Tampilkan postingan dengan label Trip. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Trip. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Maret 2018

Tips Melakukan Perjalanan

Tips travelling untuk seorang diri.

Kita pasti pernah melakukan perjalanan baik itu untuk jarak jauh dari tempat tinggal maupun perjalanan yang dekat dengan tempat tinggal kita. Ini ada beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi saya ketika melakukan perjalanan. 

1. Jangan membawa barang yang berlebihan.
Membawa barang sebaiknya sesuai dengan kebutuhan saja. Tidak usah merepotkan diri untuk membawa barang yang tidak dibutuhkan karena hal itu akan memusingkan kita juga.

2. Hindari makanan yang menjadi penyebab kita sakit
Masing-masing orang memiliki makanan pantangan yang haram jika dikonsumsi. Jika mengonsumsi makanan tersebut, penyakit kita bisa datang. Misalnya untuk orang yang tidak kuat makan pedas jangan pernah mengonsumsi makanan yang pedas ketika sebelum atau selama melakukan perjalanan. Bisa jadi karena makanan pedas tersebut, perut kita menjadi sakit dan rasanya ingin terus mencari kamar kecil.

3. Pilih alat transportasi yang sesuai budget
Bus, Kereta api, kapal laut, pesawat, motor, dan lain sebagainya merupakan alat transportasi yang nyaman. Kata nyaman ini tergantung orangnya, karena setiap orang memiliki makna "nyaman" yang berbeda-beda. Ada beberapa orang yang lebih nyaman menggunakan kendaraan tertentu untuk melakukan perjalanan misalnya pesawat, ada juga orang yang tidak nyaman naik pesawat dan memiliki perjalanan lewat jalur darat. Pesawat udara walaupun memiliki keunggulan dalam hal waktu tempuh akan tetapi karena tiket yang mahal biasanya orang lebih memilih alat transportasi dengan harga tiket yang lebih murah misalnya kereta api

4. Bawa bekal makanan dari rumah
Harga makanan yang dibeli di area terminal, pelabuhan, bandara, dan stasiun biasanya memiliki harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan di tempat umum. Kalau ingin lebih menghemat anggaran, belilah bekal yang dibeli diluar area ini karena harganya lebih murah. Dengan ini pengeluaran dompet dari para traveller akan lebih hemat.

5. Jangan banyak tidur di perjalanan, nikmatilah
Perjalanan merupakan momen ketika kita berada di luar daerah kita, kita adalah orang baru di daerah tersebut. Kita akan menemui daerah baru yang asing buat kita. Untuk itu jangan sia-siakan hanya dengan tidur di dalam kendaraan. Kenalilah daerah untuk setiap meter perjalanan. Ingat-ingatlah nama jalan, nama desa, nama kecamatan, nama kabupaten, nama provinsi, bangunan-bangunan penting, sungai, pemandangan indah, orang-orang yang kita temui dalam perjalanan, jenis hewan, jenis tumbuhan, rasa udara, warna alam, dingin/panasnya angin yang berhembus ke kulit kita, dan lain sebagainya. Suatu saat nanti pasti kita akan merindukan hal yang kelihatan sepele seperti itu. Buatlah bahan cerita kepada orang lain dari tangkapan semua panca indera ketika kita melakukan perjalanan.

6. Bisa jadi mencari teman dan pengalaman
Perjalanan menghadirkan kisah yang tidak terbayangkan sebelumnya terutama karena kita akan bertemu dengan banyak orang dari berbagai macam kalangan. Pemilihan orang yang kita temui dilakukan dalam kondisi acak alias kita tidak menghendaki bertemu dengan seseorang karena keinginan kita. Bisa jadi kita bertemu dengan orang baik atau orang jahat. Sebaiknya ketika berhubungan dengan orang lain ketika melakukan perjalanan dilakukan dalam batasan kesopanan. Kewaspadaan dapat dilakukan untuk menghindari kita berkenalan dengan orang yang berbuat jahat. Tapi yakinlah, sebagian besar orang yang melakukan perjalanan merupakan orang-orang baik yang berasal dari berbagai latar belakang. Kita bisa menggali pengalaman orang tersebut. Misalnya ketika melakukan perjalanan menggunakan bis, disamping tempat duduk kita ada seorang petani. Tidak ada salahnya kita untuk mengenal orang tersebut dan mendapat pengalaman tentang pertanian yang sudah dilakukan.

7. Bantulah orang yang membutuhkan pertolongan
Misalnya anda sedang berada didalam bus, tiba-tiba datang seorang masuk dengan membawa barang yang terlihat berat. Maka jangan menunggu lama untuk menawarkan bantuan. Apalagi kalau ditawarkan bantuan itu kepada nenek-nenek yang sudah tua, pasti pertolongan Anda sangat diperlukan.

8. Jangan tergesa-gesa ingin sampai
Sumber dari banyak kecelakaan karena ketidakhati-hatian traveller yang tergesa-gesa untuk sampai ke tempat tujuan, baik yang menggunakan kendaraan sendiri maupun yang menggunakan kendaraan umum. Alangkah baiknya jika traveller melakukan perjalanan secara hati-hati, selain perasaan diri kita yang nyaman, orang lain disekitar kita juga akan merasa aman. Misalnya karena mengejar sampai ke stasiun seorang pengendara mengendarai kendaraan secara ugal-ugalan. Hal ini dapat membahayakan pengendara dan orang lain. Ada baiknya perjalanan dilakukan di awal waktu agar tidak buru-buru. 

9. Beritahu kalau kita sedang melakukan perjalanan kepada orang terdekat kita
Orang-orang terdekat kita wajib tahu jika kita sedang melakukan perjalanan apalagi perjalanan yang sifatnya jarak jauh. Hal ini untuk mengantisipasi terburuk dalam perjalanan misalnya halangan-halangan di perjalanan seperti sakit, kecelakaan, dan musibah lainnya. Banyak ditemukan kasus orang hilang dan tersesat dalam perjalanan. Apabila ada orang terdekat yang mengatahuinya maka mereka bisa membantu untuk menyelesaikan permasalahan selama di perjalanan. Selain itu dengan memberi tahu orang terdekat, mereka dapat membantu mendoakan kita yang sedang melakukan perjalanan, sehingga perjalanan menjadi lebih tenang.

10. Ucapkan terimakasih kepada pak supir, kondektur, masinis, pramugari, pilot, dan lain sebagainya
Orang yang tahu diri adalah orang yang menghargai pertolongan orang lain kepada kita. Sopir, kondektur, abang ojek, kusir, dan lain sebagainya merupakan orang yang memberi pertolongan kepada kita. Karena dengan bantuan mereka kita dapat segera sampai ke tempat yang kita tuju.

11. Jangan mengganggu orang disekitar kita
Sebaiknya kita menerapkan kata "sesama pengguna jalan dilarang saling mengganggu". Ketika berada dijalan berbagai masalah akan datang mulai dari perilaku traveller yang tidak disiplin, melanggar aturan, dan kurang hati-hati. Usahakan ketika berada dijalan umum kita menghormati hak-hak pengguna kendaraan lain sehingga jika saling menghormati di terapkan ketika melakukan perjalanan maka itu akan terasa nyaman dan aman.

12. Minta tolong kepada pihak yang berwenang
Ketika kita menghadapi banyak permasalahan di dalam perjalanan maka ada baiknya kita meminta bantuan kepada pihak berwenang yang memiliki otoritas di daerah tersebut, misalnya pak polisi. Masalah-masalah didalam perjalanan antara lain, masalah kesehatan, masalah keamanan, dan masalah keadaan pada kendaraan kendaraan. 

13. Jangan lupa bersedekah
Ketika naik kendaraan umum seperti bis terutama bisa ekonomi akan banyak dijumpai pengamen yang mencari nafkah dari hasil menyanyi antar bus. Ketika mereka datang kepada kita untuk meminta bantuan uang, maka berilah seikhlasnya agar mereka senang dan kita juga nyaman.

14. Ramah terhadap orang disekitar
Ciri yang membedakan budaya orang timur dengan orang barat adalah keramahan orangnya. Begitu juga ketika kita berada di dalam perjalanan, kita akan menemui banyak kalangan mulai dari petani gurem sampai pejabat eselon, pokoknya kita akan bertemu dengan semua kalangan. Dengan kita bersikap ramah kepada orang lain maka kita akan menjadi pribadi yang peduli dengan lingkungan dimana kita berada.

15. Mengantri jika macet
Tidak usah cemas, gundah gulana jika situasi perjalanan dalam keadaan macet. Nikmati saja sambil mendengarkan musik di mobil, atau jika memiliki HP bisa langsung stel musik untuk mendengarkan lagu favorit Anda.



Sirip pesawat Lion Air ketika berada di atas awan

Pesawat Lion Air yang tengah menunggu penumpang

Suasana didalam lorong untuk menuju pesawat

Garbarata adalah jembatan yang menghubungkan ruang tunggu pesawat dengan pesawat terbang

Suasana ruang tunggu di bandara

Suasana di ruang tunggu Bandara Internasional Lombok

Penumpang yang mengantre untuk chek in


Minggu, 14 Januari 2018

Untuk Anggaran Yang Ngepas

Kafetaria Gelanggang UGM, Jogja

Saya pernah dengar "ketika pendapatan seseorang meningkat, kemampuan untuk membelanjakan sesuatu menjadi lebih besar". Mungkin  ini bisa diterapkan ke semua orang, atau ada beberapa orang saja yang memang sejak dari lahir tidak terikat dengan hal-hal yang berbau konsumerisme. Tentu saja yang lebih mendominasi adalah orang cenderung untuk membelanjakan lebih banyak ketika pendapatannya banyak. Contohnya, karyawan dengan gaji sekitar 6 juta rupiah per-bulan akan lebih memilih membeli rumah tipe 40, sedangkan jika pendapatannya naik dua kali lipat nya, mereka akan berusaha untuk memilih untuk membeli rumah diatas tipe 40, dan seterusnya. Begitu juga untuk urusan membeli mobil. Karyawan dengan gaji sekitar 6 juta per bulan memilih aman jika hanya membeli Honda Brio, kemudian jika gajinya sekitar 10 juta maka akan lebih memilih untuk membeli Honda Civic.

Hukum ini bisa diterapkan pada semua jenis konsumerisme alias apa yang dibeli sesuai dengan badjet. Bukan berarti disini saya meragukan kemampuan orang dengan pendapatan 6 juta untuk membeli rumah tipe 60 dan sebagainya, atau membeli mobil Honda Civic. Jika mereka melakukan pada batas kemampuan mereka itu namanya seperti membuat-buat kesusahan pada dirinya sendiri, atau keinginan tidak sesuai dengan kemampuan.

Seperti Saya ketika kuliah S1 mengeluarkan uang  belanja sesuai dengan isi dompet. Maklum saja, uang pemberian orang tua tidak banyak, tapi Alhamdulillah bisa kuliah. Cara yang dilakukan tidak kalah dengan unta untuk menghemat air ketika berada di gurun pasir. Saya melakukan penghematan yang sangat ketat, bisa dibilang super ketat. Bayangkan saja, dalam satu hari makan kadang cuma dua kali. Caranya yaitu cari waktu makan yang tepat, misalnya kalau pagi jam 11, dan makan malam biasa jam 7 malam. Yang kedua adalah mencari warung makan yang murah harganya. Di Jogja banyak memiliki warung makan yang sesuai dengan standar mahasiswa. Harganya murah akan tetapi biasanya pembeli bisa mengambil makan sendiri. Ketika diberi peluang untuk mengambil makan sendiri maka yang terjadi adalah makanan diambil sesuai kapasitas piring mampu menampung makanan. Dan yang ketiga untuk memilih makan ala mahasiswa adalah dengan memasak sendiri. Saya pernah memasak akan tetapi tidak setiap hari. Biasanya hanya memasak nasi saja sedang lauknya dibeli di warung makan.

Baik orang yang memiliki anggaran belanja lebih maupun kurang sama-sama memiliki ancaman pada jenis penyakit. Ancaman untuk orang yang memiliki anggaran kurang adalah penyakit mag, dan ancaman untuk mahasiswa yang mempunyai anggaran besar adalah kolesterol meningkat, kegemukan, dan penyakit kencing manis. Jadi kesimpulannya apakah memiliki pendapatan pas atau lebih yang lebih utama adalah kontrol. Ketika memiliki uang sedikit kontrol akan kuat tetapi ketika memiliki anggaran besar kontrol menjadi kurang. Seperti Saya ini, Gambar diatas adalah kafetaria UGM di daerah Gelanggang, dulu saya takut masuk situ karena anggaran terbatas, tetapi sekarang ketika masuk kesana, saya jadi khilaf, siap-siap olahraga. 😕😕😕

Senin, 12 Juni 2017

The Power of Emak-Emak "Wanita Pengangkut Batu"

Ini adalah gambar dimana beberapa warga kampung yang sedang gotong royong membangun rumah mengangkat batu yang akan di gunakan sebagai pondasi rumah. Di Pulau Lombok pemandangan seperti ini sudah biasa, dimana biasanya tenaga kerja kasar untuk bangunan merupakan wanita. Mereka sangat akrab sekali dengan kegiatan mengangkut-angkut material bangunan yang tergolong berat seperti semen, batu, pasir, kayu, tanah, dan lain sebagainya.

Disaat kita tidak bersyukur dengan apa yang telah  Tuhan beri, bisa jadi karena kita belum menengok kebawah. Kita terlalu sibuk melihat keatas, seakan yang dibawah tidak ada. Seolah mata hati kita buta, tidak bisa melihat betapa masih banyak orang disekitar kita yang memiliki nasib tidak seberuntung kita. Ditengah keterbatasan fisik, mereka mampu melakukan pekerjaan berat mengangkat batu yang beratnya dapat mencapai belasan dan puluhan kilo.

Tidak semua orang dapat mengangkat batu, karena berat dan kalau tidak hati-hati dapat menyebabkan kecelakaan yang berdampak pada kesehatan seperti patah tulang, lecet, keseleo, dan lain sebagainya.
Betapa kuat mereka mengangkat batu apalagi menggunakan kepala tanpa alat bantu, hanya selembar kain yang digunakan oleh ibu-ibu sebagai pembatas dengan kepala agar batu tidak meninggalkan gores luka. Di usianya yang tidak lagi muda, bahaya kecelakaan menjadi ancaman tatkala fisik yang terus melemah. Hal itu tidak menjadi hambatan, justru semangat mereka tidak pernah putus dan akan terus tumbuh sampai tak ada lagi tenaga untuk mengangkat kaki menuju tempat kerja. Ketika niat sudah di lafaz kan, badai tidak akan gentar dihadapi walaupun itu angin besar yang dapat mengangkat pohon besar, tapi tidak akan dapat menghentikan langkah ibu-ibu tersebut untuk berhenti mengangkat batu.

Tidak banyak rupiah yang berhasil mereka kumpulkan, dibandingkan dengan gaji orang kantoran tentu tidak ada banding nya. Keinginannya hanya untuk menambah pendapatan keluarga agar mampu membeli se liter beras, satu ons cabe, satu ikat kangkung, dan satu lusin siung bawang merah untuk diolah menjadi hidangan istimewa bagi keluarga mereka. Mereka tidak akan pernah memikirkan bagaimana membeli Toyota Fortuner, Honda C-RV, Mitsubishi Pajero, dan lain sebagainya, karena mereka sadar bahwa nasib mereka sudah sangat nikmat jika hanya naik cidomo (dokar), dan untung-untung jika ke pasar ada colt (angkutan desa) yang mereka biasa naiki dengan hanya membayar ala kadarnya. 

Selasa, 02 Mei 2017

Sembilan Jam Naik Sepeda Ke Pantai Pink di Lombok

Saya berjalan dengan sepeda melewati hutan Sekaroh, di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Tengah selama kurang lebih tiga jam. Saya pergi dengan BPPTHHBK Gowes Club, grup sepeda dari kantor Litbang Kehutanan yang berada di Pulau Lombok. Saya selalu ingin melakukan perjalanan ke Pantai Pink sebelumnya menggunakan sepeda, tapi nampaknya tempat itu sangat terpencil dan menantang. Dan alhamdulillah hal ini dapat terwujud saat sebuah kelompok sepeda di kantor mengajak saya untuk berpetualang bersama mereka, saya pun merasa girang karena mendapat kesempatan untuk bergabung dengan mereka untuk pergi ke Pantai Pink.

Kami rencana nya diantar menggunakan pick up untuk mengangkut sepeda ke titik terdekat agar saat naik sepeda nya tidak terlalu jauh. Titik yang tepat berada si sekitar pertigaan Jerowaru yang mengarah ke pantai. Mulailah kami naik sepeda dengan mengatur titik finish sekitar 30 kilo meter. Jarak ini kami rasa jarak yang ideal untuk olahragawan amatir seperti Kami.

Setelah membeli makanan di pasar tradisional di desa kami tinggal, kami naik mobil MPV untuk perjalanan dua jam ke pertigaan di dekat Jerowaru. Makanan itu merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, dengan sedikit ditambah parutan kelapa dan bumbui dengan pemanis dari gula aren. Satu porsi makanan ini bisa menambah tenaga saat bersepeda selama dua sampai tiga jam. Sayangnya, jatah yang diberikan ke Saya tidak saya ambil karena sebelum berangkat sudah menikmati makan terlebih dulu di mess. Ketika teman-teman sedang menikmati makanan jajanan pasar tadi, Saya melihat  teman yang sedang makan di pinggiran sawah sebelum masuk pertigaan Jerowaru.

Setelah Kami turun dari mobil dan sepeda mulai diturunkan dari bak pick up, masing-masing dari anggota sudah siap dengan sepedanya masing-masing. Trek awal yang kami lalui sangat mudah, karena berupa dataran yang hampir tidak ada tanjakan yang berarti, bahkan sering mendapatkan bonus berupa turunan. Intinya dalam satu jam pertama treknya sangat menyenangkan. Setelah memasuki dua jam perjalanan trek yang kami lalui mulai menantang, yaitu berupa jalan tanah dan jika ada aspal, aspal sudah mulai rusak, ditambah dengan tanjakan yang sudah mulai menghadang. Selanjutnya untuk tiga jam perjalanan, trek yang kami lalui semakin susah. Yaitu berupa jalan aspal yang sebagiannya sudah rusak dan berupa kubangan air atau berupa batu besar yang ditambah dengan trek menanjak.

Petualangan dua jam di Pantai Pink, yang Kami lakukan antara lain dengan makan bekal yang telah dibeli di warung dekat penurunan sepeda, yaitu berupa nasi puyung, sedikit minum air, jalan menyusuri pantai yang berwarna pink, duduk-duduk memerhatikan wisatawan yang sedang berlibur disana, tidur tidur di hammock yang tergantung di antara Pohon di pinggir pantai, memfoto kehidupan wisatawan, membeli kelapa muda yang ampuh untuk menghilangkan dahaga setelah kita kembali di perjalanan, mengunjungi tebing yang ada di sisi sebelah kiri pantai, dan yang terakhir kita foto bersama .

Ada hal menarik yang kami rasa bisa memberi kesan hidup yaitu ketika naik  ke bukit yang berada di sebelah sisi kiri dari pantai. Disana kita bisa melihat pantai dari sudut yang lebih tinggi, seperti kita seperti penjaga pantai yang mengawasi setiap pengunjung yang sedang berlibur. Tapi kita bukan penjaga pantai, kita memosisikan diri sebagai wisatawan yang juga tidak peduli dengan pengunjung yang lain, karena kita bukan penjaga pantai. Dari atas, pemandangannya begitu manakjubkan dengan pantai indah plus dengan pulau-pulau kecil yang berada didekatnya.

Untuk keseluruhan perjalan dari awal sampai kembali lagi ke titik berangkat, Kami menghabiskan Sembilan jam. Dari itu, tidak terasa waktu habis sangat cepat. Sebagian besar, kami menghabiskan waktu di jalan itu dua jam menuju lokasi penurunan sepeda, tiga jam perjalanan menggunakan sepeda, dua jam berada di pantai dan dua jam untuk pulang.













Jumat, 07 April 2017

Menunggu Maghrib di Pantai Ampenan, Mataram, Lombok_NTB

Mengikuti ajakan orang mess untuk menemani teman-teman yang sedang penelitian di kantor, secara tidak sengaja telah membawa ku ke pantai ini untuk pertama kami. Walaupun sudah dibilang lama tinggal di Kota Mataram, akhirnya pada tahun ke empat Saya menginjakkan kaki pertama di sini. Tidak sulit untuk mencari lokasi  pantai Ampenan berada, karena berada tepat di pinggir keramaian kota tua. Yaitu kota yang dulunya digunakan oleh pelaut dari luar pulau untuk berlabuh di Mataram . Kota tua disini tidak terlalu besar, hanya saja bangunan ber arsitektur klasik membikin suasana seolah kita hidup dalam jaman pemerintah Hindia Belanda. Di kala itu, Pelabuhan Ampenan begitu ramai untuk pelabuhan sekelas Pulau Lombok,  akan tetapi kini tempat ini terlihat sepi. Sesekali kapal milik Pertamina bersandar untuk menurunkan muatannya berupa minyak untuk di simpan di dalam tangki-tangki penyimpanan  yang kemudian didistribusikan keseluruh daerah di Lombok.

Senang rasanya bisa menginjakan pertama kaki di pelabuhan legendaris di Pulau Lombok ini, apalagi waktu itu dilakukan menjelang magrib. Suasana sore terasa lantaran merupakan waktu orang-orang yang seharian bekerja melepas lelah. Pengunjung menikmati santai dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkan di pantai ini.

Pedagang makanan yang berjejer disepanjang pantai menemani pengunjung yang ingin menghabiskan waktu sore baik dengan keluarga maupun orang-orang terdekat. Mungkin ada juga orang yang hanya ingin duduk duduk santai saja tanpa mengeluarkan uang karena mereka mungkin sudah membawa bekal dari rumah. Makanan disini tidak mahal, harga yang ditawarkan pedagang disini sesuai dengan kantong mahasiswa. Mulai dari makanan lokal hingga jajanan buatan pabrik dari Jawa semua ada. 

Suasana semakin ramai ketika ada sekelompok orang bermain bola di pantai berpasir. Suara orang sedang bermain bola dan suara ombak bersatu menghidupkan suasana pantai yang sore itu begitu cerah. Komposisi suara tersebut menciptakan syair nyanyian suasana pantai di pinggir kota, dimana alam dan masyarakatnya bersatu saling menciptakan keseimbangan.



Suasana sore di Pantai Ampenan

Matahari akan tenggelam, sedangkan nelayan tengah mencari ikan

Pantai Ampenan banyak dikunjungi oleh warga sekitar

Warga sekitar senang menghabiskan waktu dengan bermain sepakbola

Kamis, 02 Februari 2017

Dua Jam di Taman Bunga Nusantara, Cianjur, Jawa Barat

Salah satu tempat terbaik untuk melihat bunga dari berbagai penjuru nusantara dan beberapa bunga berasal dari mancanegara adalah Taman Bunga Nusantara di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Taman Bunga Nusantara jika dilihat dari atas mungkin akan memiliki warna biru, merah muda, putih, ungu, kuning, dan masih banyak lainnya, dimana warna tersebut merupakan warna berbagai macam bunga yang tumbuh disana.

Ada taman yang mirip dengan taman-taman di negeri sakura. Tempatnya ditanami jenis pinus yang di susun sedemikian rupa seperti bonsai besar yang terlihat rapi. Satu  pohon besar mungki berusia 10 tahun dan cabang-cabangnya dibuat untuk menjadi payung besar, supaya orang yang berada dibawah dibuat nyaman jika matahari terik. Ada juga tanaman yang disusun sampai tinggi hingga membentuk hewan purba "dinosaurus", entah bagaimana membuatnya sampai seperti itu, bukan kapasitas saya membahas membuat pohon seperti itu, tapi saya ingin mengatakan bahwa jika difoto dari kejauhan dan dibuat silut maka seolah sedang berada di jaman purba. 

Alhasil, rombongan dari Pusat Diklat Kehutanan Bogor merasakan keseruan di tengah taman yang indah dan megah. Sayang sekali, waktu berjalan begitu cepat, belum semua sudut dijelajahi dan belum semua fasilitas di pakai, kami harus mengunjungi tempat yang lain yang berada di kawasan Bogor.












Dari kiri atas, Haqi Annazali, Seto Sudarmono, Heru Satrio Wibisono, Finalia Retno Finanthi, Mas Hasan, Yoga Hadi Prasetyo, Agus Roma P, Buhan, Ika, Hasnah, Mila Rosmaya, Lis Nurani, Sunaryanto, Rini Oktaviani, saya  (pemilik blog), Jumrin Said. Bawah dari kiri, Indra Dirhamzah, Esa Pangersa Gusti, Lisna Yulianti, Husnah Nurrahmah, Rospita Situmorang.

Senin, 09 Januari 2017

TWA Bukit Tunak, Lombok, "Seberapa Besar Keindahan Pemandangannya"

Banyak penduduk lokal sini menjelaskan tentang pulau mereka dengan lelucon: "pulau seribu masjid, seribu maling".

Tapi menurut Saya, deskripsi tersebut sama sekali tidak akurat. Kebanyakan dari penduduk lokal merupakan orang ramah bekerja di sawah, ladang, dan banyak pula yang bekerja di sektor pariwisata.

Pulau indah ini memiliki keasyikan tersendiri terutama bagi pendatang seperti Saya. Pantai dengan pasir putih adalah tempat romantis yang tak terhitung nilainya; melintas hutan yang ada disekitar akan menjadi hari indah ketika berada disini.


Menurut salah satu teman Saya sebagai  orang Lombok asli  menjelaskan, lombok itu ibarat harta yang terpendam dan belum banyak di eksplore.

Namun belakangan Lombok telah dilirik oleh orang-orang yang lebih berani yang mengeksploitasi kekayaan alam  antara lain dengan membangun lapangan golf, cottage dan berbagai penginapan di dekat teluk-teluk kecil, pantai dan pulau-pulau indah. Atau mereka menawarkan paket wisata sepanjang jalan hutan dengan sepeda, panjat tebing, mendaki gunung dan melakukan penyelaman bawah air.


Salah satu keindahan nyata dari Pulau ini adalah Bukit Tunak, sebuah tempat yang dapat dicapai hanya dua jam dari Kota Mataram.

Bukit Tunak kalau dari Mataram hanya ditempuh dengan melintasi dua kabupaten yakni Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Timur..
Selam perjalanan menuju pantai,  pemandangan persawahan yang menakjubkan, perkebunan yang hijau, sawah, sungai, rumah penduduk dan hutan yang lebat tidak akan membuat lelah badan. Ketika berjalan akan melewati Pantai Kuta di Lombok Tengah yang sangat bagus untuk melihat pemandangan matahari terbit dan melihat warna emas ketika matahari tenggelam.


Kendaraan yang Saya naiki membawa ke Bukit Tunak dengan cara yang sedikit lembut pada awal-awal perjalanan sampai sebelum hutan TWA Bukit Tunak, jalan sungguh enak untuk dilalui. Tetapi kalau sudah masuk ke jalan yang lebih kecil terutama di daerah pujut yang dari jalan utama belok kekanan kalau dari arah Mataram, sebagian besar jalan sempit dan berbatu. Teman Saya meyakinkan  bahwa itu adalah cara terbaik untuk menuju Bukit Tunak. Ini tentu yang paling menyenangkan.

Setelah sampai pantai, Saya tidak melihat banyak orang yang berada disini. Hanya sesekali saja orang lewat di pantai.  Mereka pikir kalau saya naik ke bukit mungkin Saya kelihatan seperti orang frustasi yang mau bunuh diri. Saya tidak akan menyalahkan  dan  membenarkan pikiran mereka. Betapa tidak, sesampai di sini, seolah ada dorongan yang memaksa saya untuk melihat ke setiap sudut pantai ini, melompat, jongkok, berdiri, dan lain sebagainya. Biarlah orang mengatakan apa tentang diri saya yang sedang akting di pantai, yang penting kamera  mampu menangkap bayangan diri saya sedang berdiri di salah satu tempat terindah ciptaan Allah SWT.



Pantai di Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Tunak

Melompat di Kawasan Pantai Bukit Tunak, Lombok

Hutan dari balik pantai Bukit Tunak yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) NTB

Salah satu pemandangan ketika akan menuju Bukit Tunak

Salah satu pemandangan di Bukit Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Salah satu pemandangan di TWA Gunung Tunak

Sabtu, 03 Desember 2016

Dilema Naik Pesawat Terbang dengan Tiket Murah

Pertumbuhan positif bisnis pesawat udara mengakibatkan berbagai efek terutama menjadikan tiket penerbangan menjadi murah. Perusahaan Lion Air merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan penerbangan murah. Apakah Lion Air mampu memberikan penerbangan yang bukan murahan? masih menjadi bahan diskusi. Di satu sisi menjadi pilihan masyarakat yang memiliki keuangan kecil, namun di sisi yang lain keterlambatan sering merugikan penumpang.

"Sekarang ini penerbangan sudah semakin murah", itulah kata teman satu kantor yang sudah lama bekerja di salah satu pulau di Indonesia Timur. Lanjutnya lagi "dulu satu bulan gaji mungkin hanya bisa untuk membeli tiket pesawat sekali jalan saja, sedangkan baliknya harus pikir lagi, sedangkan sekarang ini satu kali gaji pegawai negeri sipil (PNS) yang baru masuk saja, untuk membeli tiket pesawat masih ada sisa masih banyak". Itulah gambaran kira-kira harga tiket pesawat sekarang ini. Murahnya harga tiket pesawat salah satunya karena pasar yang tercipta sudah sempurna artinya sudah banyak pemain yang menawarkan jasa penerbangan kepada konsumen. Lihat saja, sekarang ini adalah perusahaan penerbangan seperti Lion Air yang menawarkan tiga jenis merk seperti Lion Air, Wings Air, dan Batik Air. Ketiga merk tersebut memiliki pasar sendiri. Untuk Lion Air memiliki segmen kelas ekonomi, Wings Air untuk melayani penerbangan perintis, dan Batik Air melayani penerbangan kelas bisnis.

Dalam mengembangkan bisnisnya, Lion Grup memiliki jaringan ter luas di Indonesia. Hampir setiap daerah yang sudah memiliki bandar udara di Indonesia sudah merasakan mendarat nya pesawat ini. Sehingga penumpang bebas memilih penerbangan yang di ingini. Mau daerah yang sudah maju atau daerah terpencil tidak jadi masalah. Jika tidak ada penerbangan langsung, penumpang dapat menggunakan penerbangan lanjutan atau transit. Kesimpulannya, pesawat yang digunakan oleh Lion Air memiliki saling hubung antara satu daerah dengan daerah yang lain. Jika ada satu pesawat yang terlambat saja, maka penerbangan selanjutnya juga akan ikut terlambat.

Sistem yang digunakan Lion Air Grup ini dalam melayani penumpang terutama dengan sistem transit selain memiliki keunggulan juga memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah sering terjadinya keterlambatan penumpang yang dapat merembet dari satu penerbangan ke penerbangan yang lain. Misalnya saja untuk pesawat Lion jurusan Jogja ke Lombok yang berangkat pukul 17.40 WIB, tidak otomatis pada jam tersebut pesawat langsung terbang dari Jogja ke Lombok, karena pesawat yang digunakan merupakan pesawat yang juga digunakan untuk penerbangan dari Batam menuju Jogja. Jadi kalau pesawat dari Batam ketika menuju Jogja terjadi keterlambatan otomatis penerbangan dari Jogja menuju Lombok juga akan terlambat.

Dari sini Saya ingin menyimpulkan bahwa perkembangan dunia penerbangan di Indonesia berkembang pesat dengan makin mudahnya mendapat tiket penerbangan dengan harga murah, akan tetapi belum mampu memberi ketenangan bagi penggunanya karena sering terjadi keterlambatan.



Pesawat Lion Air di Bandara

Gunung Agung dan Gunung Batur di Bali dilihat dari Pesawat Lion Air

Sabtu, 26 November 2016

Sepenggal Kisah Perjalanan dari Lombok Menuju Salatiga

Pada Tanggal 2 November, Saya melakukan perjalanan dari Lombok menuju Salatiga. Perjalanan tersebut Saya lakukan dalam rangka seminar. Tentunya banyak sekali kisah yang unik yang akan menarik untuk diceritakan. Tapi Saya tidak akan menceritakan semua itu, selain karena tidak ada waktu untuk menulis, nanti kalau Saya tulis semua akan semakin banyak orang yang tahu, padahal saya bukan publik figur atau tokoh politik dan lain sebagainya, dan akhirnya saya niatkan untuk dibuat rahasia saja terutama bagian-bagian yang tidak penting.

Kali ini tidak ada salahnya kalau yang saya tulis adalah sepenggal kisah perjalanannya saja, dalam-dalamnya biarlah menjadi rahasia dari saya.

Saya melakukan perjalanan dari Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebuah pulau kecil yang indah tentunya. Dalam keadaan masih pagi buta yaitu sekitar jam empat pagi Saya bangun tidur. Sebelumnya alarm di HP sudah saya set dulu jam 04.00. Setelah bangun, Saya bergegas mengambil remot untuk menyetel tv, kebetulan pada waktu itu acaranya adalah Liga Champion Eropa. selain suka dengan Liga Champion, saya menyetel tv agar tubuh tidak kaku karena ngantuk. Biasanya saya kalau bangunnya dipaksakan mata masih kriyip kriyip alias kepingin tidur lagi. Setelah waktu berjalan sekitar 10 menit saya baru menuju ke kamar mandi untuk persiapan.

Ibadah sholat subuh sudah dilakukan sekarang tinggal memantapkan persiapan yakni menata baju yang akan dibawa. Hanya dua baju yang saya bawa ketika itu yakni untuk acara seminar dan baju untuk cadangan jika kehujanan. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk persiapan tidak terlalu lama hanya sekitar 10 menit. Sekitar jam 06 pagi Saya bergegas untuk mandi pagi, untungnya waktu itu suhu tidak terlalu dingin jadi bisa menggunakan air dingin, setelah itu makan pagi. Ketika makan pagi, Saya menggunakan nasi sisa semalam. Walaupun sudah lama akan tetapi rasa nasi masih enak. Nah yang terpenting adalah ada lauk yang masih bisa dimakan. Untungnya masih ada gorengan ikan yang tidak terlalu masalah jika dimakan walaupun bibi menggoreng nya satu hari sebelumnya. Setelah perut kenyang saya tambah dengan membuat susu Entrasol agar badan lebih fit tentunya ditambah beberapa madu trigona biar tambah maknyos.

Urusan domestik selesai kemudian Saya memanggil Heri yang tinggalnya tidak jauh dari kamar saya untuk mengantar menuju Pool Damri. Dari mess menuju Damri membutuhkan waktu sekitar seperempat jam. Waktu itu saya diantar menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter. Ditengah perjalanan ternyata saya salah menggunakan jaket dimana jaket yang saya pakai terlalu tipis, yaitu jaket yang saya punya ketika mengikuti kursus bahasa inggris, dan saya harus rela kulit saya merasa menggigil karena waktu itu matahari belum muncul dan suhu belum banyak meningkat. Tepat pukul tujuh kurang 10 menit saya sampai di Pool Damri Mataram yang jaraknya kurang lebih lima kilo meter dari mess. Setelah membeli tiket di loket seharga dua puluh lima ribu Saya pun masuk kedalam bis yang sudah di parkir. Sambil menunggu bis Damri  berangkat pada pukul tujuh pagi Saya pun membuka handphone. Niat hati mau main internet ternyata paket internet sudah habis, ketika itu pula saya mendaftar paket internet yang nantinya juga dapat saya gunakan untuk kepentingan di jalan untuk mencari berbagai macam informasi.

Bus berjalan dan Saya pun duduk di bagian belakang, tak ada waktu terindah yang saya habiskan didalam bus kecuali dengan bermain HP. Sesekali saya menengok kearah jendela dimana yang terlihat adalah anak sekolah yang akan pergi ke sekolah, atau pekerja kantoran yang ingin segera untuk sampai kantor. Setelah lebih dari setengah jam menggunakan Damri, akhirnya saya sampai  tujuan yakni Bandara Internasional Lombok di Praya. Pada waktu itu keadaannya sudah ramai terutama dengan orang yang mengantar penumpang. Tak berselang lama saya bergegas menuju ke ruang check in di bandara untuk mendapat boarding pass. Saya pun mengeluarkan HP saya untuk menunjukan bukti tiket yang saya beli dari internet. Ternyata tiba-tiba oleh petugas di ruang tersebut, Saya disuruh menunggu sebentar di depan ruang check in untuk menunggu beberapa waktu karena ada kabar bahwa pesawat yang akan Saya gunakan delay dua jam. Hati saya pun langsung gundah gelisah, tapi Saya tetap berusaha untuk menenangkan diri. Hati Saya gelisah karena saya membeli tiket untuk penerbangan transit/tidak langsung yakni pertama Saya menuju Bandara Juanda di Surabaya dulu baru kemudian ganti pesawat lagi dari Surabaya menuju Semarang. Selang kurang lebih setengah jam menunggu, Saya akhirnya pun dipanggil oleh petugas untuk memperlihatkan tiket dan KTP dan boarding pass pun keluar. Saya menuju ruang tunggu pesawat dengan perasaan harap-harap cemas karena khawatir nanti kalau sampai Surabaya telat dan tidak dapat pesawat Surabaya -Semarang. Didalam ruang tunggu saya hanya memainkan HP dan mempelajari materi yang akan Saya presentasikan dalam seminar. Tepat sekitar satu jam menunggu, suara speaker terdengar sangat indah sekali, karena pesawat yang saya kira delay dua jam ternyata hanya satu jam saja. Saya pun bergegas menuju ke dalam pesawat Lion Air Boeng 737 900 ER, Saya ketika itu duduk di dekat dengan jendela sehingga ketika terbang Saya dapat melihat Gunung Rinjani yang indah. Pada waktu itu pun perasaan masih ragu tentang pesawat dari Surabaya menuju Semarang apakah sudah berangkat atau belum ternyata terjawab sudah. Setelah sampai di Surabaya, Saya turun dari pesawat dan langsung masuk kedalam terminal keberangkatan yang berada di Pintu 4, Saya tanya kepada petugas ternyata pesawat belum berangkat. Ketika itu hati Saya langsung tenang karena tidak harus membatalkan perjanjian dengan teman yang berada di Semarang untuk bertemu. Setelah menunggu kurang lebih satu jam di Bandara Juanda Surabaya, terdengar panggilan dari petugas yang mengatakan bahwa pesawat Wings Air akan diberangkatkan ke Semarang. Kaki kemudian menuju ke petugas yang mengecek boarding pass penumpang. Sambil menunggu antrian untuk masuk kedalam pesawat, ada petugas yang meminta boarding pass dengan KTP untuk di cek keduanya apakah sama atau tidak. Jika tidak sama antara boarding pass dengan KTP, petugas akan mencurigai bahwa kita mungkin orang yang berbahaya. Tetapi, petugas langsung memberi saya kesempatan untuk masuk ke dalam pesawat yang itu artinya adalah tidak terjadi masalah boarding pass dengan KTP. Pada waktu itu penumpang pesawat yang saya tumpangi tidak menggunakan garbarata atau alat penghubung/jembatan dari terminal ke pesawat. Ketika itu penumpang disuruh turun tangga untuk selanjutnya diantar menggunakan bus ke pesawat. Mungkin karena, pesawat yang kami gunakan berbadan kecil yaitu Wings Air dengan jenis pesawat ATR 72, yang tidak memungkinkan garbarata untuk digunakan.

Turun dari bus kemudian saya masuk pesawat, dan di pintu pesawat terdapat pramugari dengan muka yang tersenyum menyambut dengan ucapan "selamat datang di pesawat Wings Air", Saya pun membalas senyum kepada mbak pramugari tersebut. Pramugari Wings Air beda dengan pramugari Lion atau Batik Air. Perbedaan tersebut terlihat dari postur tinggi badan pramugari Wings Air lebih pendek ketimbang Lion Air. Dari style pakaian, pramugari Wings Air lebih casual/santai ketimbang Batik atau Lion. Dan masih banyak perbedaan-perbedaan yang lain yang tidak bisa ditulis didalam blog ini. Kalau ditulis lebih panjang nanti dianggap menjelekkan salah satu maskapai, ya walaupun mereka bertiga adalah satu perusahaan penerbangan.

Didalam pesawat Wings Air  Saya duduk di bangku nomor 2A yaitu posisi dekat dengan jendela. Menurut informasi yang saya dengar, penerbangan dari Surabaya menuju Semarang memakan waktu kurang lebih satu jam. Dalam waktu tersebut, agaknya Saya banyak menghabiskan waktu untuk tidur. Karena tiba-tiba setelah lepas landas, mata Saya terasa berat sekali dan mungkin saya tertidur setelahnya, karena tidak lama berselang, Saya melihat kearah luar jendela dan pesawat sudah terbang rendah lagi, yang artinya bahwa pesawat sudah mau turun. Dari atas terlihat sawah, sungai pun terlihat warna airnya, gunung nampak konturnya, serta kendaraan terlihat sedang melintas di jalan, itu artinya bahwa landing sudah dalam hitungan waktu yang tidak terlalu lama. Benar juga prasangka ku, setelah itu kru pesawat mengumumkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat, dan semua penumpang dianjurkan mempersiapkan diri untuk memasang sabuk keselamatan. Dari sini Saya yakin bahwa, Saya telah tidur untuk beberapa waktu.

Bagi saya, hal yang menegangkan dalam penerbangan adalah ketika pesawat take off (naik) dan landing (mendarat). Karena ketika itu biasanya pesawat posisinya tidak stabil, dan ketika landing atau take off biasanya saya banyak berdoa, biar pesawat tidak terjadi apa-apa. Selain itu bagi saya, ketika landing posisi pesawat akan terdapat goncangan, inilah yang membuat pikiran kadang was-was. Pun sama pada saat itu pendaratan tidak berjalan dengan mulus, ada sedikit goncangan. Tapi waktu itu goncangan tidak parah dan dapat diatasi oleh pilot. Dengan mendaratnya pesawat, suasana hati menjadi nyaman sekali dan plong. Setelah itu, Saya mengambil tas hitam dengan merek Polo Clasic di kabin pesawat. Tas yang saya bawa tidak terlalu berat, sekitar lima kilo saja. Jadi kalau perjalanan jauh tidak terlalu repot dengan hanya membawa barang bawaan yang ringan. Dalam beberapa tahun ini saya mulai mengatur barang bawaan agar mudah untuk dibawa. Barang bawaan saya masukan kedalam tas dan saya usahakan tidak berlebihan, karena kalau berlebihan akan banyak masalah seperti berat, atau barang dapat tercecer ketika akan mengemas ulang.

Turun dari pesawat, Saya langsung masuk kedalam ruang pengambilan bagasi. Saya tidak mengambil bagasi karena memang tidak membawa barang yang dimasukan kedalam bagasi, hanya membuka buka handphone untuk serching sejenak tentang Kota Semarang terutama transportasinya. Selain itu Saya membuka Whats app untuk mengabarkan kepada teman yang ada di Semarang bahwa Saya sudah sampai. Teman saya menyarankan untuk menggunakan taxi saja, Dengan mematuhi teman saya, Saya akhirnya mencari loket penjualan karcis taxi. Tujuan saya adalah ke Kantor Taman Nasional Karimun Jawa, petugas loket mengatakan bahwa saya harus membayar uang sejumlah 94.000 rupiah. Sembari menuju ke terminal taxi saya memperhatikan sekeliling saya, siapa tahu ada yang saya kenal. Ternyata setelah saya check betul tidak ada orang yang saya kenal, mungkin Saya terlalu ge er kaya orang yang terkenal saja, dan akhirnya setelah mengantri sekitar lima menit, saya kebagian taxi yang dikemudikan oleh bapak paruh baya. Ketika awal masuk, saya diminta untuk menunjukan bukti pembelian tiket taxi. Kelihatannya bapak tersebut agak kurang senang setelah membaca tujuan saya, hal tersebut dapat saya rasakan karena rute yang akan saya tuju terlalu jauh dan dikhawatirkan akan terjadi macet, kata bapak supir taxi tersebut. Saya sebetulnya tidak terlalu senang dengan bapak supir taxi tersebut karena banyak mengeluh inilah itu lah, saya sebagai penumpang jadi tidak nyaman. Ya udahlah saya terima saja, karena saya memang tidak bisa memilih supir taxi mana yang akan mengantarkan saya. Saya anggap sebagai ujian saja untuk melatih kesabaran saya. 

Dengan sedikit bingung karena supir tidak tahu lokasi yang dituju yaitu Kantor Taman Nasional Karimun Jawa, Saya keluar untuk menanyakan kepada seseorang yang berada di Jalan Waluyo, dan dengan informasi tersebut akhirnya titik terang ditemukan dan perlahan taxi menuju tempat tersebut. Ketika turun saya disambut oleh seorang satpam yang ingin menanyakan keperluan saya datang. Dengan tegas Saya katakan bawa Saya ingin bertemu Mas Agus Roma Purnomo yaitu teman ketika EAP di Bogor. Kemudian tanpa lama, teman yang saya maksud muncul, lalu Saya diajak untuk sholat dan kemudian diajak ke ruang perpustakaan untuk ngobrol dan dibuatkan es teh. Selang beberapa lama, Saya diajak untuk makan di sebuah tempat makan yang tidak jauh dari situ, tempatnya berupa lesehan dan disampingnya ada kolam, yang sepertinya memang konsep dari lesehan tersebut yakni lesehan pemancingan. Menu yang dihidangkan pun lumayan enak yaitu ikan gurami, oseng kangkung, tempe mendoan dan sambel. Minumannya adalah jus alpukat serta air mineral. Setelah kenyang Saya pun merasa mengantuk, akan tetapi saya usahakan untuk tetap tegar karena sebentar lagi saya akan menuju ke Salatiga. Setelah selesai dan jreng jreng jreng .... Saya di traktir mas Agus, selanjutnya, Saya diantar mas Agus menuju pool taxi yang berada di SPBU, ternyata taxi nya ada tetapi supir nya tidak ada. Setelah itu, kami mencari taxi di daerah Universitas Muhammadiyah Semarang, dan disana ada taxi dan supirnya. Setelah itu Saya berpamitan kepada teman saya tersebut untuk pergi ke Salatiga.

Saya bersama pak supir taxi menuju daerah yang bernama Gang Nangka untuk menyetop bus jurusan Semarang- Solo. Setelah turun ternyata sudah ada bus yang sedang ngetem untuk menunggu penumpang, tanpa pikir panjang Saya pun langsung naik kedalam bus tersebut. Perjalanan dari Semarang menuju Salatiga membutuhkan waktu kurang lebih satu jam perjalanan. Ketika sampai di Salatiga, Saya sudah menghubungi saudara dari teman kantor yang juga berasal dari Salatiga. Saya dianjurkan untuk turun di Pasar Sapi, yakni sebuah perempatan yang katanya dulu merupakan bekas pasar sapi. Di situ Saya kemudian menghubungi saudara dari teman Saya yang bernama Mas Eko, Saya kemudian diantar untuk mencari hotel, dan menginaplah Saya di Hotel Beringin. Saya mendapat harga promo ketika menginap di hotel tersebut, yang awalnya harga satu kamar untuk satu malam sekitar tujuh ratus ribu menjadi hanya dua ratus lima puluh ribu, padahal tempatnya lumayan bagus dan memuaskan lah pokoknya.

Pada malam harinya Saya berusaha keluar hotel untuk menikmati  Kota Salatiga. Saya keluar selain karena ingin mencari suasana malam di Kota Salatiga Saya juga ingin mencari makanan khas kota ini. Ternyata kotanya bersuhu dingin dimalam hari, butuh yang hangat-hangat nih biar suasana tambah rame. Disepanjang jalan banyak ditemui pedagang yang menjajakan ronde, roti bakar, sate, pecel lele. Dari pada pulang tidak dengan perut kenyang, Saya memutuskan untuk membeli wedang ronde dan roti bakar. Tidak tahu kenapa pada malam itu rasanya tidak kepingin makan besar, ternyata kenyang karena makan besar di Semarang masih terasa hingga di Salatiga. 

Keseokan paginya Saya mempersiapkan diri untuk menghadiri acara yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana tepat waktu. Sekitar pukul tujuh pagi Saya menuju lobbi hotel  menemui petugas hotel disana untuk check out,  urusan administrasi di hotel selesai saatnya mencari makan pagi. Tidak jauh dari pintu keluar hotel, mata Saya melihat orang yang berjualan diatas mobil. Dengan perasan gembira saya menghampiri pedagang tersebut untuk membeli. Penjual tersebut adalah sepasang suami istri,ketika baru sampai di sana saya di tanya sang suami "mau makan apa mas" saya langsung mejawah "pecel", langsung sang istri menyiapkan saya seporsi pecel dengan lauk telur. Setelah itu saya ditanya lagi oleh suami itu "minumnya apa" langsung saya menjawab " teh anget pak", saya sembari menuju tempat duduk yang berada di emperan toko, lelaki sekitar umur 40 tahun tersebut menyiapkan teh anget yang saya minta. Pecel yang saya pesan datangnya belakangan, teh lebih cepat datang beberapa menit sebelum pecel siap. 

Makan pecel pun selesai, Saya menuju jalur angkot nomor lima yang berada di perempatan tidak jauh dari tempat makan pecel tadi. Saya berdiri menunggu angkot sekitar lima sampai sepuluh menit, rupanya saya sudah. Angkot berjalan kurang lebih sepuluh menit,setelah sampai Bank BRI kemudian Saya berganti ke angkot nomor dua. Angkot nomor dua langsung lewat didepan kampus dan saya berhenti di depan Fak. Ekonomi. Dari situ Saya masuk kedalam ruangan yang digunakan untuk pembukaan. Pada awalnya masih sepi orang, tapi kelamaan peserta pada datang. Perlu diketahui bahwa peserta berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Saya merupakan satu-satunya perwakilan lembaga non perguruan tinggi. Peserta yang datang adalah dosen, mahasiswa, dan peneliti. Struktur acara adalah pembukaan dan sambutan-sambutan, istirahat, presentasi, dan terakhir adalah penutup dan pembagian hadiah.

Pada acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 pemakalah. Setiap peserta akan mempresentasikan makalahnya dan tanya jawab dengan waktu sekitar setengah jam. Ketika itu Saya mempresentasikan dalam waktu yang relatif singkat sekitar sepuluh menit dan sesi tanya jawab sekitar lima menit, jadi ketika saya presentasi masih ada waktu yang tersisa. Setiap peserta yang hadir di ijinkan untuk bertanya kepada pemakalah tentang makalah yang dipresentasikan. Semua peserta aktif bertanya, tapi saya aktif untuk mengamati peserta yang hadir alias yang paling pasif. 

Presentasi selesai dilakukan, peserta ada yang melakukan makan-makan, istirahat, dan sholat. Yang saya apresiasi disini adalah panitia mempersiapkan ruangan untuk sholat. UKSW adalah universitas kristen, tapi disini mereka begitu menghargai yang beragama Islam dengan menyediakan tempat untuk sholat. 

Acara ditutup dengan pemberian hadiah, dari lima puluh makalah tersebut, Alhamdulillah, makalah yang Saya bawakan mendapat penghargaan..

Sebagai pentutup, Acara selesai sekitar jam lima sore, dan Saya pulang ke Kebumen dulu lewat Solo.

to be continued........


Ruang check in Bandara Internasional Lombok (BIL)

Pesawat Wings Air di Bandara Juanda Surabaya

Tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang

Penjual wedang ronde di Salatiga, Jawa Tengah

Kota Salatiga di malam hari

Kota Salatiga dekat UKSW

Pertigaan di Salatiga
Pembukaan seminar


UKSW

Peserta seminar melakukan sholat

Dapat penghargaan

Makan Bersama di Lombok Namanya Begibung

     Halo, teman-teman! Kali ini saya mau berbagi pengalaman saya yang pernah mendapat undangan makan dari teman dalam rangka maulid nabi. A...

Populer, Sist/Broo