Selasa, 16 Februari 2010

Perjalanan Dalam Sebuah Pertanyaan


Perjalanan Dalam Sebuah Pertanyaan
Seperti biasa pagi-pagi indah yang udaranya sangat segar irasakan didalam hidungku, yang kalau melihat langit bagaikan lukisan besar indah dan ingin aku untuk mendekatinya. Itulah pagi, semangatnya bagaikan sebuah bom atom yang meledak-ledak hingga tak pernah berakhir. Ingin rasanya setiap saat dan setiap waktu jiwa dan pikiranku memiliki semangat bagaikan semangat di pagi hari.
Waktu pagi hari hal yang paling enak dan sering aku lakukan adalah membuat minuman teh hangat, air aku masak lewat dispenser dan menunggunya dalam waktu sepuluh menit, kemudian the hijau sariwangi yang aku beli dari warung, aku ambil dan kumasukan kedalam gelas peninggalan teman, kubuka keran dispenser dan seketika air menyembur kedalam gelas. Jadilah segelas the hijau sariwangi hangat. Nikmat sekali rasanya…!
Waktu sekitar pukul sembilan pagi, dan sudah saatnya untuk mandi dan mempersiapkan diri untuk pergi kekampus. Kampus ku ada di daerah Bulak Sumur Yogyakarta hari ini aku tidak berencana untuk kuliah seperti kebanyakan mahasiswa, tapi untuk mengerjakan proyek dosen. Maklumlah aku kan tinggal skripsi, jadi waktu yang longgar aku manfaatkan untuk bekerja membantu dosen UGM yang lagi ada proyek lumayan lah…uang gajian bisa untuk ditabung.
Sudah saatnya untuk berangkat, seperti biasa jalur yang biasa aku lalui dari kos ku hingga kampus berjarak sekitar tiga kilometer. Jalan yang aku lewati antara lain Jalan Bimo Kunting-Jalan Bima Sakti-Jalan Munggur-Jalan Urip Sumoharjo-Jalan Prof. Johanes-Jalan Notonagoro-Jalan Socio Justicia dan sampailah kekampus. Tepapi pada saat perjalanan ada hal menarik yang tidak biasa aku temui yaitu didepan studio XX1 ada bendera Djarum Black, dalam pertanyaanku terbesit ada acara apa ini ada bendera Djarum Black segala. Ingin rasanya mengetahui acara apa yang disponsori oleh Djarum Black tersebut.

Sore Hari Menjelang Petang

Sore hari menjelang petang, tubuh mentari telah tenggelam beberapa saat yang lalu. Awan hitam bergandeng-gandengan menutupi petala langit, menurunkan jutaan titik air ke atas permukaan bumi. Berkali-kali suara geluduk1 terdengar nyaring laksana suara raksasa yang sedang murka. Serbuan peluru air membuat hampir setiap ruas jalan menjadi sepi. Di kala hujan, orang-orang lebih memilih menghangatkan tubuh di rumah mereka. Gluduk gluduk gluduk…
Langit menggelegar. Sementara aku sedang dalam perjalanan pulang. Motorku menerjang jurusan mata angin, melawan arah air yang terbang. Wajahku terasa tertusuk-tusuk ribuan jarum, berkali-kali tanpa henti. Kian cepat laju motor, semakin terasa gempuran air itu. Helm yang tanpa kaca penutup muka membebaskan air hujan itu mendera kulit wajah. Mendarat ke roman wajahku kemudian menetes ke bawah dan tergantikan oleh terpaan air berikutnya. Jelas aku merasa sungguh tak nyaman, tapi dalam benakku hanya ada keinginan untuk cepat-cepat pulang. Biarlah sementara waktu tubuhku dihajar dingin. Sebab, kupastikan akan sirna seketika tiba di rumah dan kuhangatkan tubuhku dengan menyeruput teh wasgitel, wangi, sepet, legi dan kentel.
Aku tiba dirumah. Perjalanan tiga puluh menit melawan deras hujan ternyata melelahkan. Aku korbankan pakaian dan tas cangklongku yang menjadi basah karenanya. Padahal tas kesayanganku itu baru kering kemarin sore setelah sebelumnya juga diguyur hujan. Sungguh tas yang malang! Begitu akrab ia dengan air. Tapi tak apalah, besok pagi bisa kembali aku cuci, dan kalau ada panas maka sore harinya akan langsung kering. Kini aku telah sampai dirumah, itu yang lebih penting. Lalu aku mulai hidupkan CPU Ku, yang berusia sekitar enam tahun. Ku ketik kata demi kata, bait demi bait, paragraph demi paragraph untuk mengikuti lomba Djarum Black Blog Conpetition

Masjid yang Banyak Kegiatan

Masjid yang Banyak Kegiatan
Sholat di Masjid Al Husna, Pengok, Jogjakarta terasa tak terlupakan dengan suasananya. Selain itu, Masjid Al Husna memang cukup ramai dengan para jamaah-nya. Bukan hanya dimeriahkan oleh para pendatang, tapi juga oleh masyarakat setempat. Pada umumnya, didaerah sekitar kampus, hampir semua tempat ibadah lebih banyak diramaikan oleh para pendatang, khususnya mahasiswa. Tapi di masjid Al Husna kondisinya sungguh berbeda. Para pemuda setempat juga berpartisipasi aktif dalam meramaikan masjid. Hampir semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus takmir juga tidak pernah sepi. Hal ini mengingatkanku ketika Rasulullah berhijrah dari Makkah ke Madinah. Pada waktu itu orang Muhajirin dari Makkah dan orang Anshar dari Madinah menjadi bersatu padu layaknya saudara sendiri. Orang pendatang maupun orang asli mampu bekerjasama dengan baik. Khususnya dalam meramaikan Masjid. Masjid Nabawi di Madinah disamping difungsikan untuk shalat, sejarah Islam mencatat bahwa masjid tersebut juga digunakan untuk aktivitas lain, seperti tempat pendidikan, komunikasi, santunan sosial, tempat pengobatan korban perang, tempat menerima tamu dan sebagainya. Diam-diam aku memimpikan seandainya masjid-masjid di seluruh Indonesia bisa menjalankan fungsi-fungsi yang lebih luas.

Senandung Pagi Sebelum Mudik ke Kebumen


Senandung Pagi Sebelum Mudik ke Kebumen
Pagi-pagi sekali aku pulang ke Kebumen, Jawa Tengah. Sebelum berangkat sekitar pukul lima pagi motor Honda Supra 125 aku panaskan dulu mesinnya Belum sempat aku menarik pedal gas motorku, tampak didepan mataku seorang perempuan muda yang tak kukenal keluar dari rumah Pak Ridwan yang terletak tepat di samping rumah kontrakanku. Perempuan cantik dan berpakaian seksi itu keluar pintu bersama seorang bayi yang digendongnya. Ya, tak salah lagi. Perempuan itu kelihatan begitu mesra menggendong bayi anak semata wayang kakaknya. Sementara bayi yang digendong, mulutnya terlihat seperti sedang mengunyah dan sementara kedua tangan-nya berada di pundak si perempuan cantik berbaju pink kembang-kembang itu. Tidak lama kemudian gadis cantik itu menyuapi si bayi dengan mangkok yang dipegang menggunakan tangan kiri. Dan sesekali tangan kanannya menyuapi si bayi dengan pelan-pelan. Selang beberapa detik merekapun melajukan perjalanan kearah timur menjauhi aku yang sedang memanaskan motor. Maksud hati jika gadis itu lewat didepan ku, aku mau menyapa tetapi keadaan berbicara lain. Apakah gadis itu malu lewat didepanku karena kita sama-sama orang muda ataukah memang tujuan awal gadis tersebut memang ingin pergi keararah timur menjauhi aku…ah..itu hanya pikirannku saja. Tetapi setelah melihat gadis itu aku selalu berdoa kepada tuhan untuk nanti aku diberikan seorang wanita cantik yang baik yang sholehah, amanah fothonah dan istikomah. Setelah itu aku hanya melihat gadis itu menjauh dan semakin menjauh. Setelah tiga menit mesin motor aku panaskan dan sudah waktunya gas aku tarik….greng…greng….menuju Kebumen….

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo