sayup-sayup seperti pesawat
Jalan depan taman sepi tak ada orang
Kami memberi waktu kepada hujan untuk turun kebumi
Kami menanti nikmat setelah hujan
Bukan menjadi bencana buat kami

Sabarlah dan bersabarlah
Wahai daun dedaunan yang tidak mendapat air hujan
Bukan maksud untuk memindahkan dirimu dibawah atap
Jangan cemburu dengan saudaramu yang banyak mendapat nikmat tuhan
Engkau pasti akan bertahan

Berilah kami harapan
Dengan turunnya engkau ke bumi
Berilah kami manfaat wahai Tuhan
Dari hujan yang kau turunkan

Jika bangsa kami bisa mengambil pelajaran dari hujan
Yang turun kedunia dalam butir-butiran
Tetapi turunnya engkau secara bersamaan
Membuat gaduh
Tetapi itulah makna persatuan
Walaupun butiran hujan kecil-kecil
Tetapi hebat karena persatuan

Pagi hari

Pagi hari
Bangun pagi-pagi
Menyapa mentari pagi
Bunga yang terlihat indah
Dedaunan yang terlihat segar
Ketenanganmu bisa aku rasakan
Kelembutanmu meraba-raba aku
Sampai dinginnya pagi hari
Sungguh nikmat tuhan yang tak terbagi
Meneduhkan jiwa dan pikiranku dari siang yang telah menanti

Matahari mulai menerangi
Menjadi harapan orang yang ingin diberi
Menjadi contoh untuk orang yang ingin terpuji
Laksana memberi dengan keikhlasan hati

Matahari yang memberi energi
Untuk bergerak kesana kemari
Penghuni bumi yang mencari rizki
Dengan matahari yang mulai menerangi
Menikmati pagi hampa terasa tanpa memegang Djarum Black
Djarum Black Menthol
Yang memberi warna indahnya pagi

Menikmati Lagu Jason Mraz


Sore hari yang begitu indah di sebuah ruang kerja di kampus FISIPOL UGM. 
Pekerjaan sudah dikerjakan dan saatnya tinggal santai berinternetan menikmati suasana sore  dengan mendengarkan sebuah lagu favorit saya yang berjudul Lucky yang sangat indah  dibawakan oleh Jason Mraz dan Colby Calliout. 
Lagu tersebut menceritakan mengenai sepasang kekasih yang telah menjalin cinta namun 
situasi harus memisahkan keduanya dengan berpisah jauh.  Dua pasangan tersebut di pisahkan oleh samudra, sehingga mereka hanya bisa memimpikan  di tempat mereka masing-masing.  Jika mau ada yang menyanyikan lagu tersebut dibawah ini saya tuliskan lirik  lagunya.

 
 
Do you hear me,

I'm talking to you

Across the water across the deep blue ocean

Under the open sky oh my, baby I'm trying

Boy I hear you in my dreams

I feel your whisper across the sea

I keep you with me in my heart

You make it easier when life gets hard

 
 
I'm lucky I'm in love with my best friend

Lucky to have been where I have been

Lucky to be coming home again

Oooohhhhoohhhhohhooohhooohhooohoooh

 
 
They don't know how long it takes

Waiting for a love like this

Every time we say goodbye

I wish we had one more kiss

I'll wait for you I promise you, I will

 
 
I'm lucky I'm in love with my best friend

Lucky to have been where I have been

Lucky to be coming home again

I'm lucky we're in love in every way

Lucky to have stayed where we have stayed

Lucky to be coming home someday

 
 
 
And so I'm sailing through the sea

To an island where we'll meet

You'll hear the music, feel the air

I'll put a flower in your hair

 
Though the breezes through trees

Move so pretty you're all I see

As the world keeps spinning round

You hold me right here right now

 
 
I'm lucky I'm in love with my best friend

Lucky to have been where I have been

Lucky to be coming home again

I'm lucky we're in love in every way

Lucky to have stayed where we have stayed

Lucky to be coming home someday

Oooohhhhoohhhhohhooohhooohhooohoooh

Oooohhhhoohhhhohhooohhooohhooohoooh


Sangat nikmat sekali lagu tersebut apalagi jika ditemani dengan segelas kopi hitam dan  
Djarum Black….ya Djarum Black memang beda dalam menikmati sebuah lagu

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo