Kamis, 12 Mei 2016

Ngepit

Saya bisa naik sepeda pertama kali ketika masih kecil. Saya lupa umur berapa memulai menaiki sepeda. Tapi berdasarkan ingatan sesaat saya ketika menulis blog ini kurang lebih ketika sekolah TK. Orang yang pertama melatih Saya naik sepeda adalah orang tua saya. Pertama kali, sepeda yang Saya pakai yaitu sepeda kecil yang dibeli dari tetangga yang rumahnya tepatnya di utara Masjid Raudatul Jannnah Desa Tanjungsari yang juga kebetulan ayah dari teman main ketika Saya kecil. Tapi sekarang orangnya sudah meninggal dunia. Dulu orang tua Saya sering membeli sepeda dari Beliau, mulai dari sepeda jenis BMX, jengki, dan Federal. 

Saya tergolong tidak kerepotan untuk berlatih sepeda. Hanya sekitar tiga hari sejak hari pertama mengonthel, Saya sudah bisa ngebut memakai sepeda. Sepeda  pertama Saya  berwarna hijau dan belum ada boncengan. Jadi, kalau  mau minta bonceng kakak, Saya berdiri di as roda belakang. Kadang saya lupa waktu ketika bermain sepeda. Berdasar pengalaman saya kecil dulu, rute ter jauh yang pernah saya tempuh ketika berlatih naik sepeda yaitu ke stasiun di kota kecamatan. Dulu, stasiun merupakan tempat favorit saya, karena ketika Saya kecil saya suka dengan kereta api dan Saya bersama kakak serta teman-teman main bersama melihat kereta di stasiun. Sering sekali Saya dicari orang tua karena main ke stasiun tidak pamit. Perlu diketahui bahwa jarak rumah dengan stasiun kereta sekitar 2 kilo, dan jalan untuk menuju kesana ramai kendaraan karena merupakan jalur kabupaten. Tak jarang Saya sering membawa bekal air minum teh yang dibungkus menggunakan plastik maupun botol bekas air mineral. Kalau menurut Saya jalur tersebut berbahaya karena kendaraan bermotor sering memacu dengan kencang. Waktu kecil tidak ada perasaan takut sama sekali untuk naik sepeda ke tempat yang jauh sekalipun. Bahkan Saya pernah ada rencana pergi ke kota kabupaten yang jaraknya sekitar 15 Km dari rumah.

Dari cerita diatas Saya berkeyakinan bahwa ketika masih kecil manusia mampu berpikir ke depan tanpa memikirkan hambatan meskipun hambatan begitu banyak di jalan. Seperti saya ini, Saya memiliki keberanian untuk menjelajah daerah di luar daerah Saya dengan sepeda yang waktu itu masih belajar, meskipun bahaya besar mengancam karena jalur yang saya lewati begitu rawan dengan banyak kendaraan bermotor yang melintas. Jadi kalau punya keinginan besar kita harus belajar kepada diri kita ketika masih kecil yaitu kita yang berani mau melangkah tanpa rasa ragu.

Rabu, 11 Mei 2016

Ngeteh

Hujan masih terus berlangsung selama istirahat siang. Saya rupanya terlambat ke kantor setelah istirahat karena hujan. Sembari duduk didalam kamar, saya juga menonton TV untuk menghalau rasa suntuk. Setelah beberapa lama kemudian, hujan mulai menunjukan akan berhenti walaupun masih ada gerimis. Saya lantas memaksakan diri untuk menembus gerimis. Dengan risiko nanti saya bisa pusing. Jaraknya sih tidak jauh, kalau naik sepeda sekitar satu menit sampai. Saya langsung mengambil sepeda yang masih ter parkir didalam mes. Kemudian saya menuntun sepeda keluar untuk saya pakai ke kantor. 

Rupanya benar prasangka saya sebelumnya, kepala saya sedikit pusing karena mungkin tadi saya menembus gerimis dari mes menuju kantor tanpa menggunakan payung. Sesampai didalam kantor, untuk membaca jurnal sepertinya tadi Saya  kurang konsentrasi. Tidak seperti biasanya saya pusing seperti ini, mungkin karena beberapa waktu yang lalu saya melakukan perjalanan panjang ke Kebumen. Saya tidak memaksakan untuk menyelesaikan tugas saya pada ketika itu, Saya berusaha bekerja sesuai dengan kemampuan diri saya. Saya hanya membaca hal yang sesuai dengan pekerjaan yang ringan saja, seperti membaca jurnal yang sudah pernah saya baca, ya hanya untuk mengingat-ngingat saja, tidak begitu berat jika dibanding dengan harus membaca hal yang baru.

Rupanya hati kecil saya memberontak ingin keluar dari zona tidak nyaman ini. Setelah berpikir akhirnya saya memutuskan untuk membuat teh hangat. Teh celup masih ada di meja sebelah, tinggal memanaskan air saja di dispenser. Teh yang tersisa merupakan teh hijau, tahu sendiri kalau teh hijau diminum dalam keadaan perut kosong dapat mengakibatkan lambung perih, kebetulan tidak jauh dari mushola ada kantin dan stok roti masih ada. Saya mengambil roti seharga Rp 2.500,-. Rotinya lumayan saya suka. Rotinya berisi coklat dan pisang. Setelah saya dapat roti itu saya bergegas menuju ruangan untuk meminum teh yang telah saya buat sebelumnya. Dan saat itu teh dalam kondisi yang sedang enak-enaknya ketika masih hangat. Saya tidak mau meninggalkan momen ini, langsung saya minum. Dan setelah itu tubuh mengeluarkan keringat, dan ini pertanda bahwa, tubuh saya bereaksi dan terasa hangat di tengah hujan. 

Sabtu, 23 April 2016

Bukit Korea Lombok



Pada hari Sabtu pagi Kami yang tergabung dalam rombongan gowes di kantor, mengadakan tour ke Bukit Korea. Letaknya dekat dengan Kota Mataram sekitar lima kilo meter kearah utara. Bukit ini tidak terlalu tinggi, untuk Kami saja yang masih pemula mudah untuk mencapai kesini. Ada beberapa tanjakan yang naik tajam namun dengan menyetel rantai pada kecepatan rendah tidaklah menjadi masalah. Tujuan utama kita kesini adalah melihat pemandangan Kota Mataram dari atas bukit.

Bergaya seakan terbang dari ketinggian untuk menuju ke Kota Mataram. 

Kita adalah anggota gowes yang sadar kamera sehingga disetiap moment tidak lupa untuk berfoto

Rabu, 16 Maret 2016

Hari Bhakti Rimbawan

Hari senin Tanggal 14 Maret mendapat kabar dari Kepala Tata Usaha lewat Whats app grup yang intinya pada tanggal 16 Maret semua pegawai diwajibkan untuk mengikuti upacara dalam rangka hari Bhakti Rimbawan di depan kantor DAS. Sebagai orang yang bekerja di birokrasi namun yang berhubungan dengan lapangan, Saya sudah jarang ikut kegiatan upacara. Jadi momen hari Bhakti Rimbawan sebagai waktu yang tepat untuk mengenang kembali masa-masa MI sampai SMA, dimana dipastikan setiap minggu wajib upacara, kecuali jika ada halangan-halangan tertentu seperti hujan besar, libur dan lain sebagainya.

Sekitar jam delapan pagi ini, rimbawan rimbawati yang bertugas di Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memulai acara. Tapi rasa-rasanya Hari Bhakti Rimbawan sudah berbeda dari tahun-tahun yang lalu. Pegawai di bidang kehutanan tidak dapat lagi merasakan kemeriahan Hari Bhakti Rimbawan. Biasanya dulu ada acara seperti pertandingan olahraga antar UPT Kementerian Kehutanan, jalan santai, lomba anak, dan lain sebagainya. Akan tetapi setelah penggabungan dua kementerian yakni Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup, kegiatan hari Bhakti Rimbawan sudah tidak ada lagi.


Saya mempersepsikan Hari Bhakti Rimbawan

sebagai ajang silaturahim antar pegawai di bidang kehutanan, sehingga suasana menjadi lebih bersifat kekeluargaan. Dari yang tidak kenal sebelumnya menjadi kenal atau lebih mengakrabkan pegawai yang sudah kenal. Saya pertama masuk dan mengenal teman-teman UPT yang lain karena Hari Bhakti Rimbawan. Dimana ketika mengikuti pertandingan olahraga, secara tidak sengaja Saya dapat menegur dan menyapa dengan pegawai dari instansi yang lain . Dan sekarang, saya rasanya melihat wajah-wajah baru namun tidak mengenal, apa karena saya yang kurang gaul ya.......?????????

Perlombaan badminton pada Hari Bakti Rimbawan


Lomba voli Hari Bakti Rimbawan di BPDAS Dodokan Moyosari
Terasa lapar setelah selesai lomba

Upacara Hari Bakti Rimbawan
Setelah upacara Hari Bakti Rimbawan

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo