Selasa, 18 September 2018

Pasar Tradisional dan Manfaatnya Untuk Rakyat Perdesaan

Pasar adalah tempat dimana orang dengan kepentingan menjual barang dan  membeli barang bertemu. Disini masyarakat dapat berinteraksi bertemu dengan orang-orang yang berasal dari wilayah sosial lain. Pasar memberi akses masyarakat mendapatkan barang dari orang lain dengan aturan-aturan yang sudah disepakati berdasar nilai tertentu.

Di pasar, ekonomi keluarga terutama yang ditopang dari pergadangan dapat tetap berjalan. Pentingnya pasar bagi warga desa memberi efek ekonomi mikro yang dicirikan dengan aktivitas sampingan yang tetap berjalan. Sebagai contoh, pedagang mendapatkan barang dari petani yang menanam berbagai macam sayur, dan buah. Sementara itu juga terdapat industri kecil yang memercayakan pasar untuk memasarkan produksi, seperti industri makanan kecil seperti kue-kue, dan lain sebagainya. Sementara itu pasar pula digunakan perusahaan besar untuk mendapatkan jatah kue pendapatan seperti pabrik mie instant yang dijual di sana, sabun, makanan ringan, aneka jenis plastik, dan lain sebagainya. Belum lagi ada tukang parkir yang memberikan jasa menjaga kendaraan pengunjung sehingga kendaraan aman ketika ditinggal belanja.

Itulah pentingnya pasar sebagai tempat untuk perputaran uang dengan cepat. Di suatu pasar tradisional, dalam waktu satu hari dapat memutarkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah. Angka tersebut untuk tingkat desa sudah begitu luar biasa, dimana dengan angka tersebut ribuan keluarga dapat tetap bertahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bayangkan saja jika suatu saat pasar yang setiap hari memberi rejeki tiba-tiba berhenti beroperasi maka yang terjadi adalah masyarakat yang biasa menggantungkan pendapatan dari sana akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

Untuk menghindari terjadinya pasar yang gagal (pasar tidak mampu beroperasi secara normal) merupakan komitmen dari pihak terkait sebagai upaya melindungi rakyat kecil yang biasa memanfaatkan pasar sebagai ruang untuk mengeruk pendapatan. Pikiran sederhananya adalah dengan terus membiarkan pasar agar tetap beroperasi. Caranya yaitu dengan menjaga keadaan fisik maupun non fisik tetap berdiri. Dari aspek fisik seperti bangunan pasar, akses jalan, fasilitas lapak pedagang, toilet, tempat parkir dan lain sebagainya. Untuk aspek non fisik antara lain lembaga pengelola pasar, persatuan pedagang, aturan dalam berdagang, keamanan, kenyamanan, dan lain sebagainya.

Ketika berjalan-jalan di Pasar Lawas, Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Saya melihat suasana pasar tradisional yang sedang melakukan aktivitas perdagangan. Ketika pagi hari pasar ramai dikunjungi pedagang dan pembeli. Jalan terlihat sesak karena jalan dan pasar tidak sebanding dengan manusia baik yang berdagang maupun yang membeli. Pedagang terlihat disudut-sudut pasar yang berbentuk lapak-lapak. Ada pedagang yang menggelar dagangannya di sudut jalan, dan bahkan emperan rumah penduduk. Sementara itu parkir kendaraan terlihat tidak mampu menampung seluruh pengunjung, hal ini terlihat dari sepeda motor yang di parkir memenuhi badan jalan. Kendaraan roda empat lebih yang membongkar muatan terlihat kesulitan mencari tempat karena sempitnya jalan di sekitar pasar. Untuk kedepannya menurut Saya perlu dilakukan penataan lagi agar pasar menjadi tempat yang ramah untuk ekonomi masyarakat perdesaan, dan tidak kalah dengan pasar modern.

Sudah saatnya pembangunan pasar tradisional menjadi prioritas dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Pasar harus terus berkembang agar masyarakatnya juga ikut berkembang. Semakin pasar berkembang maka perputaran uang disana juga menjadi lebih cepat dan akan semakin menggerakan ekonomi rakyat. Persebaran ekonomi diharapkan akan semakin merata. Produksi masyarakat dapat di jual di pasar-pasar tradisional yang mana juga menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru. Dengan harapan agar kemiskinan yang ada dapat di matikan dengan keterlibatan masyarakat dalam ekonomi mikro. Ekonomi rakyat inilah yang akan menjadi benteng terhadap gempuran kapitalis yang berusaha masuk ke desa-desa. Jangan biarkan masyarakat desa kalah bersaing dengan ekonomi modern. Untuk menjadi modern ada waktu khusus yang nanti pasti akan sampai dengan sendirinya jika prasyarat untuk maju terpenuhi. Diantaranya adalah masyarakat dapat berdaya dengan ekonomi mereka. Mereka mampu mandiri memiliki ciri yang dapat bersaing dengan dunia luar.

Pasar Baru/Anyar Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Suasana pagi hari di Pasar Lawas Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Suasana pagi hari di Pasar Lawas Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
Suasana pagi hari di Pasar Lawas Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo