Selasa, 15 September 2009

Mudik Lagi Mudik Lagi

Lebaran sebentar lagi kalau dihiting pake hari sih tinggal 5 hari lagi tapi ada yang bilang 4 hari lagi, tapi terserah lah orang mau yang empat hari lagi atau yang lima hari lagi gak masalah terserah, gak lebaran juga gak apa-apa. Tapi disini aku gak mau ngomongin hari lebaran kapan, tapi aku mau ngomongin mudik yang dilakukan oleh orang-orang yang pingin melakukan lebaran dengan orang-orang tercinta. Setiap tahunnya atau bertepatan dengan beberapa hari sebelum lebaran tiba sudah mennjadi suatu tradisi untuk masyarakat islam yang bernafsu untuk merayakan lebaran dengan orang-orang tercinta harus disibukan dengan mudik. Biasanya sih kalau mudik itu dari kota menuju rural atau desa. Mudik ini dilakukan oleh orang yang sebelumya memiliki hajat diluar daerah untuk bekerja. Setelah setahun bekerja dengan sangat kerasnya, orang-orang ini sangat kebelet sekali untuk menemui orang-orang tercinta untuk bersilaturahmi kembali lagi ke kampung (back to rural). Sangat jarang sekali mudik itu dilakukan dari desa menuju kota kecuali misalnya seorang kota yang mengabdikan dirinya untuk orang desa kayak dokter guru dan sebagainya mungkin mudiknya dari desa kekota,...tapi itu kan jarang sekali mungkin 1 dari 100000000 orang mudik dari desa kekota. Macet maning macet maning...Gara-gara banyaknya orang yang kebelet mudik jalanan yang biasanya sepi jadi rame kaya pasar aja. evenmore kendaraan gak bisa bergerak..wah..wah..memang susah. Jalanan yang bisanya bisa ditempuh dalam waktu yang singkat ternyata dengan suasana mudik ini waktu bertambah banyak. ehhhh..kalau cuacanya panas bisa pusing nihh...di jalan cuma untuk dipanggang matahari. Macet ini disebabkan oleh banyaknya pengguna kendaraan yang memanfaatkan jalanan untuk berlalu lintas, tetapi karena jalannya itu itu melulu atau tidak ada penambahan makanya jalan yang dulunya sepi lenggang jadi penuh. Ada juga kebiasaan dari para pengguna jalan yang tidak memperhatikan aturan-aturan lalu lintas. Jadinya ribet deh...getoe.... Ngomong-ngomong mudik dari sisi sosial ada fenomena yang menarik nihhh...Kan itu orang-orang yang pada mudik jarang pulang kampung karena selama paling tidak satu tahun untuk kegiatan mencari rizki..Nah pada saat mudik kekampung para urbaners ini inginmenunjukan kepada sodaranya atau tetangganya atau teman-temannya atau yang lainnya kalau mereka adalah orang yang sukses. Barang-barang baru dibeli lah....untuk menunjukan sebuah eksistensi agar diakui pada dunia sosialnya atau pada lingkungan dimana para urbaners ini berasal. Seolah mereka ingin mendaptkan sebuah status sosial yang berkelas di kampung masing-masing. Barang-barang yang sebelumnya tidak ada di kampung mereka datangkan dari kota guna ingin menunjukan kepamerannya itu agar bisa dilihat oleh orang-orang dekatnya. Yah..sebuah pengakuan adalah hal lain yang ingin didapatkan oleh para urbaners ini saat mereka pulang kampung....Bagaimana dengan orang yang belum sukses dijakarta. nah ini ceritanya lain. orang-orang yang belum beruntung atau belum sukses tidak mau mudik karena mereka ini malu kepada orang-orang dekatnya dikampung. Memang pada saat segalanya harus diukur dengan materi, maka kekayaan atau dengan kata lain kepemilikan suatu barang menjadi sebuah simbol yang menentukan posisi setiap orang. Mereka berusaha mengejar materi guna untuk menunjukan kelas mereka kepada orang lain. Orang dianggap sukses merantau jika dalam setiap mudik mereka membawa-barang-barang yang belum ada sebelumnya didesa. seperti mobil atau motor. Maka jika mereka membawa barng tersebut mereka akan banyak mendapat pujian. Mudik juga sebagai ajang silaturahmi setelah beberapa tahun mereka berpisah. Hal in akan mengakibatkan hubungan antara orang-orang yang mudik dengan daerah yang didatangi untuk mudik menjadi akrab. Persatuan dapat terjaga karena kontak fisik menyebabkan diantara orang yang mudik ini untuk saling lebih mengenal, saling memahami walaupun sebenarnya mereka sebelumnya telah akrab tapi karena harus untuk suatu urusan mencari nafka mereka harus berpisah beberapa tahun untuk tidak saling menyapa, maupun memberi perhatian. Jika dilihat dari sisi ekonomi berarti mudik telah menghidupkan banyak sektor yang mengakibatkan uang untuk terus berputar dan semakin cepat. Dengan banyaknya para pendatang yang datang kedaerah-daerah mendatangkan rejeki di banyak sektor di daerah seperti para pedagang kecil, transportasi, maupun pariwisata. Dengan datangnya bulan mudik ini telah mendatangkan rejeki tersendiri mungkin pada hari biasa tidak mungkin se intens pada saat mudik lebaran...Malaikan mikail lagi baik-baiknya pada saat lebaran.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

No Porn, Racism, Sadism

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo