Kamis, 11 Maret 2010

Obat Kanker yang Murah (dari teh pepaya)

-->

Daun pepaya tidak hanya enak dibuat masakan, tetapi lebih dari itu, teh dari daun pepaya juga bisa dimanfaatkan menjadi senjata pelawan kanker yang efeknya disebut para ilmuwan "sangat dramatis". "Terutama, untuk membunuh sel-sel tumor di tubuh," ujar peneliti dari Universitas Florida, Nam Dang. Bersama koleganya, ia meneliti efek pepaya sebagai anti kanker dan mempublikasikannya di Journal of Ethnopharmacology.


Dalam penelitiannya, ia menggunakan sample dari lima macam kanker berbahaya yaitu kanker serviks, payudara, hati, paru-paru, dan pankreas. "Efeknya sungguh di luar dugaan," ujarnya.
Dalam penelitian Dang, ekstrak daun pepaya mampu mendukung produksi molekul yang disebut cytokine tipe Th1, yang sangat bermanfaat secara reguler bagi sistem imun tubuh. Molekul ini juga mampu mendukung tubuh melawan berkembangnya sel-sel kanker di kelima organ utama tadi.
Dang juga menyebut, pepaya adalah pohon yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat hampir di seluruh suku bangsa di dunia, terutama di Asia. Hasil penelitiannya diilhami kebiasaan masyarakat Aborigin di Australia dan suku asalnya di Vietnam yang secara reguler mengonsumsi teh daun pepaya.
Menurut mereka, ekstrak pepaya juga tidak mempunyai efek samping apapun bagi sel normal. "Dia bisa dipersandingkan dengan pengobatan kanker secara modern," ujarnya.


sumber berita: http://www.republika.co.id/
suber gambar:
http://commons.wikimedia.org/wik...leaf.jpg

Rabu, 03 Maret 2010

Perjalanan Wisata ke Yogyakarta (terinspirasi oleh Astaga.com lifestyle on the net)



Dua hari setelah aku sembuh dari sakit, aku mengajak Abah, dan Ummi, untuk jalan-jalan berkeliling Jogja.  Terinspirasi oleh artikel yang ada di astaga.com akhirnya saya berpikir untuk wisata di Jogja. Di kota  budaya ini (Yogyakarta) terdapat banyak tempat wisata menarik yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Mumpung semua keluarga sedang berkumpul jadi satu, aku ingin mengajak mereka piknik. Ketika itu semua anggota keluarga ikut menyertaiku. Setelah itu, kami sekeluarga kembali tak mengenal apa itu piknik. Aku menawarkan pada mereka tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi. Aku menyebutkan satu per satu tempat wisata yang menarik, dari mulai tempattempat yang paling terkenal seperti Candi Prambanan, Candi Borobudur(Magelang-Jateng), Malioboro, Pantai Parangtritis, Keraton, hingga tempat-tempat lain yang sebenarnya menarik tapi tidak begitu dikenal secara luas oleh orang di luar Jogja. Sebut saja Kampung Kauman, Kotabaru, Kotagede, Dusun Mlangi, Pecinan, Prawirotaman, Tamansari dan sebagainya. Namun, karena waktu yang tersedia untuk jalan-jalan terlalu terbatas lantaran Abah, Ummi dan Rahma berencana akan pulang besok pagi, akhirnya kami lebih memilih tempat yang paling mudah dijangkau serta yang letaknya saling berdekatan. Dan kamipun hanya memilih untuk pergi ke Malioboro, Kampung Kauman dan Keraton Yogyakarta. Pertama aku mengajak keluargaku ke Malioboro. Kami menaiki bus Trans Jogja untuk sampai ke tempat tujuan. Mereka sangat menikmati perjalanan yang bagi mereka terbilang baru, kecuali adikku Jamal. Rahma sampai berceloteh:

“Wah! Seandainya di Desa kita ada bus seperti ini. Ada AC-nya, bersih,

pelayannya ramah. Betapa senangnya!”

Setibanya di jalan Malioboro, kami langsung berjalan kaki menyusuri sepanjang bahu jalan berkoridor. Tempat ini penuh dengan para pedagang kaki lima yang menggelar barang dagangannya. Mulai dari produk kerajinan lokal seperti batik, hiasan rotan, wayang kulit, kerajinan bambu, blangkon, barang-barang yang

terbuat dari perak, hingga pedagang yang menjual beraneka ragam pernak-pernik. Abah membeli batik dan blangkon, dan Ummi membeli sebuah lampu hias yang terbuat dari bambu. Sementara adikku Rahma membeli sebuah pernak-pernik. Jamal membeli sepasang sandal kulit. Aku sendiri membeli baju koko. Kami sangat

menikmati perjalanan. Meskipun aku mengeluarkan banyak uang, tapi aku masih memiliki simpanan yang cukup. Bagiku membahagiakan keluarga lebih berarti dari hanya sekadar mempertimbangkan masalah duit. Lagipula kami hampir tidak pernah menikmati seperti apa rasanya berwisata. Di penghujung jalan Malioboro sebelah selatan, kami mampir sejenak di Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Adikku Rahma tampak sangat penasaran dengan apa yang dilihatnya, karena selama ini ia hanya mengetahui Benteng ini dari pelajaran sejarah di sekolahnya. Rahma sangat gembira ketika melihat langsung dengan mata kepalanya. Dengan semangat ia bercerita padaku bahwa Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1765 dan dulunya merupakan basis perlindungan Belanda dari kemungkinan serangan pasukan Keraton. Aku pun tersenyum, aku bangga ternyata adikku sangat pandai dalam pelajaran sejarah meskipun ia baru duduk di bangku kelas 2 SMP. Lalu aku memberitahunya pula bahwa Gedung Agung yang terletak di depannya pernah

menjadi Istana Negara pada masa presiden Soekarno, ketika Ibukota Negara dipindahkan ke Yogyakarta. Rahma tersenyum ceria dan berkata kalau ia akan menceritakan pengalamannya saat ini kepada teman-teman sekolahnya di Desa. Setelah puas menapaki setiap sudut arcade jalan Malioboro dan melihat-lihat Benteng Vredeburg, kami terus berjalan kaki ke arah selatan. Sebelum menuju ke Keraton, kami berbelok ke arah kanan melewati Jalan K.H. Ahmad Dahlan, dan masuk ke sebuah gapura yang berada di sebelah kiri jalan. Ya, kali ini aku berniat mengajak keluarga ke Kampung Kauman. Bagi para pendatang yang sudah lama tinggal di Jogja, hampir dipastikan mereka mengetahui keberadaan Kampung ini. Orang-orang Jogja menganggap Kampung ini sebagai Kampung santri, karena memiliki peran besar dalam gerakan keagamaan Islam. Setahuku, pada masa kerajaan dulu, Kampung ini merupakan tempat bagi 9 ketib atau penghulu yang

ditugaskan Keraton untuk membawahi urusan agama. Sebelum masuk ke kampung, tampak didepan mata kami sebuah Gapura yang bagian atasnya berbentuk lengkung. Setahuku bentuk lengkung itu merupakan salah satu ciri bangunan Islam yang banyak mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Di bagian atas gapura juga terdapat gambar berbentuk lingkaran berwarna hijau dengan matahari bersinar 12 yang berwarna kuning di dalamnya. Gambaran tersebut sampai saat ini masih dipakai Muhammadyah sebagai lambang organisasi sekaligus institusi lain yang bernaung di dalamnya. Kami menyusuri gang-gang kampung Kauman dengan berjalan kaki. Selain ada tanda dilarang memakai kendaraan yang dipasang di dekat gapura, jalan di

Kauman memang sengaja dirancang agar menyulitkan kendaraan masuk. Perancangan itu bermaksud agar kebisingan tidak mengganggu kesibukan para santri belajar dan sebagai wujud filsafat kesetaraan di Kauman dimana setiap orang yang masuk diwajibkan menangggalkan status sosialnya dengan berjalan kaki. Ya, sebuah peraturan sosial yang unik. Di kanan kiri gang, kami melihat ragam bangunan dengan berbagai desain

rancang bangunnya. Sebuah rumah berwarna kuning tampak tak jauh dari gapura. Rumah tersebut memiliki pintu, jendela, dan ruangan besar, serta ventilasi yang berhias kaca warna yang menunjukkan pengaruh arsitektur Eropa. Lalu kami berjalan ke ujung gang dan berbelok ke kanan, disini kami menjumpai sebuah rumah berwarna putih dengan kusen jendela dan pintu berwarna coklat. Daun jendela yang bagian atasnya berbentuk lengkung menunjukkan kuatnya pengaruh Timur Tengah. Tepat di depan rumah itu, terdapat rumah berwarna biru dengan desain atap mirip rumah Kalang di Kotagede. Di ujung gang sebelum berbelok, kami menemukan sebuah monumen yang dikelilingi taman kecil. Di monumen itu terdapat tulisan "Syuhada bin Fisabillillah", tahun 1945 - 1948, dan daftar nama yang memuat 25 orang. Monumen itu didirikan oleh warga dengan tujuan untuk memperingati jasa warga Kauman yang meninggal ketika ikut berperang memperjuangkan kemerdekaan. Menurut mereka, katasyuhada” menunjukkan bahwa warga Kauman yang tinggal kini menganggap para pejuang tersebut mati syahid. Selain bisa melihat nama-nama pejuang kemerdekaan yang meninggal pada masa perang, aku sengaja mengajak keluarga untuk menemui salah satu pejuang yang kini masih hidup. Beliau adalah Haji Dauzan Farook. Kebetulan dua tahun yang lalu aku pernah menemuinya dan aku banyak bertanya tentang sejarah Kampung Kauman padanya. Menurut ceritanya, saat perang kemerdekaan, ia ikut bergerilya bersama Panglima Besar Jendral Sudirman. Ia juga masih menyimpan foto bersama sang panglima besar dan berita-berita dari koran saat itu. Haji Dauzan menceritakan pada kami bahwa Panglima Soedirman bukan saja dikenal sebagai seorang pejuang, melainkan juga seorang da’i. Tidak diragukan lagi bahwa panglima besar itu adalah seorang pejuang yang sering mencontoh taktik perjuangan Rosulullah. Perang gerilya yang dilakukannya juga tak luput dari strategi perang yang pernah dilakukan oleh Rosulullah SAW. Ketika beliau sedang berada di desa Karangnongko, setelah sebelumnya menetap di desa Sukarame, Panglima Soedirman yang memiliki naluri seorang pejuang menganggap desa tersebut tidak aman bagi keselamatan pasukannya. Maka beliau pun mengambil keputusan untuk meninggalkan desa dengan mamakai taktik penyamaran, sebagaimana Rosulullah juga pernah melakukannya ketika beliau melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah. Setelah shalat shubuh, Pak Dirman yang memiliki nama samaran Pak De dengan beberapa pengawalnya pergi menuju hutan. Sementara mantel yang biasa dipakai olehnya ditinggal dalam rumah di desa itu, termasuk beberapa anggota rombongan yang terdiri dari Suparjo Rustam dan Heru Kesser. Pagi harinya Heru Kesser segera mengenakan mantel tersebut dan bersama Suparjo Rustam berjalan menuju arah selatan. Sampai tiba di sebuah rumah barulah mantel tersebut dilepas dan mereka berdua bersama beberapa orang secara hati-hati pergi menyusul Jendral Soedirman. Dan sore harinya pasukan Belanda dengan pesawat pemburunya memborbardir rumah yang sempat disinggahi Heru Kesser dan Suparjo Rustam. Hal ini membuktikan betapa Panglima Soedirman sangat menguasai taktik dan sejarah perjuangan dalam Islam. Yang aku heran adalah, meskipun Haji Dauzan sudah lanjut usia, dengan semangat beliau masih berjuang sampai saat ini. Ia mendirikan sebuah perpustakaan yang dikelola secara mandiri. Perpustakaan tersebut bernama Mabulir. Setiap hari ia berkeliling dengan sepeda untuk menawarkan buku kepada masyarakat. Semua bukunya dipinjamkan hanya dengan satu syarat: orang yang dipinjami mesti mengumpulkan setidaknya 5 orang. Menurutnya, itu merupakan suatu bentuk kepedulian pada orang lain dan ajakan agar ilmu tidak dipendam untuk diri sendiri. Sungguh pengabdian yang sudah sangat jarang di negeri ini! Di Kampung Kauman juga terdapat sebuah sekolah lanjutan yang telah berdiri sejak 1919. Pada awal berdirinya sekolah itu bernama Hooge School Muhammadyah, lalu diganti menjadi Kweek School pada tahun 1923. Sekolah yang juga didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan itu pada tahun 1930 dipecah menjadi dua,

untuk laki-laki dan perempuan. Sekolah untuk laki-laki dinamai Mu’alimin, sedangkan untuk Perempuan dinamai Mu’alimat. Selanjutnya, istri KH Ahmad Dahlan juga mendirikan Yayasan Aisyah untuk kaum perempuan. Bangunan paling dikenal yang termasuk dalam kompleks Kampung Kauman adalah Masjid Agung. Masjid yang menjadi masjid pusat di wilayah Kesultanan itu didirikan sejak 16 tahun setelah berdirinya Kraton Yogyakarta. Arsitektur masjid yang bercorak khas Jawa tersebut dirancang oleh Tumenggung Wiryakusuma. Bangunan masjid terdiri atas inti, serambi, dan halaman yang keseluruhannya seluas 13.000 meter persegi. Bangunan serambi dibedakan dari bangunan inti. Tiang-tiang penyangga masjid misalnya. Pada bangunan inti berbentuk bulat polos sebanyak 36 sedangkan pada bagian serambi tiangnya memiliki umpak batu bermotif awan sebanyak 24 buah. Dari Kampung Kauman kami langsung menuju Keraton Yogyakarta. Wilayah Keraton sangatlah luas. Ia memanjang 5 km ke arah selatan hingga

Krapyak, dan 2 km ke utara yang berakhir di Tugu. Pemandu wisata Keraton menjelaskan bahwa pada garis tersebut terdapat garis linier dualisme terbalik, sehingga bisa dibaca secara simbolik filosofis. Dari arah selatan ke utara, dilambangkan sebagai lahirnya manusia dari tempat tinggi ke alam fana, dan sebaliknya sebagai proses kembalinya manusia ke sisi Dumadi (Tuhan dalam pandangan Jawa). Sedangkan Keraton sebagai jasmani dengan raja sebagai lambang jiwa sejati yang hadir ke dalam badan jasmani. Keraton menuju Tugu juga diartikan sebagai jalan hidup yang penuh godaan. Pasar Beringharjo melambangkan godaan wanita. Sedangkan godaan akan kekuasaan dilambangkan lewat Gedung Kepatihan. Keduanya terletak di sebelah kanan. Jalan lurus itu sendiri sebagai lambang manusia yang dekat dengan Pencipta (Sangkan Paraning Dumadi). Secara sederhana, Tugu perlambangan Lingga (laki-laki) dan Krapyak sebagai Yoni (perempuan). Dan Keraton sebagai jasmani yang berasal dari keduanya. Aku harus mengakui bahwa Keraton Yogyakarta memang mengandung simbol-simbol yang terpengaruh oleh khasanah budaya Hindu Budha. Namun, aku

pernah juga membaca sebuah buku, bahwa pada masa lalu Kerajaan Mataram Islam juga memiliki korelasi yang sangat erat dengan kekhilafahan Islam di Timur Tengah. Istilah “Sultan” sendiri merupakan gelar yang mengambil kata dari bahasa Arab. Pada tahun 1641 Masehi, Pangeran Rangsang sebagai penguasa Mataram pada waktu itu mengrim delegasi ke Makkah, dan dikemudian hari beliau diberikan gelar sultan oleh Penguasa Haramain di Makkah. Sejak saat itu beliau lebih dikenal dengan Sultan Agung. Aku fikir, jika sejarah masuknya Islam ke tanah Jawa lebih banyak digali lagi, maka akan ada fakta yang lebih menarik lagi.

Kami melewati sembilan buah pintu yang ada didalam keraton. Pintu-pintu itu dinamakan Regol. Dari utara terdapat gerbang, pangurukan, tarub agung, brajanala, srimanganti, kemagangan, gadhung mlati, kemandhungan dan gading. Hampir tak ada ruang dalam keraton yang terlewat dari langkah kaki kami. Tiba-tiba muncul dihadapanku seorang perempuan yang sepertinya aku pernah mengenalnya. Ia juga melihatku. Dia sepertinya sedang melakukan sesuatu dengan laptop yang dibawanya. Setelah aku Tanya ternyata dia sedang membuka astaga.com. Dan setelah aku Tanya-tanya lagi ternyata dia sedang membuka portal mengenai kuliner (Astaga.com lifestyle on the net), mungkin  karena dia senang untuk membukasitus kuliner kali... Padahal sebelumnya aku ingin memintanya untuk membuka berita tentang  Bimbim yang menjual sandal jepitnya (Astaga.com lifestyle on the net). Ya udahlah hari semakin sore dan sudah saatnya untuk pulang. Dan rasanya ingin segera untuk membuka astaga.com sesampainya dirumah.


Senin, 22 Februari 2010

Naik ke Bukit Kendil, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang


Pada suatu ketika saat sedang KKN, Saya pernah mengunjungi sebuah daerah bernama gunung kendil yang berada diwilayah Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang. 
Saya dan rombongan berangkat dari desa Wanurejo, Dukuh Barepan pada  July 20, 2008, pukul 6:05:46 WIB. Rombongan terdiri dari kru KKN yang berada di sub unit 4 Barepan dengan pasukan Amuba(anak muda barepan) yang masih kecil-kecil dan kira-kira berumur brkisar antara  empat sampai lima belas tahun. Saya lupa jumlah anak-anak ini secara pasti tetapi mereka berjumlah belasan orang.
Perjalanan Kami lalui dengan penuh semangat, itu terlihat dari setiap meter jalan yang dilalui Kami selalu bernyanyi bagaikan burung pagi yang ceria menyambut hari yang baru.
Pada waktu itu rencana untuk berangkat adalah pada pukul lima pagi, tetapi ada sesuatu hal yaitu teman-teman KKN belum pada bangun jadi keberangkatan ditunda satu jam  lebih lambat dari waktu yang direncanakan.
Pada waktu itu Saya masih ingat betul, salah seorang dalam rombongan membawa gethuk yang dibagikan kepada teman-teman KKN. Ini merupakan suatu berkah dari tuhan karena memang sebelum berangkat teman-teman KKN tidak menyiapkan logistic terlebih dahulu, dan tenaga pun terisinya dan siap untuk mendaki gunung kendil.
Setelah berjalan beberapa menit sampailah Kami pada suatu tempat yaitu perbatasan antara dukuh Jowahan dengan Barepan. Disitu rombongan disuguhi oleh Tuhan berupa pemandangan matahari terbit dan Tuhan masih memberi bonus pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Subhanallah …sungguh begitu indah…dan kami pun berfoto-foto di situ.


Kami semua terluhat sangat senang dengan perjalanan pagi itu, tak ada raut muka kesedihan diantara kami. Setiap jengkal tanah yang kami lalui selalu diisi dengan tawa dan canda. Itulah yang menyebabkan mengapa perjalanan yang cukup jauh sekitar lima kilometer kami lalui dengan bahagia. Tenaga kami tetap ada meskipun pagi-pagi itu belum makan apapun, itulah kunci kami yaitu rasa senang dan semangat untuk segera sampai diatas puncak Kendil.
Saat perjalanan memasuki menit 45 kami sudah tiba dikaki bukit Kendil tersebut. inilah tantangan terberat yang kami hadapi. Dengan pengalaman pendakian yang saya miliki agaknya ini adalah hal yang ringan. Tetapi buat teman-teman KKN yang lain terutama yang cewek perjalan naik tersebut mungkin seperti seorang anak gendut yang berhenti mengemil.



Tapi sungguh luar biasa perjalanan terebut membuat kami kagum akan ciptaan Tuhan yang maha sempur. Di tengah tengah perjalanan naik kami diduguhi pemandangan yang indah yaitu pemandangan gunung sindoro dan gunung sumbing yang sangat terlihat jelas pada pagi itu. Dan sungguh luar biasa indahnya. 


Satu jam lebih sedikit waktu yang dibutuhkan oleh kami untuk mencapai puncak kendil. Sungguh perjalanan yang melelahkan. Tetapi rasa lelah segera hilang tatkala diatas puncak kami bisa melihat pemandangan yang sangat indah. pemandangan Candi Borobudur bisa kami lihat dengan jelas dari atas bukit. Selanjutnya adalah waktu untuk foto foto dengan latar batu kendil. Batu kendil yaitu sebuah batu yang berukurang besar yang terpisah dari batuan induknya tetapi bersarang diatas bukit dan bentuknya seperti telur. Batu tersebut memiliki kekhasan yaitu menumpang pada suatu bukit dan tidak jatuh meskipun batu tersebut merupakan batu yang terpecah dari batuan induknya.

Sifat Umum Manusia yang Baik

-->
Animated      : Penuh kehidupan, sering menggunakan isyarat tangan, lengan, dan wajah secara hidup

Adventurous : Orang yang mau melakukan suatu hal yang baru dan berani dengan tekat untuk menguasainya

Analytical      : Suka menyelidikibagian-bagian hubungan yang logis dan semestinya

Adaptable     : Mudah menyesuaikan diri dan senang dalam setiap situasi

Playful           : Penuh kesenangan dan selera humor yang baik

Persuasive  : Meyakinkan orang dengan logika dan fakta, bukannya pesona atau kekuasaan

Persistent    : Melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai lainnya

Peaceful      :Tampak tidakterganggu dan tenang serta menghindari setiap bentuk kekacauan

Sociable      : Bersama orang lain sebagai kesempatan untuk bersikap manis dan menghibur

Strongwilled : Orang yang yakin akan caranya sendiri, berkemauan kuat

Self-sacrificing : Bersedia mengorbankan dirinya demi atau untuk memenuhi kebutuhan orang lain

Submissive  : Dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa banyak bertanya

Convincing  : Bisa merebut hati orang lain melalui pesona kepribadiannya

Competitive Mengubah setiap situasi, kejadian, atau permainan menjadilomba dan selalu bermain untuk menang

Considerate : Menghargai keperluan dan perasaan orang lain

Controlled  : Mempunyai perasaan emosional tetapi jarang memperlihatkan-nya


Refreshing : Memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang

Resourceful : Bisa bertindak cepat dan efektif boleh dikata dalam semua situasi

Respectful : Memperlakukan orang lain dengan rasa segan, hormat, dan penghargaan

Reserved : Menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme


Spirited  : Penuh kehidupan dan gairah

Self-reliant : Mandiri dan sepenuhnya bisa mengandalkan kemampuan, penilaian, dan sumber dayanya sendiri

Sensitive : Secara intensif memperhatikan orang lain, dan apa yang terjadi

Satisfied : Orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja


Promoter : Mendorong orang lain mengikuti, bergabung, atau melakukan sesuatu melalui pesona kepribadiannya

Positive : Mengetahui segala-galanya akan beres kalau dia yang memimpin

Planner : Mempersiapkan aturan yang terincisebelum-nya dalam menyelesaikan target atau pekerjaan

Patient : Tidak terpengaruh oleh penundaan, tetap tenang dan toleran serta sabar

Spontaneous : Semuakehidupan merupakan kegiatan yang impulsif, tidak dipikirkan lebih dulu, dan tidak terhambat oleh rencana

Sure : Yakin, jarang ragu-ragu atau goyah

Scheduled : Membuat, menghayati, dan menuruti rencana sehari-hari, tidak menyukai rencananya terganggu

Shy : Pendiam, tidak mudah terseret dalam percakapan

Optimistic : Periang dan meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa segalanya akan beres

Outspoken : Bicara terang-terangan dan tanpa menahan diri

Orderly : Orang yang mengatur segala-galanya secara metodis dan sistematis

Obliging : Bisa menerima apa saja. Orang yang cepat melakukannya dengan cara lain

Funny : Punya rasahumor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi peristiwa yang menyenangkan

Forceful : Kepribadian yang mendominasi dan menyebabkan orang lain ragu-ragu untuk melawannya

Faithful : Secara konsisten bisa diandalkan, teguh, setia, dan mengabdi kadang tanpa alasan

Friendly : Menanggapi dan bukan orang yang penuh inisiatif, jarang memulai percakapan.Ramah dalam berhubungan sosial

Delightful : Orang yang menyenangkan sebagai teman.

Daring : Bersedia mengambil resiko, tak kenal takut, berani

Detailed : Melakukan segalanya secara berurutan dengan ingatan yang jernih tentang segala hal yang terjadi

Diplomatic : Berurusan dengan orang lain secara penuh siasat, perasa, dan sabar

Cheerful : Konsisten memiliki semangat tinggi dan mempromosikan kebahagiaan pada orang lain

Confident : Percaya diri dan yakin akan kemampuan dan suksesnya sendiri

Cultured : Perhatiannya melibatkan tujuan intelektual dan artistik, seperti teater, simfoni, balet.

Consistent : Memiliki keseimbangan secara emosional,menanggapi sebagaimana diharapkan orang

Inspiring : Mendorong orang lain untuk bekerja, bergabung, atau terlibat dan membuat seluruhnya menyenangkan

Independent  Mandiri,penuh percaya diri, dan tidak begitu memerlukan bantuan.

Idealistic : Memvisualisasikan hal-hal dalam bentuk yang sempurna dan perlu memenuhi standard itu sendiri

Inoffensive : Tidak pernah mengatakan atau menyebabkan apapunyang tidak menyenangkan atau menimbulkan keberatan

Demonstrative : Terang-terangan menyatakan emosi, terutama sayang, dan tidak ragu menyentuh orang lain ketika sedang berbicara

Decisive : Mempunyai kemampuan membuat penilaian yang cepat dan tuntas

Deep : Intensif dan introspektif tanpa rasa senang kepada percakapanbasa-basi

Dry humor : Pandai bicara yang menggigit, biasanya satu kalimat yang sifatnya sarkastis

Mixes-easily : Menyukai pesta dan tidak bisa menunggu untuk bertemu setiap orang dalam ruangan, grapyakpada semua orang

Mover : Terdorong oleh keperluan untuk produktif, pemimpin yang diikuti orang lain, sulit duduk diam.

Musical : Punya apresiasi mendalam tentang musik, punya komitmen pada musik sebagai seni bukan sebagai hiburan

Mediator : Konsisten mencari peranan merukunkan pertikaian untuk menghindari konflik

Talker : Terus menerus bicara, biasanya menceritakan kisah lucu, merasa perlu mengisi kesunyian agar orang lain senang

Tenacious : Memegang teguh dengan keras kepala dan tidak mau melepaskan sampai tujuan tercapai

Thoughtful : Tanggap dan mengingat kesempatan istimewa dan cepat membe-rikan isyarat yang baik

Tolerant : Mudah menerima pemikiran dan cara orang lain tanpa perlu tidak menyetujui atau mengubahnya

Lively : Penuh kehidupan,kuat, penuh semangat

Leader : Terdoronguntuk memimpin, dan sering sulit mempercayai orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan sama baiknya

Loyal : Setia kepada seseorang, gagasan, atau pekerjaan, kadang-kadang melampaui alasan masuk akal

Listener : Selalu bersedia mendengar apa yang dikatakan orang lain

Cute : Dicintai, pusat perhatian

Chief : Memegang kepemimpinan dan mengharapkan orang lain mengikutinya

Chartmaker : Mengatur kehidupan,tugas, dan pemecahan masalah dengan membuat daftar, formulir atau grafik

Contented : Mudah puas dengan apa yang dimilikinya, jarang iri hati

Popular : Menghidupkan suasana, sehingga sangat diharapkan kehadirannya oleh orang lain

Productive : Terus menerus bekerjaatau mencapai sesuatu, sering merasa sulit beristirahat

Perfectionist : Menempatkan standard tinggi pada dirinya dan orang lain

Pleasant : Mudah bergaul, bersifat terbuka, mudah diajak bicara
Bouncy : Kepribadian yang hidup, berlebihan, dan penuh tenaga

Bold     : Tidak kenal takut, berani, terus terang, tidak takutakan resiko

Behaved : Konsisten ingin membawa dirinya di dalam batas-batas apa yang dirasakan semestinya

Balanced :Kepribadian yang stabil dan mengambil tengah-tengah,jarang bersikap ekstrim

sumber: SPECIAL MANAGEMENT SKILL
SUB DIREKTORAT PPKB
DIRMAWA UGM

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo