Peternakan
Populasi ternak di D.I. Yogyakarta tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 3,89 persen, dari 660.420 ekor pada tahun 2006 menjadi 686.092 ekor. Jenis ternak yang dominan adalah kambing, sapi, dan domba masing-masing sebesar 42,76 persen, 37,58 persen dan 16,78 persen. Sedangkan ternak lainnya 2,88 persen. Adapun jumlah populasi unggas pada tahun 2007 tercatat sebanyak 11,74 juta ekor, naik 5,87 persen dari tahun 2006 sebesar 11,09 juta ekor. Sekitar 33,40 persen dari seluruh unggas adalah ayam kampung, disusul ayam ras 63,01 persen (petelur 21,83 persen, pedaging 41,18 persen) dan selebihnya 3,59 persen adalah itik. Untuk memenuhi konsumsi masyarakat, jumlah ternak yang dipotong mencapai 113.848 ekor pada tahun 2007, mengalami penurunan sekitar 22,93 persen dibanding tahun sebelumnya. Ternak yang dipotong terdiri dari
sapi 23,72 persen, domba 37,08 persen, kambing 35,69 persen, babi 2,89 persen, kuda sebesar 0,58 persen serta kerbau sebesar 0,05 persen. Adapun jumlah unggas yang dipotong mencapai 39,51 juta ekor, terdiri dari 28,16 persen ayam kampung, 70,32 persen ayam ras (10,22 persen ayam pedaging dan 60,09 persen ayam petelur) dan selebihnya 1,52 persen adalah itik. Dengan membandingkan antara jumlah populasi unggas dan jumlah unggas yang dipotong terlihat bahwa Provinsi D.I. Yogyakarta memasukkan unggas dari daerah lainnya dengan porsi 70,29 persen dari total yang dipotong. Kenyataan ini menggambarkan tingginya permintaan daging unggas, khususnya daging ayam dan memberi peluang bagi peternak di D.I. Yogyakarta untuk mengembangkan usaha serupa.
Selain daging, produksi peternakan yangbanyak dikonsumsi adalah telur. Produksi telur tahun 2007 mencapai 346,07 juta butir, naik 12,30 persen dari tahun 2006 yang tercatat sebanyak 394,63 juta butir. Andil peternakan rakyat dalam produksi telur mencapai 35,73 persen (telur ayam kampung 14,36 persen, telur ayam ras 11,35 persen, dan telur itik 10,02 persen) dan selebihnya 64,27 persen dihasilkan oleh perusahaan (seluruhnya berupa telur ayam ras). Produksi peternakan lainnya adalah susu dan kulit. Produksi susu tahun 2007 tercatat 6,99 juta liter, turun 36,77 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 11,06 juta liter. Andil peternakan rakyat sebesar 95,75 persen dan yang berasal dari peternakan perusahaan sebesar 4,25 persen. Sedangkan produksi kulit naik 1,47 persen dari 142.250 lembar pada tahun 2006 menjadi 144.347 lembar pada tahun 2007. Sebagian besar berupa kulit sapi, domba, dan kambing masing-masing sebesar 23,20 persen, 34,17 persen, dan 42,06 persen. Sisanya berupa kulit kuda dan kerbau sebesar 0,56 persen dan 0,01 persen. Ketersediaan daging untuk dikonsumsi pada tahun 2007 mengalami kenaikan 71,92 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau tercatat sebesar 38,74 juta kg. Persediaan telur untuk dikunsumsi juga mengalami kenaikan sebesar 1,07 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau tercatat sebesar 22,29juta kg.
sumber:bps
Membuat Penting Hal yang Tidak Penting dan Membuat Tidak Penting Hal yang Dianggap Penting.
Senin, 28 Desember 2009
Kehutanan di Yogyakarta
Kehutanan
D.I. Yogyakarta memiliki kawasan hutan yang terkonsentrasi di Kabupaten Gunungkidul seluas 79,59 persen dari keseluruhan 18,71 ribu ha. Sebagian besar dari kawasan hutan tersebut merupakan hutan produksi sebesar 71,66 persen, hutan lindung 12,36 persen dan hutan konversi 15,98 persen. Nilai produksi hutan pada tahun 2007 tercatat sebesar Rp 3.524,34 juta, naik sekitar 24,68 persen dibandingkan dengan tahun 2006 yang sebesar Rp 2.826,67 juta.
sumber:bps
Perkebunan di Yogyakarta
Perkebunan
Dari segi produksi, tanaman perkebunan yang cukup potensial di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah kelapa dan tebu. Pada tahun 2007 produksi masing-masing komoditas mencapai 58.891 ton (naik 6,85 persen) dan 15.785 ton
(naik 27,51 persen).
Tanaman Pangan di Yogyakarta
Tanaman Pangan
Tanaman pangan meliputi komoditas padi, palawija serta hortikultura. Tanaman palawija terdiri dari komoditas jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedelai serta kacang hijau. Adapun hortikultura terdiri dari komoditas sayur-sayuran, buah-buahan serta tanaman hias. Data tanaman hias tidak disajikan karena pengumpulan datanya tidak rutin setiap tahun. Pada tahun 2007, produksi padi tercatat sebesar 709.294 ton (mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen dari tahun 2006) dengan rincian 80,50 persen merupakan padi sawah dan 19,50 persen padi ladang. Dengan luas panen masing-masing sebesar 98.057 ha dan 35.312 ha diperoleh angka produktivitas sebesar 58,23 kuintal per ha untuk padi sawah dan 39,17 kuintal per ha untuk padi ladang. Produksi palawija didominasi oleh komoditas ketela pohon sebesar 976.610 ton, kemudian jagung sebesar 258,187 ton serta kacang tanah dan kacang kedelai masing-masing 56,667 ton dan 29,692 ton. Adapun ketela rambat, kacang hijau, cantel relatif kecil masingmasing 5.496 ton, 571 ton, 198 ton. Komoditas yang mengalami kenaikan produksi apabila dibandingkan dengan tahun 2006 adalah jagung dan kacang hijau masing-masing sebesar 15,46 persen dan 1,42 persen. Sedangkan ketela pohon, kacang tanah, kacang kedelai, dan cantle menghalami penurunan masing-masing sebesar 3,90 persen, 14,61 persen, 24,92 persen, dan 9,17 persen. Sayur-sayuran yang banyak dihasilkan adalah bawang merah dan cabe besar masingmasing sebesar 155.636 ton dan 104.107 ton, tatapi mengalami penurunan produksi sebesar 36,50 persen dan 15,35 persen. Adapun produksi jenis sayuran lainnya relatif kecil. Sawi, terung dan kacang panjang tercatat masing-masing 47.372 ton, 20.517 ton, dan 20.281 ton . Salak merupakan komoditas unggulan yang banyak dibudidayakan oleh petani di DIY. Pada tahun 2007, produksi komoditas tersebut sebesar 58.891 ton atau mengalami penurunan sebesar 14,60 persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya yang mencapai 68.956 ton. Sedangkan jeruk siam, jambu biji, sawo dan sukun masing-masing turun sebesar 13,64 persen, 20,96 persen, 3,16 persen dan 26,23 persen. Sedangkan buah-buahan lainnya yang mengalami peningkatan produksi adalah apokat, jeruk besar, duku, durian, mangga, nanas, papaya, pisang, rambutan, nangka, belimbing, manggis, melon dan semangka masing-masing sebesar 46,33 persen, 27.654,50 persen, 15.994,23 persen, 56,32 persen, 30,10 persen, 55.402,67 persen, 8,13 persen, 9,80 persen, 46,60 persen, 1,21 persen, 10.987,87 persen, 3.898,81 persen, 39,95 persen, dan 6,13 persen.
sumber:BPS
Langganan:
Postingan (Atom)
Perang dunia ke-tiga sudah dimulai? Iran Vs Israel (USA, Prancis, Inggris, Jerman)
Bukan Lagi Perang Dunia Ketiga, Tetapi Perang Global yang Terfragmentasi Gagasan tentang "Perang Dunia Ketiga" yang meletus dari s...

Populer, Sist/Broo
-
masjid agung kebumen disebelah barat alun-alun Hanya sekedar iseng-iseng naik motor dari Kutowinangun menuju Kebumen tetapi dit...
-
Bukan Lagi Perang Dunia Ketiga, Tetapi Perang Global yang Terfragmentasi Gagasan tentang "Perang Dunia Ketiga" yang meletus dari s...
-
Touring ke Waduk Wadaslintang Via Alian, (salah satu objek wisata di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah)Perjalanan kali ini penuh dengan petualangan, bukan hanya melelahkan secara fisik tetapi mental juga ikut ngosngosan . Tetapi kesimp...
-
Tugu Lawet Landmark Kebumen Ketika Saya masih di Kebumen mungkin tidak akan berpikir untuk membuat tulisan ini, tetapi ketika Saya be...
-
Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...
-
Satu lagi pantai di Lombok yang sayang untuk dilewatkan. Pantai Tanjung Aan terletak di Kawasan Mandalika Resort. Jarak waktu dari Mat...
-
1. Hamvee MMWV Humvee sekilas, The HMMWV (High-Mobility Multipurpose Wheeled Vehicle - atau juga disebut Humvee) adalah kendaraan multi...
-
Kebumen adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Ada banyak alasan mengapa kita harus ...
-
Pontianak adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Barat. Letaknya berada dibagian barat Pulau Kalimantan. Kota Pontianak dibelah oleh Sungai K...
-
Program pemberdayaan masyarakat skema perhutanan sosial (PS) sudah lama berjalan. Program ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan keh...