Perjalanan kali ini penuh dengan petualangan, bukan hanya melelahkan secara fisik tetapi mental juga ikut
ngosngosan. Tetapi kesimpulannya perjalanan kali ini sungguh sangat menyenangkan.
Pada hari selasa tanggal 15 Februari atau bertepatan dengan 12 Rabiul Awal yang bertepatan juga dengan libur Maulid Nabi, tepatnya sekitar pukul 14.30 WIBK(Waktu Indonesia Bagian Kebumen) berangkat dari rumah. Hanya dengan berbekal seadanya (celana pendek, sandal jepit, kamera, dan yang paling utama adalah sebuah dompet) menuju salah satu objek wisata di Kabupaten Kebumen yaitu Waduk Wadasintang. Pemilihan jalan untuk menuju waduk Wadaslintang, Saya sengaja pilih rute yang panjang sekitar menempuh jarak 20 km. Sebenarnya ada jalur yang lebih pendek yaitu sekitar 15 Km tetapi dengan alasan ingin sekalian melihat-lihat pemandangan yang bagus akhirnya Saya memutuskan untuk lewat Kecamatan Alian.
|
persawahan terlihat dalam perjalanan menuju TKP |
|
sungai yang berasal dari PLTA, nampk airnya bersih dan menyegarkan |
Memang tidak salah saya memilih jalur yang panjang, karena diperjalanan Saya menjumpai pemandangan-pemandangan di Kebumen yang eksotik, oleh karena itu Saya sengaja menjaga kecepatan motor ku sekitar 30 km/h. Mulai dari Jalan Raya Kutowinangun- Poncowarno-Sruni-Desa Sawangan-Waduk Wadaslintang tak henti-hentinya Saya disuguhi pemandangan yang menakjubkan Mulai dari rumah-rumah yang terlihat bersih dan tertata rapi hingga pemandangan alam yang menakjubkan mata, mulai dari sungai yang bersih, tanaman padi yang siap dipanen, pegunungan yang terlihat tingi, hingga aktifitas warga Kebumen dalam mencari rejeki. . Saya pun tidak menyangka betapa nikmatnya
ber touring di daerah sendiri. Kenikmatan Ini adalah hal yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya. Maklumlah suasana kehidupan kota yang selama ini aku alami hanya membuat kulitku menjadi hitam, hidungku menjadi sesak, mataku menjadi pedih dan pendengaranku menjadi terganggu, dan uangku cepat habis. Dan ketika touring ini aku lakukan suasananya
nampak berbeda. Suasana pedesaan tersaji dengan nikmat, tak ada kata bersedih hati hanya perkataan dalam hati "alangkah indahnya alamku ini". Belum tentu saya bisa mendapatkan suasana seperti ini ditempat lain. Dalam hati berkata "Kebumen memang mantap alamnya". Saya pernah dengar kalau Kita sedang stres atau sedang banyak pikiran, lakukannya penyegaran, salah satunya dengan berjalan-jalan.
|
Salah satu sudut dari waduk. dimana terlihat (dikiri gambar ) warga sedang memancing |
Setelah berjalan sekitar satu jam, akhirnya saya sampai di Waduk. disekitar waduk terlihat banyak warga yang sedang berwisata. Namun pengunjung pada waktu itu didominasi oleh kalangan muda dan mudi. Mereka terlihat duduk-duduk pada sebuah pagar pembatas yang terbuat dari besi. Tahu sendiri masa muda adalah masa menggebu-gebu terutama untuk bersosialisasi, baik bersosialisasi dengan sesama jenis maupun bersosialisasi dengan beda jenis. Terlihat dari mereka banyak yang mengabadikan kunjungan mereka dengan berfoto-foto. Apa rasanya sayur sop tanpa garam, apa rasanya es cendol tanpa gula, begitu pula rasanya ketika kita mengunjungi Wadaslintang tanpa berfoto-foto. Jaman sekarang alat untuk menangkap gambar sudah banyak. Tak perlu kamera DLSR yang canggih, HP China pun sudah lengkap rasanya untuk mengambil gambar. Sekali lagi jangan malu-malu untuk mengabadikan momen-momen indah di sini walaupun hanya berbekal kamera China. Karena, jika Anda tidak mengabadikan maka Anda akan rugi sendiri.
Letak waduk Wadaslintang berada di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo, Purworejo dan Kebumen. Tetapi untuk urusan wisata letaknya diwilayah Kabupaten Kebumen.
Waduk Wadaslintang adalah sebuah tempat serbaguna. Selain berfungsi sebagai waduk tempat tersebut juga menjadi salah satu tujuan objek wisata di Kabupaten Kebumen, yang fasilitasnya antara lain gazebo, tempat memancing, perahu dan view yang menarik.
|
PLTA Wadaslintang yang berada di bawah waduk |
Ada juga PLTA yang berkekuatan sekitar 2,...X2 MW, ya lumayan lah biar bisa mengurangi dampak pemanasan global akibat penggunaan batu bara untuk bahan bakar pembangkit listrik. Letak PLTA di bawah.
Selain itu waduk ini juga digunakan untuk usaha perikanan. Banyak jaring apung milik warga yang dibangun ditengah waduk.
Untuk urusan memancing tempat ini juga jago nya. Berdasarkan penuturan dari orang yang pernah mancing disana, dalam waktu satu hari bisa mendapatkan tiga kilogram ikan segar. Pada waktu memancing itu katanya, dia bawa sekitar 10 buah kail. Orang yang datang untuk memancing tidak hanya dari Kebumen dan sekitarnya, bahkan orang-orang luar kabupaten juga sering memancing ditempat ini. Kalau di hitung-hitung sih hasil dari mancing tidak bisa menutupi kebutuhan sehari-hari, tetapi suasana batin orang yang mancing di sini selalu mendapatkan kepuasan karena, bukan hanya ikan saja yang didapat tetapi orang yang mancing di sini mendapatkan ketenangan batin.
|
berpose dengan latar belakang waduk wadasintang |
Tapi sayang pada saat itu suasana langit sedang mendung.HMMMM.... tetapi dalam suasana yang mendung tidak mengurangi keindahan pemandangan disekitar waduk yang terlihat indah.Setelah berfoto-foto dengan background pemandangan disekitar waduk akhirnya kunjungan ini harus Saya akhiri. Dalam perjalanan pulang Saya ditemani dengan hujan yang lebat, ya inilah tantangan buat Saya yang menjadikan suasana hujan ini sebagai cara lain untuk mengulang masa-masa saya kecil yang senang hujan-hujanan.hehe.
Dan setelah sampai dirumah tercinta, ibunda sudah menyiapkan makan gorengan ayam..haha
|
tangga menuju suatu alat pengontrol bendungan |
|
diatas bendungan |
|
pemandangan dengan latar belakang pegunungan, sungai, dan juga PLTA |
|
pemandangan yang sungguh menakjubkan, tapi sayang pada waktu itu cuaca mendunng
|
bersandar sejenak pada sebuah tugu peresmian, pada situs tersebut terdapat tanda tangan Presiden Suharto yang ditandatangani pada saat peresmian yaitu sekitar tahun 1988 |
|