Hasil hutan bukan kayu (HHBK) merupakan komoditas yang penting terutama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan. Luas hutan Indonesia yang begitu besar memiliki potensi pengembangan HHBK. Masih banyak jumlah penduduk miskin disekitar hutan akan mengancam kemberadaan hutan itu sendiri baik sebagai fungsi lindung maupun fungsi konservasi.
Kementerian Kehutanan telah menetapkan sebanyak 558 jenis HHBK, dimana dari semua HHBK yang ada, ada lima yang menjadi unggulan yaitu bambu, sutera alam, lebah madu, gaharu dan rotan. Penetapan tersebut berdasarkan ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial, dan teknologi. Salah satu HHBK unggulan tersebut yaitu madu. Madu merupakan HHBK yang dihasilkan di hutan-hutan di Indonesia
Kementerian Kehutanan telah menetapkan sebanyak 558 jenis HHBK, dimana dari semua HHBK yang ada, ada lima yang menjadi unggulan yaitu bambu, sutera alam, lebah madu, gaharu dan rotan. Penetapan tersebut berdasarkan ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial, dan teknologi. Salah satu HHBK unggulan tersebut yaitu madu. Madu merupakan HHBK yang dihasilkan di hutan-hutan di Indonesia
Hutan sebagai sumberdaya hayati dimana lebah Apis Dorsata membangun sarang dan membuat madu |
Begitu besarnya permintaan madu menjadi peluang bagi pengusahaan madu khususnya madu hutan. Sekarang ini antara permintaan tidak sebanding dengan penawaran. Indonesia masih kekurangan stok madu yang begitau besar. Masyarakat menjadikan madu karena manfaat antara lain sebagai bahan pangan, dan obat. Peluang bisnis yang begitu besar dalam pengusahaan madu mendorong beberapa kalangan yang sudah malang melintang di dunia permaduan Indonesia membentuk wadah dalam asosiasi. Tentunya hal tersebut akan menjadikan pengusahaan madu menjadi usaha yang dikelola dengan kebersamaan diantara para anggotanya.
Madu yang telah di panen oleh petani dari dalam hutan |
Hasil madu hutan yang diolah untuk dijual ke kota-kota besar |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Porn, Racism, Sadism