Minggu, 05 Agustus 2012

Trip ke Pontianak Ibu kota Provinsi Kalimantan Barat

Pontianak adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat. Letaknya berada dibagian barat Pulau Kalimantan. Kota Pontianak dibelah oleh Sungai Kapuas. Sungai ini berhulu di daerah Kabupaten Kapuas Hulu.
 Ada tiga etnis besar disini yaitu Dayak, Melayu dan Tionghoa. Keselarasan antar suku bangsa tersebut berjalan baik. Walalaupun sempat ada isu kerusuhan berbau SARA sekitar era reformasi, tetapi sekarang ini kehidupan antar suku bangsa tersebut terjalin erat. Dan belakangan ini mulai banyak suku bangsa pendatang antara lain yaitu Jawa, dan Madura.

Didepan gedung adat melayu
Karena pengaruh dari tiga suku bangsa (Dayak, Melayu, Thionghoa), dunia kuliner pun memilik ciri yang khusus. Misalnya orang melayu lebih terlihat menyukai masakan pedas yang terbuat dari ikan, misalnya saja warung makan "Etek" yang ada di sekitar pasar dekat Sungai Kapuas. Sementara itu ciri khas masakan Etnis Tionghoa di tunjukan dengan masakan yang banyak menggunakan mi, misalnya yaitu kwitiau. Kwitiau banyak dijumpai didaerah Jalan Gadjah Mada.
Kwitieauw makanan populer di Pontianak

Suasana saat makan siang di rumah makan khas Pontianak yang bernama warung nasi "ETEK"

Nasi "etek" yang katanya khas dari Pontianak
Etnis Tionghoa yang berprofesi sebagai penjual sari kacang ijo

Es sari kacang ijo, salah satu minuman khas dari Pontianak. Minuman ini banyak dijual di tepi jalan Gadjah Mada
Suasana di Jalan Gadjah Mada Pontianak pada malam hari terasa hidup. Anak muda pontianak banyak menghabiskan malam di sekitar Jalan Gadjah Mada. Mereka duduk-duduk di kafe gaul yang disediakan oleh para penjual makanan ringan. Dengan mengambil emperan toko, para pengusaha kafe jalanan di Pontianak memasang bangku-bangku plastik yang ditata dengan baik. Walaupun pengunjung cuma beli makanan ala kadarnya, tetapi para pedagang disini rela menghabiskan waktu hingga larut malam untuk melayani para pengunjung. Minuman yang populer adalah sari kacang ijo. Harganya sekitar Rp. 4.000,- untuk satu gelas.
Suasana malam hari di Jalan Gadjah Mada. Di jalan ini terdapat tempat nongkrong  yang digunakan oleh anak muda kota Pontianak untuk menghabiskan malam

Pusat perbelanjaan terbesar di Pontianak
Etnis Tionghoa di Pontianak sejarahnya berasal dari daratan China, dimana pada waktu dulu mereka bekerja di perkebunan dan pertambangan yang ada di Kalimantan Barat. Kemudian mereka banyak yang menetap di  daerah-daerah di Kalimantan Barat. Berbaur dengan penduduk pribumi dan lama-kelamaan memilik identitas tersendiri sebagai masyarakat Tionghoa Kalimantan Barat. Walaupun identitas asli nenek moyang terlihat kental, tetapi mereka juga mengembangkan kebudayaan yang menyesuaikan dengan kondisi Kalimantan Barat, seperti dalam hal pekerjaan, pertanian dsb.
Seperti pada umumnya masyarakat Tionghoa banyak berusaha di bidang niaga, perdagangan dsb. Mereka memiliki tempat usaha berupa bangunan. Kadangkala sering terjadi gangguan yang mengakibatkan tempat usaha tersebut terbakar. Untuk melindungi dari kerugian yang lebih besar dari kebakaran, Masyarakat Tionghoa di Pontianak memiliki tim pemadam kebakaran yang salah satunya dikelola oleh Yayasan Budi Pekerti. Pemadam kebakaran  yang dikelola oleh swasta tidak hanya menolong dari kalangan Etnis Tionghoa saja, tetapi jika ada orang lain yang mengalami musibah kebakaran apakah itu dari Etnis Jawa, Dayak dsb juga akan mendapatkan layanan pemadaman.

Kendaraan pemadam kebakaran milik organisasi tionghoa
JIka sudah pergi ke Pontianak jangan lupa untuk membeli oleh-oleh khas sana. Pusat oleh-oleh Pontianak berada di Jalan Patimura atau dari arah lurus ke barat dari arah jalan Gadjah Mada. Disana pengunjung dapat membeli kerajinan khas berupa gantungan kunci yang bertuliskan "Pontianak", kaos bertuliskan "Pontianak" atau kaos bertuliskan "Tugu Khatulistiwa". Ada juga kerajinan berupa miniatur tugu khatulistiwa yang bisa dihidupkan menggunakan listrik ada akan terlihat indah saat lampu menyala. Pontianak juga terkenal akan hasil lidah buayanya. Lidah buaya biasanya dibuat dodol atau manisan. Selain itu ada daerah di pedalaman Kalimantan Barat yang banyak menghasilkan madu yaitu di Kapuas Hulu, yang hasil madunya banyak dijual di pusat oleh-oleh tersebut.
Pusat oleh-oleh Pontianak

Sungai terbesar di Pontianak yaitu Sungai Kapuas. Sungai tersebut digunakan oleh masyarakat untuk transportasi atau untuk mencari ikan. Sungai di sini sangat bermanfaat untuk menghubungkan ke daerah-daerah terpencil. Transportasi darat yang sulit, menjadikan transportasi sungai menjadi pilihan utama terutama untuk menyelurkan berbagai bahan kebutuhan pokok ke pedalaman. Tak bisa dibayangkan jika tidak ada Sungai Kapus, pasti orang-orang pedalam akan banyak mengalami kesulitan logistik. Karena jika transportasi menggunakan jalur darat akan memerlukan waktu yang lama. Hal ini sebagai imbas dari minimnya akses  jalan yang bisa menghubungkan ke daerah-daerah.
Tetapi terkadang saat musim kemarau di daerah pedalaman air sungi sering dangkal. Hal ini mengakibatkan kapan tidak bisa lewat. Jika yang terjadi adalah demikian, masyarakat di pedalaman akan terancam terhadap kekurangan stok logistik.

Sungai Kapuas yang membelah Kota Pontianak merupakan sungai terbesar di Kalimantan Barat



Pontianak berada pada garis ekuator nol derajat
Rumah betang adalah rumah adat Dayak. Rumah tersebut bisa dikenali salah satunya adalah dari ukurannya yang panjang. Rumah tersebut mampu menampung untuk beberapa keluarga.
Rumah Betang, rumah adat Kalimantan Barat
 Patung khas suku bangsa Dayak


Sekelompok anak muda yang sedang belajar menari di rumah adat dayak
Letaknya yang dekat dengan Malaysia, Pontianak menjadi salah satu pintu masuk ke Malaysia bagi warga RI. WNI yang ingin pergi ke Malaysia bisa menggunakan angkutan umum berupa bus. Harga tiket untuk bus lebih murah ketimbang tiket pesawat. Sampai saat ini banyak warga yang menggunakan bus antar negara untuk bepergian ke Malaysia  baik untuk bekerja, urusan bisnis, maupun untuk menjenguk saudara mereka. Kedua negara menyediakan alat transportasi berupa bus. Misalnya dari Malaysia ada yang namanya Asia Bus. Dari Indonesia yang terkenal adalah bus Damri. Harga tiket untuk pergi ke Malaysia jika dari Pontianak yakni sekitar antara Rp 100.000,- sampai dengan Rp 200.000,-. Syarat untuk orang Indonesia agar bisa ke Malaysia yakni harus memiliki pasport.
Bus antar negara (Indonesia-Malaysia) yang melayani Kuching Pontianak 

Selasa, 31 Juli 2012

Kartu Ucapan Hari Raya Idul Fitri

Sebentar lagi akan memasuki Hari Raya Idul Fitri. Tidak ada salahnya untuk mengucapkan maaf kepada semua sanak saudara, dan handai taulan. Mereka adalah teman kita hidup. Semua pasti akan berbuat dosa. Idul Fitri adalah waktu yang tepat untuk saling memaafkan. Karena pada hari biasa biasanya orang akan malu untuk meminta maaf. Tetapi yang terpenting adalah, kita meminta maaf kepada orang tua terlebih dahulu. Masih ingatkah, ridho Ilahi adalah ridho orang tua. So jangan malu-malu meminta maaf...!!



Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri


Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri


Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri



Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri


Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri


Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri

Kartu/gambar ucapan selamat hari raya idul fitri


Kartu ucapan hari raya idul fitri 


Kartu ucapan hari raya idul fitri

Kartu ucapan hari raya idul fitri

Gambar ucapan hari raya idul fitri
Kartu ucapan hari raya idul fitri 
Ucapan hariraya idul fitri dengan gambar anak menabuh bedug

Kamis, 21 Juni 2012

Pergi Ke Pasar Seni di Bali "Sukowati & Ubud"

Jika, kita mengunjungi suatu daerah, kadang kita juga ingin untuk membeli barang khas daerah tersebut. Seperti jika kita pergi ke Bali, maka jangan lupa untuk membeli oleh-oleh  khas Bali. Kebanyakan, cenderamata yang dijual tersebut berupa baju yang bertuliskan "Bali" atau berbagai macam kerajinan tangan seperti gantungan kunci, hiasan meja dan lain sebagainya. Tempat yang enak untuk berbelanja oleh-oleh khas Bali yaitu di Pasar Ubud dan Sukowati. Menurut Saya, Pasar Sukowati lebih murah ketimbang Pasar Ubud. Barang di Pasar Sukowati masih gampang untuk ditawar sedangkan di Pasar Ubud pada umumnya harga mahal dan sulit untuk ditawar.

Bagi Anda yang memiliki anggaran cekak akan sangat perhitungan jika soal urusan tawar menawar. Walaupun kita menawar hendaknya tidak menyinggung perasaan Si penjual. Pengalaman Saya yang berkunjung ke Pasar Ubud, pada saat menawar dengan harga yang terlalu rendah, si penjual malah terlihat "nesu" alias ngambek. Mungkin ini tergantung juga dengan karakteristik penjual. Pada saat itu penjual yang saya hadapi mungkin memiliki emosi yang labil.

 Kita hendaknya menawar dengan harga yang wajar. Misalnya saja, Saya ditawari satu buah baju bertuliskan bali  seharga 12 ribu. Kemudian, Saya menawar dengan harga 15 ribu untuk 2 baju. Setelah berdebat agak panjang, tiba-tiba Si Penjual terlihat nesu karena barang dagangannya dihargai rendah. Saya pun jadi merasa tidak enak.

Saya sebagai pembeli memiliki hak untuk menawar harga dari penjual. Harga terbentuk dari kesepakatan antara penjual dan pembeli. Tetapi, kedua pihak harus mengutamakan prinsip saling menghargai. Prinsip keadilan dalam jual beli harus diutamakan. Penjual tidak seenaknya menaikan harga tinggi sehingga pembeli tidak merasa tugi, pembeli juga harus memberikan untung untuk pedagang agar usahanya bisa tetap berjalan.

Wisatawan yang sedang melihat-lihat kerajinan di Pasar Ubud Buleleng Bali

Tampak bahwa turis asing sedang melewati sebuah toko cendera mata di Ubud Buleleng Bali

Pengunjung di Pasar Sukowati yang akan membeli baju bertuliskan "I Love Bali"

Suasana Pasar Sukowati
Alhasil pada waktu itu Saya membeli baju khas Bali. Acara ke Pasar Ubud dan Sukowati pada saat koordinasi di Bali. Rombongan melakukan fieldtrip ke empat tempat yakni BP Hutan Mangrove, Pasar Sukowati, Pasar Ubud dan rumah seni di salah satu tempat di dekat Pasar Ubud.

Saya memulai perjalanan ketika matahari masih sedang semangat bangun yaitu sekitar pukul tujuh pagi. Setelah berjalan dari hotel yang tidak jauh dari Pantai Sanur, bus sudah siap untuk mengantar tamu yang diparkir didepan hotel Ina Sanur. Lantas tanpa basa basi, Saya masuk kedalam bus dan mengambil tempat duduk dibagian tengah. Saya kira nanti bus  sesak oleh peserta yang ingin ikut, tapi saya salah memperkirakan  hal itu. Saya  duduk di bangku nomor tiga dari belakang pada baris bangku sebelah kanan dan ternyata di sana hanya  aku yang duduk di bangku tersebut. Bus memang tidak terisi penuh hanya beberapa orang saja, sehingga memungkinkan saya  duduk dengan lega.

Traveling dengan orang-orang yang belum dikenal  memang  memberi pengalaman yang berbeda. Bagaimana tidak, dalam sebuah rombongan jika anggota rombongan yang lain sudah pada kenal, hanya kita saja yang tidak kenal dengan sesama, maka yang terjadi adalah speechless alias cuma bisa bengong saja alias diam. Saya merasa jadi seperti orang asing.

Tapi walaupun belum kenal, saya  tetap memosisikan diri untuk mencari sahabat, itulah trik  orang tua dulu ketika berada di tempat yang asing. Sehingga,  saat sudah sampai tempat yang dituju, saya memiliki beberapa kenalan dari instansi lain.

Hasil dari perjalanan fieldtrip itu yang terbesar adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengalaman bisa bertemu dengan orang-orang baru dan pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang baru. Pengalaman adalah guru yang maha dahsyat yang tidak bisa digantikan dengan nilai mata uang. Mengejar pengalaman adalah seperti mengejar bayangan kita, semakin dikejar maka akan semakin capek namun dari rasa capek tersebut adalah energi yang menggerakan langkah kita untuk memiliki harapan.

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo