Rabu, 12 Desember 2012

Madu Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat


Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada Bangsa Indonesia, untuk memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, karenanya wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang;

Hutan adalah anugerah tuhan yang tidak terhingga. Hutan dimanfaatkan umat manusia untuk memenuhi kebutuhan agar tetap  bertahan hidup. Pemanfaatan tersebut antara lain, umat manusia yang secara keseluruhan memanfaatkan oksigen untuk bernafas, dan oksigen yang dihasilkan hutan  menjaga agar bumi tetap nyaman untuk ditempati. Sementara itu masyarakat sekitar hutan memanfaatkan hutan dengan mengambil manfaat ekonomi, baik dengan mengambil kayu maupun HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu). Salah satu HHBK yang bisa dikembangkan adalah madu.


Hutan Sumbawa tempat lebah memproduksi madu hutan



Hutan sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran rakyat, cenderung menurun kondisinya, oleh karena itu keberadaannya harus dipertahankan secara optimal, dijaga daya dukungnya secara lestari, dan diurus dengan akhlak mulia, adil, arif, bijaksana, terbuka, profesional, serta bertanggung-gugat;
Pengurusan hutan yang berkelanjutan dan berwawasan mendunia, harus menampung dinamika aspirasi dan peranserta masyarakat serta tata nilai masyarakat yang berdasarkan pada norma hukum nasional;
Mengingat pentingnya pengeloalaan hutan, pihak-pihak yang terkait dengan kepentingan tersebut berasal dari tingkatan individu terkecil, organisasi-organsisasi disekitar hutan, pemerintah daerah, pemerintah pusat, LSM, swasta perguruan tinggi, BUMN, dan masyarakat lainnya yang terkait. Dengan pengelolaan oleh banyak pihak, kehutanan diharapkan akan menjadi sector terdepan dalam penyelesaian masalah-masalah social dan lingkungan.

Namun sangat disayangkan, keterpaduan antar stakeholder tidak berjalan dengan baik. Ada pihak-pihak yang memiliki permasalahan dalam menjalankan program kelembagaan. Hal tersebut mengarah pada terhambatnya proses pembangunan masyarakat sekitar hutan. Akibatnya, produk yang dihasilkan masyarakat sekitar hutan dengan kualitas yang tidak maksimal. Misalnya, madu memiliki kualitas yang rendah, sehingga, pasar hanya berada disekitar tempat tinggal petani saja.

Madu hutan merupakan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) yang banyak dihasilkan hutan  Pulau Sumbawa. Manfaat yang dihasilkan dari meminum madu, menjadikan, madu sebagai barang yang banyak dicari orang. Seringkali, petani kewalahan untuk memenuhi permintaan masyarakat yang terus bertambah akan madu. Bahkan, banyak pesanan yang tidak bisa dipenuhi karena kurangnya pasokan. Agar petani memiliki daya tawar yang tinggi dalam pengusahaan madu, madu yang diproduksi petani perlu untuk ditingkatkan kualitasnya. Peran pihak terkait sangat diperlukan untuk mendongkrak kualitas madu.

Peran serta masyarakat dalam membangun hutan bisa diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, petani madu mampu menerapkan panen yang tidak merusak lingkungan, serta, ketergantungan masyarakat dari hutan mampu dipenuhi bukan hanya dari satu jenis komoditas. Tetapi dari berbagai macam jenis HHBK yang bisa dikembangkan secara maksimal.  


Proses mendapatkan madu, penggunaan alat yang bersih akan mempegaruhi kualitas madu

Senin, 05 November 2012

Pohon Untuk Menyelamatkan Bumi

Apa jadinya jika bumi ini gersang tanpa ada tanaman di atasnya. Pastinya, manusia akan mengeluh kepanasan, dan mengharapkan penderitaan tersebut segera berakhir. Panas yang terjadi diatas permukaan bumi salah satunya disebabkan oleh efek gas rumah kaca. Efek gas rumah kaca yaitu efek yang disebabkan oleh panas matahari yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa, tetapi tertahan oleh lapisan atmosfer karena banyaknya gas CO2. Banyak sekali permasalahan yang ditimbulkan oleh efek gas rumah kaca tersebut diantaranya, naiknya suhu permukaan bumi, munculnya penyakit baru. 

Naiknya suhu bumi itulah yang selama ini banyak dikeluhkan oleh manusia. Banyak manusia yang yang merasa gerah, lalu pergi ke tempat tertentu untuk mencari kesegaran. Dalam beberapa kasus, suhu yang panas menyebabkan kematian, seperti di beberapa Negara Eropa maupun Amerika.

Salah satu hal untuk mencegah pemanasan yang lebih parah, ada baiknya, manusia  memiliki kesadaran untuk menanam pohon. Banyak pohon berarti banyak rejeki. Pohon menghasilkan oksigen yang mampu bereaksi kimia untuk mengurangi dominasi gas CO2. Oksigen berguna untuk membantu manusia dalam bernafas. Menanam pohon berarti menjauhkan kita untuk membeli oksogen. Harga oksigen yang bernilai puluhan ribu hanya bisa digunakan untuk beberapa jam saja. Sedangkan jika kita bisa menam pohon, oksigen yang dihasilkan akan bisa digunakan oleh kita dan anak cucu kelak nanti.

Untuk menanam pohon, waktu yang tepat yaitu sekitar bulan Nopember. Dimana, Bulan Nopember merupakan bulan dimana curah hujan sudah cukup untuk menumbuhkan bibit yang ditanam. Menanam dibulan kemarau akan mendekatkan pada kegagalan tumbuh, karena kekurangan pasokan air. Sedangkan jikan bibit tanaman ditanam pada bulan hujan, tanaman akan mendapat pasokan air yang cukup.


Kepundung, Baccaurea dulcis MUELL ARG

Paok Kikit, Mangifera indica
Banitan

Klokos, Eugenia sp

Pulai

Purname

Tanjung, Mimusops elengi L

Jumat, 26 Oktober 2012

Sholat Idul Adha

Pada hari Jumat Tanggal 26 September 2012 peringatan Idul Adha serentak dirayakan oleh sebagian besar umat muslim didunia. Tak terkecuali oleh Saya sendiri. Saya pergi sholat idul adha didaerah tengah kota. Jaraknya lumanya jauh dari mes. Walaupun begitu, jauh dekatnya tempat tidak mempengaruhi saya untuk datang ke tempat tersebut. Perasaan pasrah kepada Tuhan YME menjadi modal yang besar untuk menjalani ibadah. Apalagi, kita sebagai mahluk yang lemah yang tidak memiliki kemampuan apapun kecuali pasrah dengan kehendakNya.

Inilah ketiga kalinya dalam hidup, Saya merayakan Idul Adha tanpa keluarga. Mungkin karena, Saya lebih memandang lebih penting Lebaran Syawal ketimbang lebaran haji. Jadi, Saya tidak memutuskan untuk pulang pada saat lebaran Idul Adha. Hal itu sudah lumrah, terutama di Indonesia pada umumnya, orang akan cenderung untuk melakukan mudik pada saat Idul Fitri.

Terkecuali didaerah tertentu misalnya Madura. Di Madura antara Lebaran Haji (Idul Adha) dengan Lebaran Syawal (Idul Fitri) sama-sama meriahnya. Disana pada saat dua lebaran tersebut, pennduduk yang merantau sebagian besar pulang ke kampung halaman di Madura. Tradisi di madura mengharuskan untuk berkumpul bersama keluarga pada saat musim haji datang.

Masyarakat dari berbagai penjuru kota datang ke Lapangan Gora
Saya datang menggunakan sepeda motor. Saya datang besama dengan sahabat Saya yaitu Krisna dan suaminya David. Kami keluar dari mes kantor sekitar pukul enam pagi. Dan Kami sampai dilapangan sekitar setengah jam kemudian. Jarak mes dengan lapangan tempat sholat sejauh 7 KM. Karena banyak kehalang lampu polisi, waktu untuk perjalanan menjadi lama. Belum lagi, suhu dingin pagi hari turut menghambat langkah kami untuk cepat sampai di tempat sholat.

Suasana jalan saat perjalanan menuju tempat sholat begitu sepi. Terlihat beberapa orang saja yang melakukan jogging pagi. Mereka yang melakukan jogging menurut Saya yaitu Orang Bali. Orang bali menjadi penduduk dengan jumlah yang banyak disini. Terlihat pula, orang-orang hilir mudik menapaki jalan yang kami lalui. Terlihat, mereka mengenakan pakaian muslim. Dan dalam prasangka hati kecil, mereka juga akan berangkat menuju tempat sholat Idul Adha.

Suasana begitu ramai, bayangkan saja lapangan yang begitu luas tidak mampu menampung banyaknya jamaah yang datang. Jamaan yang tidak bisa tertampun harus mengambil jalan untuk tempat sholat. Maklum saja, gubernur dan wakilnya juga melaksanakan sholat ditempat tersebut. Alhasil, menurut Saya tempat tersebut merupakan pusat dimana sholat idul adha terbesar di pulau tersebut.

Dengan bermodal kamera poket, saya berusaha untuk mengabadikan setiap moment kejadian ditempat tersebut. Ternyata bukan hanya Saya, orang lain pun banyak yang datang membawa kamera. Termasuk wanita bule dibawah ini. Idul adha memang bukanlah moment biasa, sehingga siapa saja wajib untuk mengabadikannya, agar dikemudian hari kejadian tersebut selalu terkenang oleh kita dan orang-orang disekitar kita.

Mendengarkan khotbah 
Khutbah yang disampaikan setelah sholat menggiring Saya untuk sedikit mengetahui mengenai makna berkurban. Kita sebagai manusia harus memiliki sikap maupun perbuatan berkorban untuk orang lain. Apalagi, orang disekitar yang masih tertinggal dan butuh dibantu masih banyak. Tidak ada kata tidak, semua orang berhak untuk tidak mementingkan dirinya sendiri. Berkurban mengandung dua makna. Pertama berkurban merupakan bukti keimanan kita kepada Tuhan YME. Berkurban berarti meninggalkan keduniaan. Karena, keduniaan bersifat rusak dan semuanya akan rusak. Sedangkan Tuhan, merupakan dzat abadi yang wajib untuk disembah. Yang kedua, berkurban berarti partisipasi kita kepada sesama untuk meringankan beban mereka. Terutama, untuk meningkatkan gizi masyarakat. Sebagian besar masyarakat belum dapat memenuhi kebutuhan gizi terutama yang hewani. Dengan berkurban berarti, masyarakat mendapatkan tambahan makanan yang akan membuat tubuh mereka menjadi sehat.

Acara selesai

Kamis, 04 Oktober 2012

Eksploitasi Pada Manula "Gambar Manula dengan Sikap yang Aneh"

Akhir-akhir ini, fotografi banyak menampilkan eksploitasi terhadap kaum manula. Misalnya, seorang nenek yang sedang naik motor, nenek yang sedang memegang senjata, nenek yang bergaya dengan kacamata, nenek yang memegang minuman beralkohol, dan sebagainya.

Menurut etika, nenek/kakek yang sudah tua semestinya dilindungi. Penyampaian informasi melalui media foto dianggap mewakili dunia yang serba terbalik. Dalam dunia modern, teknologi memegang peranan yang besar dalam pembentukan opini masyarakat.   Ia mengabaikan aspek privasi kaum manula.  Keluar dari aspek hiburan, gambar nenek/kakek yang sedang bergaya atau yang umum disebut dengan manula perlu diluruskan kembali agar kembali pada khitahnya. Karena, mereka membutuhakan dukungan pada saat menginjak umur tua.

Bagi orang yang menikmati, foto-foto tersebut dianggap memberi kenikmatan berupa kelucuan. Susahnya hidup di jaman modern, masyarakat mencari sensasi baru dengan melihat-gambar-gambar yang tidak lazim. Kebosanan dengan hal yang biasa turut memberi andil pada keberterimaan masyarakat terhadap gambar-gambar yang tak lazim tersebut. Ditunjang dengan majunya dunia teknologi informasi, orang gampang membuat/ mengedit gambar untuk dibuat sesuka hati.

Tahukah bahwa, Nenek seharusnya diberikan tempat terhormat bukan untuk dieksploitasi. Bagaimana jika hal tersebut menimpa kita nanti. Kita belum merasakan dari tindakan mengeksploitasi gambar tersebut. Adakalanya, kita belajar empati dengan sesama, terutama para manula. Bisa jadi, nenek tersebut tidak tahu mengenai maksud dari pembuatan gambar tersebut. Ada seorang yang iseng, mungkin saat mengajak nenek untuk foto maksudnya tidak diberitahu. Yang jelas, nenek tersebut  ditipu saat sedang akan diambil gambarnya oleh seseorang.



Sumber gambar :
facebook.com
http://www.forumsatelit.com
kaskus.us

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo